Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Hewan Kurban, Termasuk Cek Mata dan Geraknya

Untuk memilih hewan kurban jelang Idul Adha ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Mulai dari usia, mata hingga gerakan kambing atau sapi.

oleh Tim Health diperbarui 10 Jun 2024, 19:00 WIB
Kriteria yang harus dipenuhi saat memilih hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Jelang Hari Raya Idul Adha, salah satu hal yang penting dilakukan umat muslim adalah memilih hewan kurban. Untuk memilih hewan kurban ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.

"Syarat utama memilih hewan kurban adalah sehat, gemuk, tidak cacat fisik, dan telah cukup umur," kata pakar peternakan Universitas Jember (Unej) Dr Nur Widodo.

"Jika tidak memenuhi persyaratan itu maka tidak dibenarkan ternak itu menjadi hewan kurban," katanya Nur Widodo.

Lalu, pastikan saksama ketika melihat mata dan gerakan sapi atau kambing. "Memilih hewan kurban harus sehat dan gemuk. Ternak yang sehat biasanya dilihat dari matanya yang bersinar tidak sayu dan gerakannya aktif," tuturnya.

Lebih lanjut, hewan ternak untuk kurban sebaiknya dipilih ternak jantan. Apabila terpaksa betina maka harus benar-benar dipastikan sapi atau kambing tersebut tidak dalam keadaan bunting.

Perhatikan Usia Hewan Kurban

Usia hewan kurban juga perlu diperhatikan. Untuk sapi minimal sudah berumur dua tahun.

"Usia ternak sapi yang layak digunakan sebagai ternak kurban minimal umur dua tahun. Memperkirakan umur sapi yang paling mudah dapat dilakukan dengan melihat struktur gigi serinya," ucap dosen peternakan yang mengajar di Unej Kampus Bondowoso itu mengutip Antara.

Apabila masih ada gigi susu dan belum ada yang ganti (poel) maka bisa dipastikan sapi tersebut masih memiliki umur di bawah 2 tahun. Itu artinya belum layak dijadikan sebagai hewan kurban.

 


Memilih Sapi yang Berdaging banyak

Sapi-sapi kurban tersebut dibanderol mulai dari Rp18 juta hingga Rp40 juta per ekor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nur Widodo memberikan tips memiliki daging yang banyak. Untuk memperkirakan banyaknya daging pada ternak harus dilihat dari sisi depan, samping, dan belakang ternak, dengan memperhatikan tinggi dan panjang ternak.

"Fokus mengamati ternak pada bagian paha belakang, pinggul, paha kaki depan, dan punggung. Banyak sedikitnya daging itu yang pertama bisa dilihat dari pinggul dan bagian paha belakang, yang kedua dari punggung dan paha kaki depan," tuturnya.

Selain itu, juga perlu diperhatikan tulang pinggul, punggung, dan rusuk jika tulang-tulang tersebut tidak terlihat maka bisa dikatakan sapi tersebut gemuk dan memiliki banyak daging.

"Jangan terkecoh dengan besar perut sapi dengan melihat hanya dari sisi depan dan samping ternak saja. Memilih sapi yang baik itu selain melihat juga dapat dilakukan dengan meraba pada bagian paha, pinggul, punggung, dan paha kaki depan untuk memastikan pada bagian-bagian tersebut," ujarnya.

 


Hewan Ternak Sakit Tidak Boleh Jadi Hewan Kurban

Ilustrasi hewan kurban di Banyuwangi (Istimewa)

Nur Widodo mengatakan ternak yang sedang dalam keadaan sakit tidak boleh menjadi hewan kurban. Hal ini ia sampaikan mengingat yang akhir-akhir ini banyak menyerang yakni Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy skin disease (LSD).

"Terkait beredarnya kasus PMK dan LSD akhir-akhir ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya jadi masyarakat tidak perlu terlalu khawatir," ucap Nur yang juga Ketua Takmir Masjid Al-Ayman Unej Kampus 2 Bondowoso itu.

Pemerintah juga telah menyalurkan program vaksin untuk PMK dan LSD. Juga ada pos pengawasan lalu lintas ternak di setiap perbatasan wilayah yang mengawasi perpindahan atau peredaran ternak dengan mengecek kesehatan ternak dan dokumennya, apakah ternak tersebut itu sudah divaksin dan ada surat keterangan kesehatan dari dokter hewan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya