Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas Pertamina berhasil meningkatkan penyaluran gas bumi khususnya untuk industri dan komersial di Jawa Tengah, dari volume 300.000 M³ per bulan pada awal tahun 2022 menjadi 3 Juta M³ per bulan.
Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini mengatakan, peningkatan penyaluran gas bumi yang signifikan hingga sekitar 1.000 persen tersebut merupakan hasil dari upaya PT PGN Tbk mengintegrasikan jaringan pipa distribusi di Jawa Tengah.
Advertisement
"PGN terus mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi melalui integrasi jaringan pipa distribusi gas bumi di Jawa Tengah, sejalan dengan pengembangan Pipa Transmisi Cirebon-Semarang I (Pipa Cisem), dan Pipa Transmisi Gresik – Semarang (Pipa Gresem)," kata Ratih, Rabu (12/6/2024).
Ratih menerangkan bahwa volume gas bumi dari intregasi pipa disalurkan untuk pelanggan industri, komersial dan pembangkit listrik yang berada di kawasan Kota Semarang, Demak, Kendal, dan Batang. Beberapa industri besar yang saat ini menggunakan gas tersebut di antaranya PT Indofood Fortuna Makmur, PT Aroma Kopi Krim dan PT Rumah Keramik Indonesia.
“PGN akan terus mengoptimalkan pengelolaan gas bumi dan infrastruktur khususnya dalam integrasi dan agregasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi, karena hal ini yang akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan penyerapan gas bumi. Tentu, kami harapkan tidak hanya industri eksisting namun juga pelanggan baru yang berada di sekitar infrastruktur yang telah terintegrasi,” papar Ratih.
Optimasi pemanfaatan gas hilir dan integrasi infrastruktur dilakukan PGN dengan mengembangkan jaringan pipa gas bumi Jateng. Total pipa distribusi yang sudah dibangun saat ini sepanjang ±34 Km.
Pipa Distribusi PGN
Menurut Ratih, Pipa Distribusi PGN yang telah terintegrasi dengan Pipa Cisem dan Gresem juga akan memberikan fleksibilitas mendatangkan pasokan dari beberapa sumber. Selanjutnya, PGN dapat melakukan agregasi pada customer-customer potensial.
Pada tahun 2024 ini, PGN akan terus berupaya menyelesaikan penyelesaian infrastruktur ke calon pelanggan yang sudah terkontrak diantaranya PT KCC Glass Indonesia di Batang dengan kebutuhan volume gas 8 BBTUD. Beberapa pabrik lainnya berada di Kendal dan Mangkang seperti LBM, BTR, Matahari Tire Indonesia dan Sango Ceramic dengan potensi volume awal sekitar 3 BBTUD di tahun 2024 ini.
“Dengan demikian, total proyeksi optimasi penyaluran gas melalui Pipa Gresem-Cisem pada di akhir tahun ini sekitar 14 BBTUD atau sekitar 14 juta M³ per bulan,” tutup Ratih.
Advertisement
Integrasi Pipa Rampung, Pasokan Gas ke Jateng Naik jadi 48 BBTUD
Sebelumnya, subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk meningkatkan pasokan gas bumi sebesar 48 BBTUD ke Jawa Tengah, hal ini ditunjang dengan ruas pipa distribusi CNG Cluster Tambak Aji dengan ruas pipa distribusi Kendal - Mangkang yang terkoneksi dengan Pipa Transmisi Cirebon-Semarang Tahap 1 (Pipa Cisem Tahap 1).
General Manager PGN SOR 3, Hedi Hedianto mengatakan, dengan terintegrasinya infrastruktur pipa tersebut maka upaya pionering suplai gas untuk Kawasan Industri Tambak Aji dan Wijaya Kusuma selama 10 tahun belakangan yang bersumber dari Compressed Natural Gas (CNG) dapat dialihkan ke sumber gas pipa.
“Sejak tahun 2022, kebutuhan energi gas bumi di Jawa Tengah semakin meningkat. Hal ini didukung dengan adanya Pipa Gas Transmisi Cisem yang dibangun oleh pemerintah. Ketika Pipa Cisem Tahap 1 (Semarang – Batang) dan pipa distribusi di Kendal - Mangkang - Tambak Aji selesai, maka proses peralihan dari sumber gas CNG ke gas pipa di Tambak Aji," kata Hedi, Kamis (4/6/2024).
"Kemudian dilakukan dengan mengkoneksikan dengan pipa distribusi dari Offtake Kendal menuju pipa cluster CNG eksisting Tambak Aji melaewati pipa distribusi Mangkang - Tambak Aji," lanjut dia.
Hedi menjelaskan, untuk volume pengaliran gas eksisting untuk sektor industri komersial di wilayah Jawa Tengah sebesar 3 BBTUD atau 3 juta meter kubik per bulan.
Selain melayani sektor industri komersial, melalui integrasi infrastruktur pipa gas Gresik-Semarang, Kalimantan-Jawa dan Distribusi Jateng, PGN juga melayani kebutuhan sektor kelistrikan sebesar 45 BBTUD.
Daya Saing Ekonomi
Kehadiran PGN di Kota Semarang sudah sejak lama yakni tahun 2014 dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi dan industri di wilayah Jawa Tengah melalui pengaliran gas bumi moda CNG yang lebih ramah lingkungan dan kompetitif.
Pada waktu itu, belum ada jaringan pipa yang mengarah ke Jawa Tengah dan lokasi industri berada jauh dari sumber gas. Maka PGN membangun pionering jaringan pipa distribusi yang disuplai dari CNG (CNG Cluster) di Kawasan Industri Tambak Aji dan Kawasan Industri Wijaya Kusuma. Suplai CNG diperoleh dari PT Gagas Energi Indonesia, sedangkan titik serah gas sebelum dialirkan ke jaringan pipa distribusi CNG berada di Pressure Reducing Facility (PRS) Tambak Aji.
Setelah peralihan CNG ke gas pipa, sumber gas berasal dari sumur Jambaran Tiung Biru (JTB) milik Pertamina EP di Bojonegoro.
“Dengan peralihan sumber gas dari CNG ke gas pipa, PGN berharap akan pemakaian gas akan semakin meningkat. Di sisi lain, ketersediaan pasokan juga semakin berkelanjutan untuk menambah pelanggan-pelanggan baru di Kawasan Tambak Aji, Wijaya Kusuma dan sekitarnya,” tutur Hedi.
Advertisement