Liputan6.com, Beijing - Pakistan dan Tiongkok membuat kesepakatan untuk menjaga Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) dari para pencela dan musuhnya, kata saat Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif saat bertemu dengan mitranya dari Tiongkok Li Qiang.
Hal ini terjadi setelah PM Pakistan melakukan kunjungan resmi lima hari ke China dan meyakinkan Beijing untuk memberikan keamanan penuh kepada personel Tiongkok yang bekerja pada proyek CPEC senilai USD 65 miliar.
Advertisement
Ini merupakan bagian penting dari Prakarsa Belt and Road (BRI) negara Asia tersebut, dikutip dari laman alarabiyapost, Senin (10/6/2024).
Kantor Perdana Menteri Pakistan, dalam sebuah pernyataan mengatakan, selama pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas pentingnya Gwadar sebagai pilar penting CPEC.
Kedua negara juga sepakat untuk mempercepat penyelesaian tepat waktu semua proyek infrastruktur terkait untuk mengubah Gwadar di provinsi Balochistan menjadi pusat ekonomi regional.
Menurut pernyataan tersebut, para pemimpin kedua negara juga menyatakan komitmen kuat mereka untuk melindungi CPEC dari "para pencela dan musuhnya" dan untuk meningkatkan CPEC dalam bentuk kerja sama yang lebih baik.
Geo News Pakistan melaporkan bahwa PM Pakistan dan mitranya dari Tiongkok menegaskan kembali dukungan yang tak tergoyahkan satu sama lain pada isu-isu inti dan menyatakan komitmen dan dukungan berkelanjutan untuk pengembangan CPEC yang berkualitas tinggi.
Menurut laporan, kedua pemimpin juga menekankan penyelesaian tepat waktu dari semua proyek yang sedang berlangsung dengan fokus khusus pada pengembangan industri, modernisasi pertanian, Sains & Teknologi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk pembangunan sosial-ekonomi Pakistan yang saling menguntungkan.
Shehbaz Sharif menegaskan kembali tekad Islamabad yang teguh untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan proyek Tiongkok di Pakistan.
5 Pekerja China Tewas
Personel Tiongkok yang bekerja di berbagai proyek di bawah CPEC di Pakistan telah sering menjadi sasaran kelompok teroris yang beroperasi di negara Asia Selatan tersebut, karena sejumlah pekerja resmi dari Tiongkok tewas dalam beberapa serangan teroris.
Pada Maret 2024, lima insinyur Tiongkok tewas ketika seorang pembom bunuh diri menyerang kendaraan mereka di dekat proyek pembangkit listrik tenaga air Dasu.
Insiden tersebut merupakan serangan mematikan ketiga terhadap atau di dekat kepentingan China dalam kurun waktu seminggu.
Menurut laporan media, Pakistan membayar total US$ 2,5 juta sebagai kompensasi kepada keluarga para insinyur China, yang tewas dalam serangan Maret, dan menangkap 11 tersangka militan atas dugaan keterlibatan mereka dalam serangan teror tersebut.
Pada April 2024, lima warga negara Jepang selamat dari serangan bunuh diri di Karachi, ibu kota komersial Pakistan, setelah dikira sebagai pekerja China, sebagaimana dilaporkan oleh Nikkei Asia, mengutip otoritas setempat.
Sebelumnya pada tahun 2021, sembilan insinyur China tewas dalam serangan serupa di dekat Dasu.
Advertisement
Otoritas Pakistan Tingkatkan Keamanan
Setelah serangan bunuh diri terhadap insinyur China di Dasu, otoritas di Pakistan meningkatkan keamanan di sekitar dua kota di Pakistan utara — Dasu dan Chilas — yang merupakan pusat utama bagi pekerja China.
Chilas, yang menjadi tuan rumah Bendungan Diamer Bhasha yang dibangun oleh para insinyur China, telah menjadi tempat serangan terhadap pasukan keamanan Pakistan.
Gelombang baru serangan teroris mematikan yang menargetkan personel, investasi, dan lokasi geostrategis Tiongkok telah mendorong Tiongkok untuk mengumumkan kekhawatirannya atas kurangnya keamanan di Pakistan.
Selain menghambat fase berikutnya dari CPEC, masalah keamanan juga mengancam hubungan Tiongkok-Pakistan.
Setelah serangan itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mendesak warga negara dan bisnis negara itu untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan ekstra dan berusaha sebaik mungkin untuk berjaga-jaga terhadap serangan teroris" di Pakistan.
"Kami meminta Pakistan untuk mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi keselamatan dan keamanan warga negara Tiongkok, lembaga, dan proyek," demikian bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Kekhawatiran China
Menurut laporan The Diplomat, kekhawatiran Tiongkok telah diungkapkan dengan lebih tegas secara pribadi.
Setelah menghadapi kekacauan politik dan konstitusional yang besar, Pakistan kini tengah berjuang melawan lonjakan aktivitas militan yang melibatkan berbagai kelompok mulai dari kaum Islamis yang ingin menggulingkan pemerintah hingga kaum separatis yang ingin mendirikan tanah air di provinsi barat daya Balochistan, tempat Pelabuhan Gwadar berada, yang merupakan pusat CPEC.
Menurut laporan Nikkei Asia, Tiongkok telah berulang kali mendesak Pakistan untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga negaranya dan investasinya, yang sangat dibutuhkan Pakistan yang sedang kekurangan uang.
Sementara itu, Beijing juga mendesak Islamabad untuk mengizinkan kontraktor keamanan swasta Tiongkok beroperasi di wilayahnya untuk melindungi personel dan lokasinya, tetapi Pakistan sejauh ini menolak permintaan tersebut.
Advertisement