Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan saham Kamis (13/6/2024). IHSG akan menguji posisi 6.742-6.794 pada perdagangan Kamis pekan ini.
IHSG melemah 0,08 persen ke posisi 6.850 dan disertai dengan ada peningkatan volume penjualan, koreksi IHSG pun menembus area support di 6.843 pada perdagangan Rabu, 12 Juni 2023.
Advertisement
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG masih rawan melanjutkan koreksi menguji 6.742-6.794 untuk membentuk wave (v) dari wave C dari wave (2).
“Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan adanya penguatan dalam jangka pendek untuk menguji 6.863-6.890,” ujar Herditya.
Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.812,6.760 dan level resistance 6.932,7.032 pada Kamis pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali melakukan koreksi dengan membuat lower low (LL) level tetapi longer lower shadow.
“Meski berpeluang rebound, tetapi selama di bawah garis MA5 maba berpeluang untuk kembali membuat LL level,” kata Wafi.
Ia menuturkan, jika mampu breakout garis MA5 berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.800-7.000,” kata dia.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 6.800-6.880. “Hati-hati karena potensi koreksi masih terbuka,” ujar dia.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA), dan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Buy on Weakness
Saham BRIS terkoreksi 0,92% ke 2.150 disertai dengan munculnya volume penjualan.
"Saat ini, kami perkirakan posisi BRIS sedang berada di akhir wave [v] dari wave C dari wave (4), sehingga koreksi BRIS akan relatif terbatas dan berpeluang menguat," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 2.030-2.120
Target Price: 2.250, 2.380
Stoploss: below 1.995
2. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) - Buy on Weakness
Saham DOID menguat ke 510 disertai dengan munculnya volume pembelian.
"Kami memperkirakan, posisi DOID saat ini sedang berada di akhir wave (a) dari wave [b], sehingga koreksi DOID relatif terbatas dan berpeluang menguat untuk membentuk wave (b)," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 490-500
Target Price: 545, 555
Stoploss: below 482
3.PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) - Buy on Weakness
SMGA terkoreksi 1,12% ke 88 disertai dengan munculnay volume penjualan. Kami perkirakan, posisi SMGA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [y] dari wave B, sehingga SMGA masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu.
Buy on Weakness: 78-87
Target Price: 93, 102
Stoploss: below 72
4. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) - Buy on Weakness
Saham TLKM menguat 1,39% ke 2.920 disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatannya masih tertahan oleh MA20.
"Saat ini, posisi TLKM diperkirakan berada diakhir wave [ii] dari wave 1, sehingga koreksi TLKM akan relatif terbatas," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 2.870-2.910
Target Price: 3.010, 3.190
Stoploss: below 2.720
Advertisement
Penutupan IHSG pada 12 Juni 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan saham Rabu, 12 Juni 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG turun terbatas 0,08 persen ke posisi 6.850,09. Indeks LQ45 merosot 0,57 persen ke posisi 862,86. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.866,26 dan level terendah 6.821,50. Sebanyak 418 saham merosot sehingga menekan IHSG. 141 saham menguat dan 224 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 894.969 kali dengan volume perdagangan 19,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.290.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham infrastruktur naik tipis 0,21 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi terpangkas 2,24 persen, dan catat penurunan terbesar. Sektor saham energi melemah 0,46 persen, sektor saham basic turun 1,04 persen, sektor saham industri terpangkas 0,28 persen dan sektor saham nonsiklikal susut 0,20 persen.
Selain itu, sektor saham siklikal merosot 0,77 persen, sektor saham kesehatan terpangkas 0,88 persen, sektor saham keuangan melemah 0,78 persen, sektor saham properti susut 0,59 persen dan sektor saham transportasi anjlok 1,73 persen.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia bervariasi akibat sikap wait and see pelaku pasar menantikan data inflasi dan tingkat suku bunga Amerika Serikat pada pekan ini.
Sentimen yang Bayangi IHSG
Pilarmas Investindo Sekuritas prediksi inflasi AS tetap di level yang sama yaitu 3,4 persen year on year (yoy), dan tingkat suku bunga AS tetap pada level 5,25 sampai 5,5 persen.
"Dari Britania Raya, Gross Domestic Product (GDP) secara bulanan turun dari sebelumnya 0,4 persen menjadi 0 persen dan secara tahunan turun dari sebelumnya 0,7 persen menjadi 0,6 persen, yang terjadi akibat melemahnya output industri dan konstruksi di tengah naiknya sektor jasa,” demikian dikutip dari Antara.
Dari China, inflasi tetap pada level 0,3 persen (yoy), yang menunjukkan bahwa permintaan dan daya beli dalam negeri masih belum bertumbuh signifikan, sehingga pemerintah China lagi-lagi perlu memberikan stimulus untuk memicunya.
Selain itu, dari Jepang, pekan ini Bank of Japan (BoJ) akan mengadakan pertemuan untuk menetapkan tingkat suku bunga acuannya, yang diproyeksikan tetap pada level 0,1 persen, sebab kenaikan suku bunga tampaknya belum bisa dihadirkan BoJ, sebab daya beli dalam negeri masih rendah.
Dari pasar komoditas, emas masih terkontraksi menantikan kebijakan suku bunga AS pada Kamis, 13 Juni 2024 yang diprediksi masih berada pada level 5,25 sampai 5,5 persen.
Advertisement