Aplikasi Belanja Online dari China Ini Bikin Menteri Teten Khawatir, Kenapa?

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menuturkan, aplikasi bernama Temu ini berasal dari China dan sudah masuk ke 58 negara.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jun 2024, 11:52 WIB
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki khawatir masuknya lokapasar baru yang dapat hubungkan langsung antara pabrik di China langsung ke konsumen Indonesia.(Dok KemenkopUKM)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki khawatir masuknya lokapasar baru yang dapat hubungkan langsung antara pabrik di China langsung ke konsumen Indonesia.

"Ini yang saya khawatir, ada satu lagi aplikasi digital cross-border yang saya kira akan masuk ke kita, dan lebih dahsyat daripada TikTok, karena ini menghubungkan factory direct kepada konsumen," kata Teten di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, ditulis Kamis (13/6/2024).

Teten menuturkan, aplikasi bernama Temu ini berasal dari China dan sudah masuk ke 58 negara. Dia mengatakan, aplikasi tersebut terhubung dengan 80 pabrik di China dan produknya bisa langsung diterima oleh seluruh konsumen di dunia. Temu juga dinilai lebih berbahaya dari TikTok Shop lantaran aplikasi tersebut tidak memiliki reseller dan afiliator.

Hal itu dapat kembali mengancam pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang hanya mampu berproduksi secara kecil-kecilan. Sementara pabrikan China, mampu menghasilkan produk secara massal.

"Kalau TikTok masih mending, masih ada reseller, ada afiliator, masih membuka lapangan kerja. Kalau ini akan memangkas langsung, selain harganya lebih murah, juga memangkas lapangan kerja misalnya distribusi," ujar dia.

Teten berharap, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang perizinan berusaha, periklanan, pembinaan, dan pengawasan pelaku usaha dalam perdagangan melalui sistem elektronik dapat mengantisipasi masuknya aplikasi Temu.

"Tapi memang meskipun kita sudah punya aturan di Permendag 31/2023, itu tidak boleh cross-border jual produk di bawah 100 dolar AS, saya hanya hanya warning saja karena keadaan ekonomi UMKM saat ini indeks bisnisnya sedang turun," kata dia.


Teten Masduki Ajak 15 Startup Lokal Cari Investor Kakap ke Luar Negeri

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini pameran bisnis UMKM bisa mencatatkan transaksi lebih dari Rp 1 triliun dalam 3 hari. Dia pun mengajak seluruh pihak kembali menggunakan produk lokal.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan upayanya mendukung pengembangan startup lokal. Termasuk dengan menjembatani akses pembiayaan bagi perusahaan rintisan atau startup di sektor digital dalam negeri.

Membuktikan upayanya tersebut, Teten Masduki mengaku telah menyediakan program inkubasi bagi sekitar 350 startup lokal. Pada program itu, dilakukan pembenahan tata kelola sehingga diharapkan bisa menjawab tantangan perubahan zaman.

"Di kami, itu ada program entrepreneur hub, ada sekitar 350 startup digital yang kita inkubasi kita dandanin model bisnisnya, lalu kita pertemukan dengan calon-calon investor," ujar Teten usai acara Inabuyer Expo 2024, di Smesco Indonesia, Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Sebagai tindak lanjut, dia juga telah mengajak 15 startup lokal untuk mencari investor dari luar negeri. Satu negara yang sudah didatanginya adalah Singapura.

"Kemarin saya bawa ke Singapura 15 startup digital yang memang di sektor produksi, banyak yang di sektor agritech sama aquatech. Ini yang memang potensial untuk mendapatkan pembiayaan," jelasnya.

Sektor ProduksiTeten mengatakan, sektor produksi dalam negeri tidak kalah menariknya untuk mendapatkan kucuran dana segar dari investor asing. Maka, dia mendorong lahirnya jagoan startup di bidang agrikultur dan aquakultur yang potensinya cukup besar di Indonesia.

"Kita ingin melebarkan investasi di digital economic, tidak hanya berkerumun di e-commerce dan digital payment, tapi kita ingin lebarin ke agriculture sama aquaculture, karena kita punya potensi disitu," tegas dia.

 


Gandeng DBS Bank

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pada acara DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia di Singapura, Jumat (17/5/2024). (Dok KemenkopUKM)

Pada lawatannya ke Singapura itu, dia menggandeng DBS Bank untuk memberikan pembiayaan. Termasuk juga dengan beberapa perusahaan modal ventura lain.

Kembali lagi, dia mengarahkan investasi bisa didapat oleh startup lokal di sektor agrikultur dan aquakultur pada konteks mengoptimalkan sumber pengembangan ekonomi digital Tanah Air.

"Jadi ini memang saya kira masih banyak yang tertarik untuk masuk ke digital economy tapi ke sektor hulu-nya, sektor produksi," kata dia.

"Kemarin kita dengan DBS, kita tau lah DBS bank besar di Singapura ya, kerja sama dengan beberapa modal ventura dengan kami, mudah-mudahan lah ada yang beli beberapa start up kita," pungkasnya.

 


Pameran Produk UMKM di Luar Negeri Tak Efektif, Teten Masduki Ubah Cara Promosi, Bagaimana?

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta ternun Karaja Sumba bisa dijual dengan harga tinggi. (dok: humas)

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai pameran produk UMKM di luar negeri tak lagi begitu efektif. Maka, dia mengubah pola promosi dari UMKM.

Salah satunya dengan membawa sejumlah start up lokal yang potensial untuk mendapat pendanaan dari perusahaan asing. Memurut dia, cara ini bisa lebih menarik investor di tengah perkembangan zaman yang mengarah ke digital.

"Ini saya kira terobosannya, biasanya UMKM pameran produk di luar (negeri). Kita ubah, sekarang kita bukan pameran, karena tidak terlalu efektif," ucap Teten di Jakarta, dikutip Senin (20/5/2024).

"Kita bawa UMKM-UMKM yang punya potensi mendapatkan pembiayaan dari modal ventura," sambungnya.

Pada tahap awal, Teten Masduki sedikitnya sudah membawa 15 startup lokal untuk mendapat pembiayaan di Singapura. Dia turut menggandeng DBS Bank dalam menjembatani dengan calon-calon investor. Mayoritas, jenis startup yang dibawa bergelut di bidang agrikultur dan aquakultur.

"Kemarin kita dengan DBS, kita tahu DBS bank besar di Singapura ya, kerja sama dengan beberapa modal ventura dengan kami, mudah-mudahan lah ada yang beli beberapa start up kita," kata dia.

Ke depannya, dia juga membidik adanya promosi startup ke beberapa negara potensial lainnya. Mengingat, besarnya potensi investasi di dua kategori tadi, utamanya ke sektor hulu atau produksi.

"Kami juga terus menjalin kerja sama dengan calon-calon investor di Jepang, Australia, Korea Selatan, dan Belanda. Jadi ini memang saya kira masih banyak yang tertarik untuk masuk ke digital economy tapi ke sektor hulu-nya, sektor produksi," pungkasnya.

 

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya