Liputan6.com, Desa Jouya - Konflik Israel dan Lebanon masih memanas. Terkini, serangan tentara Israel menewaskan salah satu pemimpin Hizbullah.
"Serangan Israel di Desa Jouya di Lebanon selatan telah menewaskan seorang komandan lapangan senior Hizbullah dan tiga anggota kelompok bersenjata Lebanon," kata tiga sumber keamanan seperti dikutip dari Australian Associated Press, Rabu (12/6/2024).
Advertisement
Hizbullah mengkonfirmasi kematian komandan tersebut pada Selasa (11/6) malam, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia adalah Taleb Abdallah, yang juga dikenal sebagai Abu Taleb.
Abu Taleb adalah anggota paling senior kelompok itu yang tewas dalam delapan bulan baku tembak antara Israel dan Hizbullah, kata sumber keamanan kepada Reuters. Dia diidentifikasi oleh sumber-sumber tersebut sebagai komandan kelompok tersebut untuk wilayah tengah jalur perbatasan selatan.
Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pihak militer Israel.
Sumber keamanan mengatakan keempat anggota Hizbullah kemungkinan menjadi sasaran dalam pertemuan tersebut.
Sumber tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa komandan tersebut adalah senior Wissam Tawil, seorang komandan tingkat tinggi Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel pada bulan Januari.
Sekitar 300 pejuang Hizbullah, termasuk komandan dan agen dengan tanggung jawab utama, telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon sejak Oktober, ketika perang Gaza pecah.
Militer Israel mengatakan mereka telah membunuh lebih dari 320 anggota Hizbullah, termasuk setidaknya 100 orang yang menjadi target setelah operasi lapangan mengumpulkan “informasi intelijen berkualitas tinggi” mengenai mereka.
Serangan Udara Israel dengan Fosfor Putih ke Lebanon Tewaskan 2 Orang dan Picu Kebakaran Hutan
Melansir VOA Indonesia, Minggu (9/6/2024), diketahui bahwa media pemerintah melaporkan serangan Israel pada Sabtu (8/6) menewaskan dua orang dan memicu kebakaran hutan di Lebanon selatan. Kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran mengumumkan kematian satu pejuang.
Hizbullah, sekutu Hamas, hampir setiap hari saling baku tembak dengan pasukan Israel dalam delapan bulan sejak perang Gaza dimulai, yang dipicu oleh serangan kelompok militan Palestina pada 7 Oktober.
Bentrokan mematikan semakin intensif dalam beberapa pekan terakhir, hingga menyebabkan banyak titik kebakaran hutan di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.
Kantor Berita Nasional resmi Lebanon (National News Agency/NNA) mengatakan pada Sabtu (8/6) bahwa “sebuah pesawat tak berawak Israel melakukan serangan udara dengan dua peluru kendali. Serangan itu menarget sebuah kafe di Aitarun dan membunuh pemilik kafe, Ali Khalil Hamad, 37, dan seorang pemuda bernama Mustafa A. .Issa."
Badan tersebut juga melaporkan adanya "serangan udara hebat" di desa perbatasan Khiam.
Tak lama setelah itu, Hizbullah mengatakan pihaknya meluncurkan roket Katyusha ke sebuah kota di seberang perbatasan "sebagai tanggapan terhadap serangan musuh Israel terhadap desa-desa di selatan dan rumah-rumah persembunyian, dan menargetkan warga sipil, terutama di Aitarun di mana dua orang terbunuh."
Gerakan Muslim Syiah itu kemudian mengumumkan bahwa salah satu kombatannya tewas akibat tembakan Israel. Pihaknya mengidentifikasi korban sebagai Radwan A. Issa, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “salah satu pesawatnya menyerang teroris Hizbullah di wilayah Aitarun,” dan menambahkan bahwa mereka juga menyerang sasaran di wilayah Khiam.
“Artileri Israel hari ini (Sabtu 8 Juni) membombardir pinggiran Kota Alma al-Shaab dengan peluru fosfor pembakar, menyebabkan kebakaran di hutan yang menyebar ke sekitar beberapa rumah,” NNA melaporkan pada Sabtu pagi.
Pihak berwenang Lebanon dan beberapa kelompok hak asasi internasional menuduh Israel menggunakan peluru fosfor putih dalam serangannya terhadap tetangganya di utara.
Fosfor putih adalah zat yang terbakar jika terkena oksigen dan dapat digunakan sebagai senjata pembakar.
Penggunaannya sebagai senjata kimia dilarang berdasarkan hukum internasional, tetapi diperbolehkan untuk menerangi medan perang dan dapat digunakan sebagai tabir asap.
Kekerasan di perbatasan selama lebih dari delapan bulan, yang dimulai pada 8 Oktober, telah menewaskan 458 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang, tetapi termasuk sekitar 90 warga sipil, menurut penghitungan Agence France-Presse (AFP).
Menurut informasi tentara, di sisi perbatasan Israel, setidaknya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas.
Advertisement
Hizbullah Lebanon Serang Pusat Komando Pengintaian Militer Israel, 14 Tentara Terluka
Sebelumnya, tentara Israel mengatakan 14 anggotanya terluka pada Rabu 17 April 2024, setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal yang diklaim oleh kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran menghantam sebuah desa di Israel utara.
"Akibat serangan itu, enam tentara terluka parah, dua luka sedang, dan enam lainnya luka ringan," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP, Kamis (16/4/2024).
Laporan Arab News menyebut Hizbullah yang didukung Iran pada hari Rabu (17/4) meluncurkan "serangan gabungan dengan peluru kendali dan drone peledak terhadap pusat komando pengintaian militer di Arab Al-Aramshe," ketika mereka menargetkan tentara Israel di selatan perbatasan dengan Lebanon.
Kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas operasi tersebut, dengan mengatakan bahwa "operasi tersebut merupakan respons terhadap terbunuhnya beberapa pejuang perlawanan di Ain Baal dan Shehabiya di Lebanon selatan."
Media Israel mengumumkan bahwa "pesawat tak berawak kamikaze menyerang pertemuan tentara Israel di Arab Al-Aramshe, Galilea barat, mengakibatkan setidaknya enam korban jiwa."
Mereka menambahkan: "Sebuah helikopter tentara Israel terkena serangan saat menyelamatkan korban luka di Arab Al-Aramshe."
Galilee Medical Center di Nahariya mengatakan telah menerima 14 orang yang terluka.