Tak Mau Menyerah, Arema Lobi Pemkot Blitar untuk Bisa Gunakan Stadion Soepriadi Musim Depan

Manajer Operasional Arema FC Sudarmaji mengatakan, selain mengajukan audiensi bersama Pemkot Blitar, manajemen Arema FC juga berkeinginan menguatkan komunikasi dengan Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Blitar.

oleh Tim Regional diperbarui 13 Jun 2024, 05:02 WIB
Logo Arema FC Baru (Bola.com/Bayu Kurniawan Santoso)

Liputan6.com, Malang - Manajemen Arema FC belum mau menyerah untuk bisa menggunakan Stadion Soepriadi di Kota Blitar sebagai kandang pada kompetisi Liga 1 musim 2024/2025. Tim Singo Edan mengajukan proses audiensi dengan Pemerintah Kota Blitar, sebagai pengelola stadion.

Manajer Operasional Arema FC Sudarmaji mengatakan, selain mengajukan audiensi bersama Pemkot Blitar, manajemen Arema FC juga berkeinginan menguatkan komunikasi dengan Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Blitar.

"Kami sangat ingin berdialog dengan Pemerintah Kota Blitar. Untuk berbincang secara obyektif dan aktual, seputar persiapan keinginan kami berkandang di Stadion Soepriadi," kata Sudarmaji, Rabu (12/6/2024).

Sudarmaji menjelaskan, manajemen Arema FC juga sudah menyiapkan skema agar pertandingan berlangsung dengan aman dan lancar. Termasuk laga yang masuk dalam kategori big match akan dilakukan antisipasi lebih.

Menurutnya, Stadion Supriadi dipilih menjadi pilihan utama karena Stadion Soepriadi telah lolos dalam assessment dari Mabes Polri. Arema FC meyakini bahwa stadion tersebut bisa dipergunakan pada kompetisi Liga 1.

Dipergunakannya stadion tersebut, tentunya setelah mendapatkan masukan dari Askot PSSI Kota Blitar dan operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru. Arema FC sesungguhnya sudah melihat sejumlah stadion lain, namun pilihan tetap jatuh ke Stadion Soepriadi Blitar.

Sejumlah pilihan tersebut, lanjutnya, diantaranya pada stadion yang ada di wilayah Tuban dan Jember. Ia menambahkan, Arema FC juga akan melakukan standardisasi fasilitas di Stadion Soepriadi agar sesuai dengan regulasi kompetisi Liga 1.

"Sebenarnya kami juga sudah mengecek stadion lainnya. Seperti di Tuban dan Jember. Stadion Soepriadi yang sementara ini dapat segera digunakan. Terlebih di sana musim ini tidak dipakai tim Liga 2," katanya.


Langkah Antisipasi Kericuhan

Suporter Arema FC saat melawan Persita Tangerang pada laga Piala Indonesia 2019 di Stadion Sport Center Kelapa Dua, Tangerang, Minggu (3/2). Arema FC menang 3-0 atas Persita. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Terkait kekhawatiran Wali Kota Blitar terkait trauma adanya kericuhan, ujarnya, Arema FC memiliki langkah antisipasi terkait pertandingan big match seperti halnya saat partai derby. Pertandingan akan dilangsungkan sore hari dan mengurangi kapasitas penonton.

"Kalau sekarang kapasitas stadion bisa 15 ribu penonton. Nanti akan kami pakai maksimal dua pertiga saja, tentunya dengan standar pengamanan," katanya.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan Arema FC juga tidak penuh satu musim berkandang di Kota Blitar. Hal tersebut menyusul peluang untuk kembali ke Stadion Kanjuruhan yang saat ini tengah dilakukan renovasi.

"Kami juga akan menanyakan kepastian selesainya Stadion Kanjuruhan. Sebab untuk musim 2024/2025 nanti, kami akan mendaftarkan dua stadion. Stadion utamanya di Stadion Kanjuruhan, sedang stadion pendamping di Stadion Soepriadi Blitar," katanya.

Pascaperistiwa Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022, Arema FC berkandang di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Setelah Tragedi Kanjuruhan, Arema FC juga sempat membuka opsi untuk berkandang di Stadion Gajayana, Kota Malang.

Pada kompetisi Liga 1 musim 2023/2024, Arema FC finis di urutan ke-15 dengan mengantogi 38 poin. Dalam perjalanan pada kompetisi Liga 1 musim 2023/2024, Arema FC sempat rutin menjadi penghuni zona degradasi.

Infografis Daftar 130 Nama Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya