Malawi Umumkan 21 Hari Masa Berkabung atas Tewasnya Wapres Saulos Chilima dalam Kecelakaan Pesawat

Ratusan tentara, polisi dan penjaga hutan mencari lebih dari 24 jam sebelum puing-puing pesawat ditemukan di hutan di selatan Mzuzu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Jun 2024, 08:00 WIB
Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Lilongwe - Pemerintah Malawi pada Rabu (12/6/2024) mengatakan bahwa mendiang Wakil Presiden Saulos Chilima akan dihormati dengan pemakaman kenegaraan. Chilima tewas dalam kecelakaan pesawat  bersama delapan orang lainnya.

Presiden Lazarus Chakwera mengumumkan 21 hari berkabung nasional pada hari Selasa (11/6), ketika puing-puing pesawat militer kecil yang membawa Chilima dan mantan ibu negara ditemukan di daerah pegunungan di utara negara itu. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Kamis (13/6).

Chilima berusia 51 tahun dan telah menjadi wakil presiden Malawi sejak tahun 2014, setelah menjalani masa jabatan pertamanya di bawah mantan Presiden Peter Mutharika.

Chakwera sebelumnya mengatakan ada 10 orang di dalam pesawat nahas tersebut, namun teranyar pemerintah mengonfirmasi hanya ada sembilan orang di dalamnya. Enam di antaranya penumpang dan tiga awak militer.

Korban termasuk mantan ibu negara Shanil Dzimbiri.

"Semua orang tewas akibat benturan ketika pesawat baling-baling ganda itu jatuh di perbukitan, area hutan, di tengah cuaca buruk," kata presiden.

2 dari 2 halaman

Sudah Mendapat Peringatan

Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima (depan). (Dok. AP Photo)

Pesawat yang ditumpangi Chilima dan rombongan sedang dalam penerbangan rute pendek, yakni dari ibu kota, Lilongwe, ke kota utara Mzuzu untuk menghadiri pemakaman mantan menteri ketika dilaporkan hilang pada Senin (10/6) pagi.

Menurut Presiden Chakwera, pengawas lalu lintas udara telah memberi tahu pesawat tersebut agar tidak mendarat di Mzuzu karena cuaca dan jarak pandang yang buruk serta untuk kembali ke Lilongwe.

Pengawas lalu lintas udara kemudian kehilangan kontak dengan pesawat tersebut, sebelum akhirnya menghilang dari radar.

Jenazah para korban dibawa kembali ke Lilongwe dengan helikopter Angkatan Udara Zambia pada Selasa malam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya