2 Produsen Timah Dunia Bertemu di Jakarta, Ini yang Dibahas

PT Timah dalam penjajakan kerja sama sebagai representasi negara dalam penambangan timah mengajak para pemain global untuk saling mendukung dalam tata niaga pertimahan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Jun 2024, 06:00 WIB
Yunnan Tin mengunjungi Kantor PT Timah (Persero) Tbk di Jakarta, pada Rabu 12 Juni 2024. (Dok TINS)

Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk dan Yunnan Tin mulai menjajaki kerja sama sinergis. Hal ini ditandai dengan kunjungan kerja Yunnan Tin ke Kantor PT Timah di Jakarta, pada Rabu 12 Juni 2024. Pertemuan dua produsen timah dunia ini merupakan diskusi lanjutan pasca pertemuan International Tin Conference yang berlangsung di Penang, Malaysia beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan kali ini, ada beberapa hal strategis yang dibahas antara PT Timah dan Yunnan Tin. Antara lain terkait aspek pemasaran, aspek teknologi dan pengembangan produk dan juga suplai kepada anak usaha.

Hasil dari pertemuan ini, nantinya akan ditindaklanjuti dengan Memorandum of Understanding (Mou) yang akan dilaksanakan dalam beberapa waktu.

Direktur Utama PT Ahmad Dani Virsal mengatakan, posisi perseroan dalam penjajakan kerja sama ini sebagai representasi negara dalam penambangan timah mengajak para pemain global untuk saling mendukung dalam tata niaga pertimahan.

"Sinergitas ini tentu saja sangat penting, mengingat Timah adalah mineral yang sangat dibutuhkan industri dalam skala global. PT Timah berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk sesama produsen timah untuk menjaga keberlangsungan mineral timah," ucap Dani, dikutip Jumat (14/6/2024).

Sementara itu, Perwakilan dari Yunnan Tin menjelaskan pertemuan ini sangat konstruktif dan mereka menyambut dengan terbuka kemungkinan kerja sama strategis antar kedua belah pihak.

Informasi saja, pihak perseroan yang menyambut kehadiran rombongan Yunnan Tin antara lain Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal bersama Direktur Operasi Produksi Nur Adi Kuncoro, Direktur Pengembangan Usaha Dicky Octa Zahriadi bersama Kepala Divisi Commercial Yenni Wiska.

Adapun Rombongan Yunnan Tin yang hadir diantaranya Chairman and General Manager of Yunnan Tin Company Limited Liu Luke, CFO of Yunnan Tin Company Limited Yue Min, Manager of Operation Management Department of Yunnan Tin Company Limited Peng Mingyan, Deputy Manager of Market Operation Center of Yunnan Tin Company Limited Zhang Ci, General Manager of Yunnan Tin Trading (Shanghai) Company Limited Xie Fang, dan Marketing Manager of Yuntinic (Hongkong) Resources Company Limited Liu Tao.


PT Timah Catat Laba Bersih Rp 29,55 Miliar di Kuartal I-2024

Grup MIND ID PT Timah

Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) membukukan laba bersih positif di kuartal I-2024 ini. Tercatat, laba bersih perusahaan mencapai Rp 29,55 miliar dalam periode Januari-Maret 2024.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani menyampaikan ada lonjakan laba usaha dari periode yang sama tahun lalu. Menurut datanya, pada kuartal I 2024, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 69,7 miliar. Angka ini lebih tinggi dari kuartal I-2023 sebesar Rp21,3 miliar.

Kuartal I-2024 ini, TINS mencatat pencapaian EBITDA sebesar Rp 335 miliar atau 101 persen dari kuartal I 2023 sebesar Rp333 miliar.

"Sehingga, di kuartal I 2024 Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 29,55 miliar," ucap Fina dalam keterangannya, Kamis (2/5/2024).


Pendapatan Turun

Holding Industri Pertambangan Indonesia atau MIND ID bersama PT Timah Tbk akan mengunakan teknologi terbaru dalam pengolahan komoditas timah di tahun 2023.

Meski catatan laba bersih perusahaan mengalami kenaikan, namun secara pendapatan TINS mengalami penurunan tipis. Penurunan pendapatan ini terjadi ditengah naiknya harga jual rata-rata logam timah.

Rinciannya, PT Timah Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun atau menurun 5,3 persen dari Rp 2,17 triliun di kuartal I 2023. Padahal, ada kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 1,9 persen dari USD 26.573 per metrik ton di kuartal I 2023 menjadi USD 27.071 per metrik ton di kuartal I 2024.

Kemudian, ada penurunan harga pokok pendapatan sebesar 7,7 persen dari Rp 1,91 triliun di kuartal I 2023 menjadi Rp 1,76 triliun di kuartal I 2024.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya