Cerita Mbah Moen yang Kakeknya Thawaf Bersama Para Malaikat saat Musim Haji

Mbah Moen pernah menceritakan kakeknya thawaf bersama para malaikat. Itu terjadi saat ia masih muda ikut ibadah haji bersamanya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 12 Jun 2024, 08:30 WIB
KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen (Foto: nu.or.id).

Liputan6.com, Jakarta - KH Maimoen Zubair adalah ulama kharismatik yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah. Semasa hidupnya, Mbah Moen -sapaannya- aktif sebagai pengasuh di Pesantren Al-Anwar, Sarang.

Mbah Moen memiliki banyak murid yang tersebar di berbagai daerah, khususnya Jawa. Salah satu murid kesayangannya adalah KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha.

Mbah Moen bukanlah sekadar ulama yang kharismatik yang dihormati. Ia diyakini memiliki sejumlah karomah. Bahkan, setelah empat tahun dikebumikan di Ma’la, jasadnya masih utuh.

Kewalian Mbah Moen tidak terlepas dari pengaruh leluhurnya. Sang kakek dari jalur ibu, KH Ahmad bin Syu'aib adalah seorang kiai yang dikenal pencinta ilmu dan dermawan.

Mbah Moen pernah menceritakan kakeknya thawaf bersama para malaikat. Itu terjadi saat ia masih muda ikut ibadah haji bersamanya. Seperti apa kisahnya? Simak selengkapnya di halaman berikut.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Malaikat Akan Menggenapkan Jika Ka’bah Dikelilingi Kurang 600 Ribu Jemaha

Ilustrasi haji, Ka'bah, Islami, muslim. (Photo by Ömer F. Arslan on Unsplash)

Kisah Mbah Moen menceritakan KH Ahmad Syu’aib yang thawaf bersama malaikat ini diceritakan oleh putranya, Gus Taj Yasin Maimoen. Ia membagikan kisah tersebut melalui laman Facebook-nya beberapa waktu lalu.

Dikisahkan, suatu hari Mbah Moen membaca kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali. Sampailah beliau pada redaksi berikut.

 قال صلى الله عليه وسلم: إن الله عز وجل قد وعد هذا البيت أن يحجه كل سنة ستمائة ألف، فإن نقصوا أكملهم الله عز وجل من الملائكة 

Dalam redaksi ini, Mbah Moen menjelaskan bahwa Allah SWT telah berjanji kepada Ka'bah bahwa setiap tahunnya akan dikelilingi orang berhaji sebanyak 600 ribu jemaah.

Bila kurang dari jumlah tersebut, Allah akan menggenapkan kekurangan tersebut dengan Rijalul Ghaib atau Malaikat. Bila lebih dari jumlah itu, maka Allah akan melakukan sesuai dengan kehendak-Nya.  

"Nek luwih, Akeh sing mati". (Bila lebih dari jumlah itu, maka banyak yang mati)," kata Mbah Moen mengutip dawuh Mbah Ahmad bin Syu'aib, kakeknya, dinukil dari NU Online, Selasa (11/6/2024).


Kakek Mbah Moen yang Thawaf Bersama Malaikat

Ilustrasi ibadah haji, umrah, muslim, Ka'bah. (Photo by ekrem osmanoglu on Unsplash)

Peristiwa haji dengan jemaah kurang dari 600 ribu pernah dialami langsung oleh Mbah Moen pada 1950 saat beliau berhaji pada umur 23 tahun. Kala itu, Mbah Maimoen berhaji bersama KH Ahmad bin Syu'aib. 

Pada waktu itu Mbah Ahmad bin Syu'aib tiap malam selalu melakukan thawaf dan beliau mendapati banyak Rijalul Ghaib ikut thawaf.

"Dan bila orang yang haji kali ini kurang dari enam ratus ribu, maka akan banyak Rijalul Ghaib yang turun untuk berhaji, wali-wali Allah akan banyak terlihat," kata Gus Taj Yasin.

Selain sebagai fardu ‘ain bagi setiap orang yang mampu dan belum berhaji, ibadah haji juga merupakan ibadah fardu kifayah bagi seluruh orang Islam di penjuru dunia. 

"Bila sudah ada satu orang saja di dunia ini yang melakukan haji, maka fardu kifayah tersebut telah gugur dari seluruh orang di dunia," jelasnya.

Kasus seperti itu pernah terjadi saat pandemi Covid-19. Ketika ibadah haji untuk jemaah negara lain dibatasi, muslim tidak berdosa karena masih ada yang melaksanakan ibadah haji, meski dengan jumlah yang sangat dibatasi.

Wallahu a’lam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya