Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) menemukan bahwa bulan menjauh dari bumi sekitar 3,8 cm per tahun. Dikutip dari Live Science pada Selasa (11/06/2024), penemuan tersebut didapatkan dari bantuan panel reflektif yang ditempatkan NASA di Bulan selama misi Apollo.
Selama lebih dari 50 tahun, para peneliti menembakkan sinar laser dari bumi ke cermin-cermin yang ada di Bulan. Mereka juga mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi gelombang pantulan.
Pemanfaatan kecepatan cahaya dari bulan ke bumi ini yang mendasari kesimpulan tersebut. Bulan menjauh dari bumi karena efek gravitasi yang ditimbulkan oleh masing-masing benda langit tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Melansir laman NASA pada Selasa (11/06/2024) tarikan gravitasi bulan memaksa lautan di Bumi menggembung ke arahnya. Fenomena ini mengakibatkan pasang surut Bulan.
Gravitasi bumi juga menyebabkan efek pasang surut serupa di Bulan. Hal ini membuat satelit alami dari bumi tersebut berbentuk seperti bola.
Sementara itu, pasang surut bulan menimbulkan gesekan pada permukaan bumi. Ahli astrofisika di University of California, Santa Cruz, Amerika Serikat mengatakan, tarik-menarik bumi dan bulan membuat rotasi bumi semakin lambat.
Saat Bulan menjauh, bumi diibaratkan seperti skater berputar yang melambat. Kesimpulan ilmuwan tersebut didapatkan melalui pendekatan ilmu astrokronologi.
Metode ini menghubungkan teori astronomi dengan observasi geologi. Selain itu, para peneliti juga menyimpulkan bahwa bulan pernah berada dalam jarak yang sangat dekat dengan bumi.
Jarak yang dekat antara kedua benda langit tersebut membuat interaksi gravitasi bumi merusak bulan.
Dampak Bulan Menjauh
Dikutip dari laman Space pada Selasa (11/06/2024), jika bulan menjauh dari bumi, waktu siang dan malam akan menjadi lebih panjang. Hal ini lantaran bulan memengaruhi kecepatan rotasi bumi pada porosnya.
Semakin jauh jarak antara keduanya, semakin lambat rotasi bumi pada sumbunya. Hal tersebut sudah diteliti oleh para ilmuwan menggunakan metode statistik baru.
Para ilmuwan mengintip masa lalu geologi bumi dan melakukan rekonstruksi sejarah. Penelitian tersebut mengungkap bahwa 1,4 miliar tahun yang lalu, bulan dan bumi berjarak lebih dekat.
Akibatnya, planet kita ini berputar lebih cepat. Waktu 1 hari hanya berlangsung selama 18 jam.
Apabila bulan semakin menjauh dari bumi, maka waktu siang dan malam akan menjadi lebih panjang. Jika saat ini 1 hari terdiri dari 24 jam, tak menutup kemungkinan waktu 1 hari di masa depan menjadi 25 jam atau lebih, seiring menjauhnya bulan dari planet induknya.
Tak hanya itu, jika bulan benar-benar menjauh dari bumi secara signifikan. Kemiringan bumi akan menjadi tidak stabil.
Tanpa gaya gravitasi bulan, kemiringan bumi akan menjadi tidak stabil dan berubah drastis. Mungkin saja bumi bisa miring lebih dari 45 derajat tanpa bulan.
Tanpa bulan, pengaruh gravitasi dari benda-benda langit lain, seperti Matahari dan planet-planet lain. Hal ini akan menyebabkan kemiringan bumi berfluktuasi secara liar.
Fluktuasi ini dapat berkisar antara 22,1 derajat hingga 85 derajat. Meskipun saling menjauh, peneliti memastikan bahwa bulan tidak akan meninggalkan bumi, begitu juga sebaliknya.
(Tifani)
Advertisement