Liputan6.com, Jakarta - Jadi ibu bekerja bukanlah hal yang mudah, apalagi bila memiliki anak di bawah umur. Salah satu kendalanya, yakni belum banyak perusahaan yang kebijakannya ramah terhadap anak.
Melihat ini, Procter & Gamble (P&G) Indonesia membuka layanan daycare bagi para pekerjanya. Tempat penitipan anak yang dibuka sejak 2019 ini telah tersertifikasi sebagai Taman Asuh Ceria (TARA) oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA). Daycare ini bahkan disebut jadi pelopor daycare khusus di industri.
Advertisement
Daycare pertama mereka berlokasi di pabrik P&G Indonesia di Karawang, Jawa Barat. Tempat penitipan anak ini mempekerjakan pengasuh tersertifikasi dan terlatih, serta dilengkapi sejumlah fasilitas, seperti area tidur, serta activity room untuk melatih sensorik dan motorik anak.
Ada pula toilet yang dibuat terpisah antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, ada pantry, supaya orangtua bisa menghangatkan makanan maupun memasak sajian bagi si kecil yang dilengkapi seperangkat alat masak.
"Dengan fasilitas daycare ini, para pekerja wanita, terutama yang punya anak, bisa menitipkan anaknya sehingga mereka bisa bekerja dengan lebih tenang dan fokus. Mereka juga bisa bertemu anak mereka di waktu-waktu tertentu," terang Annisa Darojati, Direktur Purchasing dan Pemimpin Kesetaraan dan Inklusi (Equality & Inclusion) P&G Indonesia pada Lifestyle Liputan6.com di kantornya di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Juni 2024.
Juga, ada berbagai kegiatan yang dilakukan anak-anak selama di daycare, seperti sarapan, senam, dan aktivitas motorik. Mereka dipastikan berada di tempat tersebut sampai orangtua mereka selesai bekerja. Fasilitas ini gratis untuk para karyawan P&G Indonesia.
Mendukung Kesetaraan Gender
Sementara itu, kantor pusat P&G Indonesia di Jakarta menjalankan inisiatif Lollyland, yaitu pop-up temporary care setiap tahun yang berlangsung sebelum dan sesudah Idulfitri. Ini bertujuan mengakomodasi kebutuhan karyawan dalam mengasuh anak selama absennya asisten rumah tangga atau perawat.
"Banyak yang membawa anaknya ke kantor dan bergabung di daycare, karena di masa-masa itu biasanya di rumah tidak ada ART atau pengasuh karena sedang mudik, jadi anak-anak mereka bisa berkumpul dan bermain di daycare," kata Annisa.
Komitmen P&G Indonesia dalam mendukung kesetaraan gender dan mendukung para ibu untuk bekerja tidak berhenti di situ. Mereka juga memiliki program Gerakan Maju Perempuan Indonesia (Anjani) yang diadakan setiap tahun sejak 2021 .
Memasuki edisi ke-4 tahun ini, program Anjani mengusung tema "Future-proof Womenpreneur," dan berlangsung pada 12 hingga 14 Juni 2024. Ini dilakukan demi mendukung pemberdayaan perempuan dengan meningkatkan keterampilan para pelaku usaha perempuan untuk mendapatkan akses pasar lebih luas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, sebanyak 64,5 persen dari total Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola perempuan. Diperkirakan pada 2025, UMKM yang dikelola perempuan akan memiliki total nilai ekonomi mencapai 135 miliar dolar AS.
Advertisement
Pelatihan Berbasis Digital Kreatif
Meski begitu, para pelaku usaha perempuan masih menghadapi tantangan untuk berkelanjutan secara finansial dalam mengembangkan bisnis mereka. Salah satu hambatan utamanya adalah terbatasnya akses dan koneksi terhadap rantai pasokan yang lebih besar.
Melihat hal tersebut, P&G mengidentifikasi peluang untuk berkontribusi mengatasi tantangan tersebut melalui peningkatan kapabilitas bisnis pelaku usaha perempuan melalui inisiatif "Keragaman Pemasok." Pada 2020 hingga 2023, terdapat 65 usaha milik perempuan, serta usaha yang dipimpin perempuan yang telah diberdayakan lewat program Anjani.
Tahun ini, terdapat 25 pelaku usaha perempuan, yang terpilih dari ratusan pendaftar, yang akan berpartisipasi dalam Anjani 2024. Di pelatihan kali ini, para peserta mendapatkan pelatihan berbasis digital kreatif yang dapat meningkatkan perkembangan bisnis dengan menyesuaikan kemajuan teknologi.
Selain itu, para peserta akan mendapat peluang dan akses baru dalam bermitra dengan lebih banyak pelaku usaha perempuan. Ini diharapkan akan semakin membuka kesempatan berjejaring yang lebih luas dan beragam bagi mereka.
Pemberdayaan Perempuan Pelaku Usaha
"Di edisi keempat Anjani ini, kami memberi pelatihan yang komprehensif dalam pembuatan konten digital, strategi pemasaran digital, dan pemanfaatan alat digital untuk pertumbuhan bisnis," jelas Annisa Darojati.
"Selain itu, para Alumni Anjani diundang untuk berbagi pengalaman dan cerita kesuksesan mereka. Lalu, (mereka) memberikan wawasan dan inspirasi pada peserta baru, sehingga diyakini bisa menumbuhkan optimisme di kalangan peserta baru," sambungnya.
Di kesempatan itu, Indra Gunawan, S.KM.,M.A., sebagai Plt. Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA mengapresiasi inisiatif pemberdayaan perempuan, seperti Anjani 2024, yang terus berkomitmen memberdayakan perempuan pelaku usaha di Indonesia.
Menurutnya, program ini bukan hanya memberi pelatihan dan dukungan yang sangat dibutuhkan, tapi juga menciptakan ekosistem yang mendorong inovasi dan pertumbuhan.
"Harapannya, Anjani 2024 terus berdampak positif dan signifikan, sehingga dapat menghasilkan manfaat lebih besar dan membantu menggerakkan roda perkembangan ekonomi perempuan di Indonesia, serta jadi inspirasi bagi banyak perusahaan lain dalam memberdayakan pelaku usaha perempuan," tutur Indra.
Advertisement