Liputan6.com, Bandung - Hiroshi Hashimoto yang dikenal melalui karyanya Japan Sinks - A Person of Hope akan menulis skenario drama Sky Castle versi Jepang. Selain Hashimoto, Naoki Tamura, Yuji Nakamae, dan Kazunari Hoshino akan bertanggung jawab sebagai sutradara.
Hal itu diketahui usai TV Asahi mengumumkan proses produksi adaptasi drama populer asal Korea Selatan, Sky Castle.
Advertisement
Dilansir Natalie dicuplik dari Japanese Station, Rabu, 12 Juni 2024, Nao Matsushita, Fumino Kimura, Minami Higa, Maryjun Takahashi, dan Koyuki didapuk sebagai pemeran dalam drama yang akan mulai ditayangkan pada bulan Juli mendatang.
Tim produksi drama Roppongi Class disebut akan kembali bekerja sama dengan SLL, studio asal Korea Selatan yang memproduksi pembuatan Sky Castle dan Itaewon Class.
Drama ini menceritakan tentang empat wanita tersohor yang menjadi istri dari para dokter di salah satu rumah sakit prestisius.
Keempatnya tinggal di kompleks tempat tinggal mewah, Sky Castle. Setiap hari, keempatnya sibuk bersaing untuk kemajuan karir suami dan ujian masuk sang anak sampai sebuah insiden misterius terjadi di Sky Castle.
Pada drama ini, Nao Matsushita sebagai pemeran karakter Sae Asami mengaku sangat senang begitu menerima tawaran bermain dalam drama ini.
Sebelumnya, Matsushita telah menonton versi asli dan menganggap drama ini menarik. "Ada banyak elemen yang membuat cerita ini menarik. Naskah untuk versi drama Jepang juga masih mempertahankan elemen-elemen ini," ungkapnya.
Senada dengan Matsushita, Fumino Kimura yang memerankan karakter Minamisawa Izumi merasa sangat tersanjung karena bisa terlibat dalam adaptasi drama populer ini. Kimura juga merasa gugup karena perannya akan sedikit berbeda.
Minami Higa yang berperan sebagai Kyoko Nikaido mengutarakan rasa bahagianya dengan langsung menonton drama Sky Castle.
Menurutnya, naskah drama versi Jepang tetap mempertahankan poin penting dari versi Korea, namun tetap mengemasnya dengan sentuhan Jepang sehingga membuat drama ini memiliki pesona yang berbeda.
Sedangkan Maryjun Takahashi yang berperan sebagai Natsume Misaki merasakan tantangan tersendiri saat memerankan karakter ini.
"Sebenarnya aku belum pernah membesarkan anak, jadi aku seperti sedang melihat ke dunia lain," ujarnya.
Sementara itu, Koyuki yang akan memerankan karakter Ayaka Kujo mengungkapkan sempat merasa sedikit aneh saat diberikan peran ini. Menurutnya, karakter Ayaka Kujo sangatlah menarik dan misterius.
Sinopsis SKY Castle
Dilansir laman Showpolier, kisah dari SKY Castle berpusat pada 4 ibu rumah tangga dan keluarganya yang tinggal di kawasan pemukiman mewah di Seoul bernama Sky Castle.
Ibu-ibu ini sangat peduli dengan pendidikan anaknya, hingga mereka rela melakukan apapun demi terjaminnya pendidikan sang anak.
Suatu ketika Han Seo-Jin, seorang ibu penghuni SKY Castle yang mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilan anak dari keluarga Park yaitu Young-Jae yang berhasil masuk jurusan kedokteran di Seoul Nation University.
Namun, sebenarnya istri dari dokter bedah ortopedi ini mempunyai maksud terselubung. Ia rela menggelar pesta mewah demi mengetahui metode rahasia dari masuknya Young Jae di kedokteran Seoul Nation University, supaya anak kesayangan Ye Suh bisa mengikuti jejak Young Jae dan impiannya untuk membangun keluarga dokter hingga generasi ketiga terwujud.
Dan ternyata rahasia dibalik keberhasilan Young-Jae adalah tutor pribadi mahal dengan tingkat keberhasilan nyaris sempurna.
Ibu-ibu lain pun berlomba-lomba untuk dapat merekrut tutor tersebut sebagai tutor pribadi anaknya.
Dan Han Seo-Jin berhasil mendapatkan tutor privat tersebut untuk anaknya Ye-Suh. Namun, keberhasilannya dalam merekrut tutor mahal itu justru mengundang tragedi yang sangat berbahaya.
Advertisement
Isu Pendidikan di Korea Selatan
Jika kalian penggemar drama Korea, pasti kalian tidak asing dengan adegan dimana pada murid-murid sekolah disana mengambil kelas tambahan hingga malam hari.
Menghabiskan waktu hingga 16 jam memang bukannya sesuatu yang asing bagi mereka terutama untuk murid SMA yang akan menghadapi ujian masuk universitas.
Dan pelajar di Korea dilaporkan menghabiskan waktu untuk belajar lebih lama dibandingkan negara-negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) lainnya dan para orangtua juga rela mengeluarkan banyak orang uang untuk merekrut tutor privat.
Dan SKY Castle berhasil mengemas isu pendidikan tersebut dalam dramanya dengan sangat baik. Maka dari itu, SKY Castle mendapatkan banyak penilaian positif dari publik.
Dan banyak dari mereka yang dapat relate dengan beberapa kisah yang mereka gambarkan melalui drama ini baik dari sisi orang tua maupun anak.
Kesehatan Mental Anak dan Tekanan Pendidikan
Korea Selatan merupakan salah satu negara terpelajar di dunia. Mereka sangat peduli dengan pendidikan hingga kompetisi yang sangat ketat antar para murid dan orangtua menjadi sangatlah wajar. Namun, hal ini juga berimbas pada kesehatan mental para murid.
Berdasarkan data yang dikutip dari Korea Herald, 28.2 persen siswa sekolah menengah dan atas mengalami depresi. Dan penyebab utamanya meliputi kekhawatiran akan masa depan serta performa akademik. Selain itu, bunuh diri juga masih menjadi penyebab utama dari meninggalnya para remaja di Korea Selatan.
Dan Sky Caste menunjukan bagaimana tertekannya dan stress yang dialami oleh anak-anak yang terus menerus harus belajar guna memenuhi standar pendidikan tersebut dan tuntutan dari orang tua.
Obsesi Orangtua dan Kesuksesan Anak
Seperti yang sudah disinggung di awal, drama ini menggambarkan bagaimana terobsesinya orangtua agar anaknya dapat masuk ke universitas terbaik.
Dan sedikit informasi, SKY dalam SKY Castle sebenarnya merupakan akronim dari 3 universitas prestisius di Korea Selatan yaitu, Seoul National University, Korea University, dan Yonsei University.
Dalam drama ini kalian akan sering mendengar orang tua berkata “Ini demi anakku”. Mereka menganggap bahwa menekan anaknya supaya mendapatkan nilai yang tinggi adalah cara agar anak mereka dapat mengecap kesuksesan dimasa depan.
Orang tua berpikir suatu hari anaknya akan berterima kasih karena sudah mendorongnya mereka untuk terus belajar agar dapat masuk ke universitas ternama.
Orang tua disini menyampingkan kesehatan mental dan kebahagiaan anak-anaknya. Serta mengabaikan pendapat anak-anaknya mengenai masa depan yang mereka inginkan.
Hal yang wajar bagi orangtua menginginkan yang terbaik bagi anaknya apalagi jika sudah menyangkut masa depan.
Namun, mengesampingkan pendapat serta kebahagiaan anak hingga mengganggu kesehatan fisik dan mental tentu bukanlah hal yang wajar.
Advertisement