ISPA dan Pneumonia Jadi Penyebab Kematian di Kalangan Jemaah Haji, Begini 7 Tips Mencegahnya

Jangan Abaikan 7 Hal Ini, Begini Cara Cegah ISPA dan Pneumonia Saat Ibadah Haji agar Pulang ke Indonesia Dalam Keadaan Sehat

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Jun 2024, 14:00 WIB
Cegah ISPA dan Pneumonia Saat Ibadah Haji 2024, Perhatikan 7 Hal Ini (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023).

Liputan6.com, Jakarta - Para jemaah Haji 2024 mulai memasuki puncak rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Selama rangkaian ibadah haji, banyak jemaah yang dilaporkan mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Pneumonia.

"Memang dari tahun ke tahun ISPA selalu menjadi penyebab penyakit yang utama dan Pneumonia menjadi penyebab kematian penting," kata Ketua Tim Pengawasan dan Pengendalian (WasDal) Kesehatan Haji tahun 2014, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com Rabu, 12 Juni 2024.

Bukan tanpa alasan, Tjandra mengatakan setidaknya ada empat faktor risiko terjadinya ISPA di kalangan jemaah Haji 2024, yaitu:

  • Banyak kerumunan orang yang memudahkan penularan.
  • Udara panas dan kering.
  • Adanya polusi/debu.
  • Daya tahan tubuh jamaah yang mungkin terganggu karena kelelahan aktivitas dan juga perubahan suasana.

Guna mencegah terjadinya ISPA dan Pneumonia, ada setidaknya tujuh hal yang dapat dilakukan jamaah haji 2024, di antaranya:

  • Vaksinasi influenza dan bila perlu pneumonia sebelum berangkat, tapi jika sekarang sudah di Saudi maka tentu bukan vaksinasi bentuk pencegahan utamanya.
  • Gunakan masker untuk mencegah kemungkinan penularan penyakit, polusi, debu dan lain-lain yang dapat jadi faktor risiko untuk terkena infeksi saluran napas.
  • Minum air yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan juga menjaga kelembapan tubuh.

Penyakit ISPA Disebabkan Oleh Apa?

Cegah ISPA dan Pneumonia Saat Ibadah Haji 2024, Perhatikan 7 Hal Ini

Bila ada penyakit kronik, Tjandra menekankan perlunya mengonsumsi obat secara teratur sesuai yang dianjurkan. Karena perburukan penyakit kronik akan lebih mudah memicu terjadinya ISPA.

Penerapan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) perlu terus dijaga, karena akan mempengaruhi daya tahan tubuh untuk menghadapi kemungkinan ISPA.

Tjandra, mengatakan, kalau sudah mulai ada keluhan batuk, panas dan gangguan pernapasan lainnya maka segera berkonsultasi ke dokter kloter atau sektor terdekat.

Bila ada perburukan keluhan maka segera berobat ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau RS pemerintah Arab Saudi.

Bila sudah dalam keadaan rawat inap di KKHI atau RS Arab Saudi maka perlu mengikuti semua anjuran dan rekomendasi petugas kesehatan.

"Memang mungkin akan terasa berat karena ingin segera beribadah di masjid dan atau kumpul lagi bersama keluarga atau kloter (apalagi kalau ada barier sosial/bahasa/makanan dll kalau dirawat di RS Arab Saudi), tapi kalau memang sudah pneumonia dan dirawat di KKHI/RS maka ikutilah sepenuhnya anjuran petugas kesehatan yang merawat," ujarnya.


Tatalaksana ISPA, Bagaimana Cara Menanggulangi ISPA?

Tjandra juga menjelaskan ada lima prinsip tatalaksana ISPA dan pneumonia oleh klinik atau RS yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan, yaitu:

  • Untuk ISPA akan diberikan peningkatan daya tahan tubuh, mungkin infus atau asupan gizi yang cukup.
  • Akan diberikan juga obat simtomatik, seperti antipiretik, mukolitik dan ekspektoran.
  • ISPA ringan belum tentu perlu diberikan antibiotika atau antivirus, tergantung analisa klinik yang dilakukan.
  • Untuk ISPA berat dan pneumonia maka pemberian antibiotika atau antivirus tentu sebaiknya dilakukan berdasar pola kuman pada pasiennya, walaupun dapat juga diberikan berdasar data empirik.
  • Bila keadaan pneumonia semakin berat maka ditangani sesuai prosedur penanganan gagal napas, termasuk mungkin bila diperlukan penanganan di ICU dengan ventilator dan lain-lain.

Tips Haji Sehat bagi Jemaah dan Petugas

Senada dengan Tjandra, dokter sekaligus mantan petugas kesehatan haji, Dicky Budiman, membagikan panduan komprehensif bagi para jemaah haji untuk menjaga kesehatan.

Tak hanya jemaah, panduan ini juga bisa diikuti oleh petugas haji guna mencegah penyakit selama puncak ibadah haji. Terutama ketika kondisi cuaca yang sangat panas tahun ini dan risiko terkait kepadatan manusia serta kelelahan.

1. Konsultasi Medis Sebelum Berangkat

Pastikan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum berangkat. Bawa obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan resep dokter, terutama bagi jemaah haji dengan penyakit kronis.

2. Hidrasi yang Cukup Selama di Tanah Suci

Minum air putih secara teratur, minimal dua hingga tiga liter per hari. Hindari minuman berkafein dan bersoda yang dapat menyebabkan dehidrasi.

"Bawa botol air sendiri dan isi ulang secara teratur dari sumber air yang aman," kata Dicky melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, dikutip Senin (20/6/2024).

3. Nutrisi Seimbang

Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, termasuk buah-buahan dan sayuran. Jangan menunda makan. Hindari makanan yang terlalu berlemak atau berminyak. Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menjaga energi.

4. Lindungi Dari dari Panas

Gunakan kacamata hitam dan tabir surya dengan SPF tinggi.  Semprot wajah dan tubuh dengan air untuk mendinginkan diri.

5. Istirahat yang Cukup

Dicky juga menyarankan agar tidak memaksakan diri dengan terus beraktivitas tanpa istirahat yang cukup. Manfaatkan waktu istirahat di tenda atau tempat teduh yang tersedia. Gunakan alas tidur yang nyaman dan tahan panas.

5. Jaga Kebersihan Pribadi

Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

Gunakan masker di tempat keramaian untuk mencegah penularan penyakit pernapasan. Hindari menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih.

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya