Liputan6.com, Albany - Benarkah kita hidup sendirian di alam semesta ini? Pertanyaan ini merupakan salah satu misteri terbesar dalam eksistensi manusia, dan telah menjadi subjek eksplorasi dalam fiksi ilmiah dan penelitian ilmiah. Tetapi, jika ada alien di planet lain, seperti apa rupanya?
Meskipun gambaran manusia hijau kecil atau predator yang menjulang tinggi sering kali menggambarkan bentuk makhluk ekstraterestrial atau makhluk luar angkasa dalam film, para ahli mengatakan bahwa alien yang mungkin ada di luar sana tidak mungkin menyerupai karakter-karakter tersebut.
Advertisement
Sebaliknya, lingkungan unik di bulan atau exoplanet yang menjadi rumah bagi alien tersebut bisa membuat fisiologi mereka sangat berbeda dari makhluk apapun yang ada di Bumi.
Mengutip dari Live Science, Sabtu (20/7/2024), disebutkan bahwa Adam Frank, seorang profesor astrofisika di University of Rochester, New York mengatakan beberapa alien mungkin berevolusi untuk terbang melintasi langit planet mereka karena atmosfer planet yang padat. Atau, dalam kasus planet dengan gravitasi tinggi, ia menyatakan bahwa alien mungkin berkembang menjadi lebih kuat, "lebih seperti gajah."
Menurut Valentina Erastova, seorang rekan kanselir bidang kimia di University of Edinburgh, kehidupan mungkin akan berevolusi untuk hidup di bawah permukaan tanah.
Jika sebuah planet memiliki tingkat radiasi tinggi yang tidak diserap oleh ozon, maka akan menghasilkan kehidupan bawah tanah yang menggunakan tanah sebagai perlindungan.
Dalam hal ini, Erastova menjelaskan bahwa kehidupan multiseluler sederhana mungkin menyerupai jamur. Meskipun kita biasanya melihat tubuh jamur di atas tanah, sebagian besar kehidupannya sebenarnya terjadi di bawah tanah dalam jaringan akar yang luas yang disebut mikoriza.
"Bahkan di Bumi, ada lebih banyak variasi bentuk kehidupan di dalam (Bumi) daripada yang ada di atas permukaannya," kata Erastova.
Alien Memang Bersinar
Dalam kasus radiasi ultraviolet yang ekstrem, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada tahun 2019 menunjukkan bahwa alien mungkin benar-benar memancarkan warna merah, biru, atau hijau sebagai cara untuk melindungi diri mereka sendiri.
Menurut penelitian tersebut, seperti beberapa jenis karang, organisme ini mungkin memiliki protein atau pigmen yang dapat menyerap sebagian energi dari sinar UV, yang kemudian akan membuat mereka bersinar dalam panjang gelombang yang lebih aman pada spektrum yang terlihat.
Frank juga menjelaskan bahwa adaptasi potensial lainnya adalah, alien dengan metabolisme yang sangat lambat merupakan hasil dari suhu dingin di planet asal mereka.
Titan, bulan terbesar Saturnus, adalah contoh yang tepat untuk dunia yang sangat dingin yang diduga oleh para ilmuwan sebagai rumah bagi kehidupan ekstrem yang hidup di lautan metana, kata Frank.
Sloth atau Kungkang di Bumi adalah contoh hewan dengan metabolisme yang sangat lambat - metabolisme mereka hanya 40 hingga 45% dari hewan lain seukuran mereka - yang bergerak sangat lambat.
Advertisement
Apakah Alien Terlihat Seperti Manusia?
Meskipun alien yang tampak liar ini akan sangat menakjubkan jika ditemukan, kehidupan luar angkasa mungkin jauh lebih sederhana daripada organisme yang kita bayangkan bisa terbang, kokoh, menyerupai jamur, atau bahkan bersinar.
“Jauh lebih mungkin bahwa kehidupan itu hanya berupa sel tunggal,” kata Sarah Rugheimer, seorang profesor astronomi dan astrofisika di York University di Toronto. "Sebagian besar waktu di Bumi, satu-satunya kehidupan yang ada adalah mikroba. Bahkan saat ini, sebagian besar biosfer adalah mikroba."
Menemukan kehidupan sel tunggal di tempat yang jauh dari Bumi mungkin menjadi tugas yang menantang, tetapi salah satu strategi yang para ilmuwan usulkan adalah dengan mencari bukti keberadaan mikroba yang mungkin ditinggalkan.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Astrobiology pada tahun 2019, para ilmuwan melaporkan bahwa formasi kalsium karbonat yang ditemukan di sumber air panas yang mengering mungkin terbentuk oleh mikroba luar angkasa yang hidup dalam kondisi yang panas dan lengket seperti pasta.
Menemukan formasi serupa di planet lain dapat menjadi petunjuk yang menjanjikan tentang kemungkinan fosil mikroba, demikian menurut para ilmuwan.
Bentuk Pasti Alien Masih Belum Diketahui
Meskipun demikian, jika kehidupan alien telah berevolusi menjadi kehidupan multiseluler, Rugheimer mengatakan masih “sangat tidak mungkin” ia akan terlihat persis seperti manusia. "Fisiologi kita yang unik merupakan hasil evolusi di lingkungan Bumi yang unik, dan juga sedikit keberuntungan," kata Frank.
Namun, kehidupan alien masih memiliki beberapa kemiripan seperti hewan sebagai hasil dari evolusi konvergen (evolusi organisme yang tidak terkait berevolusi untuk mengembangkan ciri-ciri serupa karena tekanan seleksi yang serupa). Kata Rugheimer. Misalnya, mata untuk melihat lingkungan dan tungkai atau sayap untuk terbang.
Namun bisa jadi hanya disitu lah kemiripannya berakhir. Mungkin juga kehidupan di planet lain bisa berevolusi dengan cara yang sama sekali berbeda, atau bahkan dengan struktur elemen yang sama sekali berbeda.
Sebagai contoh, banyak alien dalam fiksi ilmiah yang terdiri dari silikon, bukan karbon seperti kehidupan di Bumi. Dalam bidang studi yang memiliki begitu banyak hal yang tidak diketahui, Rugheimer setidaknya yakin bahwa gagasan ini tampaknya tidak mungkin.
“Karbon lebih berlimpah daripada silikon dan membentuk kimia yang lebih kompleks,” katanya.
“(Tapi) satu hal yang menurut saya benar adalah kita tidak tahu seperti apa bentuknya.”
Advertisement