Kapal Migran Tenggelam di Lepas Pantai Yaman, 49 Orang Tewas dan 140 Hilang

Tujuh puluh satu orang telah diselamatkan dan pencarian masih berlangsung.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Jun 2024, 07:01 WIB
Ilustrasi kapal tenggelam (Dok. AFP Photo)

Liputan6.com, Sanaa - Sebuah kapal yang membawa migran tenggelam di lepas pantai Yaman, menewaskan sedikitnya 49 orang dan menyebabkan 140 lainnya hilang. Demikian disampaikan badan PBB pada Selasa (11/6/2024).

"Kapal itu membawa sekitar 260 warga Somalia dan Ethiopia dari pantai utara Somalia dalam perjalanan sejauh 320 kilometer melintasi Teluk Aden ketika tenggelam pada Senin di lepas pantai selatan Yaman," kata Organisasi Migrasi Internasional (IOM), seperti dilansir kantor berita AP, Rabu (12/6).

IOM mencatat bahwa 31 wanita dan enam anak-anak termasuk di antara korban tewas.

Yaman adalah jalur utama bagi para migran dari Afrika Timur dan Tanduk Afrika yang berusaha mencapai negara-negara Teluk untuk mencari pekerjaan. Laporan IOM bulan lalu menyebutkan, meskipun terjadi perang saudara selama hampir satu dekade di Yaman, jumlah migran yang datang ke negara itu meningkat tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, dari sekitar 27.000 pada tahun 2021 menjadi lebih dari 90.000 pada tahun lalu.

"Sekitar 380.000 migran saat ini berada di Yaman," sebut IOM.


Perjalanan Penuh Bahaya

Angkatan Laut (AL) Italia merilis gambar sebuah perahu yang berisi para migran terbalik di lepas pantai Libya, Rabu (25/5). Tujuh orang tewas tenggelam, sementara 500 orang lainnya berhasil diselamatkan dalam insiden tersebut (STR/AFP MARINA MILITARE/AFP)

Untuk mencapai Yaman, para migran diangkut oleh penyelundup dengan kapal yang berbahaya dan penuh sesak melintasi Laut Merah atau Teluk Aden.

Pada bulan April, setidaknya 62 orang tewas dalam tragedi dua kapal karam di lepas pantai Djibouti ketika mereka mencoba mencapai Yaman. IOM mengatakan sedikitnya 1.860 orang tewas atau hilang di sepanjang rute tersebut, termasuk 480 orang tenggelam.

"Tenggelamnya kapal migran terbaru pada hari Senin adalah pengingat akan kebutuhan mendesak untuk bekerja sama mengatasi tantangan migrasi yang mendesak dan memastikan keselamatan dan keamanan para migran di sepanjang jalur migrasi," kata juru bicara IOM Mohammedali Abunajela.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya