Liputan6.com, Jakarta - YouTube terus menghadirkan sejumlah fitur AI terbaru di platform mereka. Terbaru, perusahaan milik Google ini tengah menguji fitur rangkuman komentar di Shorts.
Sebagai informasi, Google kerap kali melakukan uji coba fitur baru di berbagai produk miliknya. Beberapa fitur yang diuji hanya dapat dinikmati sebagian kecil pengguna, tapi jarang fitur tersebut diluncurkan secara luas.
Advertisement
Sebagai contoh, tahun lalu beberapa pengguna menerima fitur AI baru untuk merangkum komentar di video YouTube berdurasi panjang. Fitur ini dimanfaatkan untuk mengetahui topik utama yang diperbincangkan di komentar video.
Seakan tak mau berhenti, kini YouTube akan menghadirkan fitur serupa. Namun bedanya, fitur perangkum komentar ini akan hadir di video YouTube Shorts.
Dikutip dari Android Headlines, Kamis (13/6/2024), YouTube akan hadirkan fitur yang merangkum komentar berdasarkan topik yang banyak diperbincangkan di komentar YouTube Shorts.
Kendati demikian, fitur tersebut hanya tersedia di aplikasi mobile. Selain itu, fitur perangkum komentar ini masih diuji sehingga hanya sebagian kecil pengguna yang dapat menikmatinya.
Dijelaskan pula, fitur perangkum komentar hanya tersedia di video YouTube Shorts dengan jumlah penayangan dan komentar yang banyak.
YouTube mengungkapkan komentar yang dapat dirangkum adalah komentar yang dipublikasikan. Artinya, komentar yang ditinjau oleh pihak Community Guideline Youtube tidak dapat dirangkum.
Belum diketahui kapan YouTube akan menerapkan fitur perangkum AI secara luas. Namun, ada bocoran yang menyebut dengan adanya uji coba ini, ada kemungkinan YouTube akan merilis fitur ini ke lebih banyak pengguna Shorts.
YouTube Music Rilis Fitur Hum-to-Search: Cari Lagu Cukup dengan Bersenandung
Selain itu, YouTube juga menghadirkan fitur menarik di salah satu layanan mereka, YouTube Music.
Google dilaporkan telah kembali menghadirkan fitur inovatif untuk layanannya. Kali ini, giliran YoTube Music yang menghadirkan fitur baru untuk memudahkan pengguna ketika mencari lagu.
Fitur baru yang diberi nama hum-to-search ini memungkinkan pengguna YouTube Music mencari lagu bukan berdasarkan lirik atau judulnya, melainkan melodi lagu tersebut. Jadi, pengguna dapat mencari lagu hanya dengan bersenandung, bernyanyi, atau memainkan melodi.
Sebagai informasi, fitur hum-to-search telah lebih dulu hadir di Google Search sejak 2020, dan kini hadir di layanan YouTube Music.
Dikutip dari Android Authority, Selasa (28/5/2024), fitur ini awalnya diuji sebagai bagian dari eksperimen di YouTube, sebelum akhirnya kini diluncurkan ke pengguna YouTube Music di Android.
Untuk mengakses fitur hum-to-search, pengguna dapat mengetuk ikon pencarian kaca pembesar di pojok kanan atas aplikasi YouTube Music. Setelah mengetuk ikon pencarian, terdapat ikon baru berbentuk gelombang yang terletak di samping ikon mikrofon.
Dengan mengetuk ikon tersebut, akan terbuka halaman pencarian berwarna yang meminta pengguna untuk memutar, menyanyikan, atau menyenandungkan lagu. AI Google kemudian akan melakukan pencarian lagu yang sesuai dengan senandung pengguna.
Disebutkan, fitur ini dapat mencari lagu dengan berbagai bahasa, seperti Bahasa Inggris dan Bahasa India. Karenanya, ada kemungkinan besar fitur ini akan dapat mendeteksi lebih banyak lagu dari berbagai bahasa.
Saat ini, fitur Hum-to-Search hanya dapat diakses bagi pengguna Android dengan aplikasi YouTube Music versi 7.02. Namun, kemungkinan besar fitur ini juga akan tersedia bagi pengguna iPhone tak lama lagi.
Advertisement
Google Perluas Cakupan Gemini, Bakal Terintegrasi dengan YouTube Music
Tak hanya hadirkan fitur Hum-to-Search, Google dikabarkan akan melakukan integrasi Youtube Music dengan Gemini AI. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Android Authority.
Mengutip informasi dari 9to5Google, Jumat (10/5/2024), integrasi ini diketahui dari adanya opsi baru untuk menghubungkan YouTube Music dengan Gemini. Adapun opsi ini muncul dari pembaruan terbaru aplikasi Google di Android.
Dengan integrasi ini, pengguna bisa memanfaatkan Gemini untuk nantinya mengakses, mencari lagu, mengelola playlist, termasuk perintah menjalankan pemutaran di YouTube Music.
Sekadar diketahui, Google sendiri sebelumnya telah mengaktifkan beberapa integrasi Gemini untuk layanan lain, seperti Flights, Hotels, Maps, termasuk aplikasi produktivitas Workspace serta YouTube.
Meski bocorannya sudah diketahui, integrasi ini belum dirilis secara resmi. Dikabarkan, integrasi ini akan rencananya akan hadir pada menu Extensions di Gemini.
Untuk informasi, Google memang terus berupaya untuk mempermudah akses Gemini AI ke para pengguna. Terbaru, raksasa internet itu dilaporkan mulai menggulirkan akses Gemini langsung di Google Chrome.
Melalui akses ini, pengguna Chrome bisa langsung mengakses layanan AI tersebut melalui address baru. Informasi ini diketahui dari uji coba fitur yang sudah dimulai sejak pertengahan April 2024.
Kini, fitur ini pun sudah mulai digulirkan untuk pengguna umum. Informasi kehadiran akses langsung Gemini AI ini pun diumumkan melalui akun Twitter resmi Google Chrome.
"Mulai obrolan Anda dengan Gemini secara cepat memakai shortcut di address bar Chrome desktop," tulis Chrome dalam akun resminya. Disebut, fitur ini sudah bisa diakses dengan Chrome versi terkini yakni 124 stable.
YouTube Batasi Gerak Pengguna yang Masih Blokir Iklan, Video Langsung Skip ke Akhir
Meski menghadirkan fitur yang memudahkan pengguna, YouTube juga menghadikan fitur yang menyulitkan pengguna, khususnya pengguna yang menggunakan pemblokir iklan.
Google baru-baru ini meningkatkan sistem keamanan YouTube. Langkah ini dilakukan karena banyaknya pengguna nakal yang memodifikasi YouTube mereka agar tidak menampilkan iklan.
Perlu diketahui, YouTube menganggap penggunaan pemblokir iklan tidak hanya melanggar persyaratan layanannya, tetapi juga membuat pembuat konten tidak mendapatkan bayaran atas kerja keras mereka.
Langkah pemblokiran YouTube yang menggunakan pemblokir iklan sebenarnya sudah diupayakan Google sejak beberapa bulan lalu.
Pada Januari 2024, mereka memperlambat akses pemutaran video bagi pengguna AdBlock, sehingga mau tak mau mereka harus mencabut fitur tersebut agar video YouTube dapat diputar.
Pun demikian, cara tersebut tidak memberikan efek jera. Karenanya, YouTube mencoba cara baru, yakni mempercepat video yang diputar langsung ke bagian akhir, apabila pengguna terdeteksi memakai pemblokir iklan.
Cara ini pun akan terus dilakukan, hingga pengguna menghapus fitur pemblokir iklan. Apabila sistem mendeteksi AdBlock telah dihapus, video dapat diputar sepenuhnya tanpa kendala.
Mengutip laporan Phone Arena, Kamis (30/5/2024), pengguna dengan nama akun SDHD4K di Reddit pun sempat menunjukkan cara kerja sistem ini.
Dalam unggahannya, ia memperlihatkan, YouTube akan langsung melompati video ke bagian akhir, ketika mendeteksi pengguna memakai pemblokir iklan.
Tak hanya itu, YouTube juga mengatur agar ketika pengguna mengatur volume di aplikasi, video akan dibisukan (Mute).
Saat pengguna mencoba mengatur volume lagi, suara akan muncul hanya selama satu detik, lalu kembali dibisukan.
Google sendiri menganggap pemakaian AdBlock memutus saluran pendapatan mereka, mengingat penayangan iklan di YouTube menghasilkan uang sebesar USD 8,09 miliar (Rp 130 triliun) untuk perusahaan induk Google, Alphabet.
Advertisement