Awalnya Mirip Gejala Flu, Awas Radang Otak! Penyakit yang Sebabkan Komplikasi Hilang Ingatan

Hingga saat ini penyebab pasti dari radang otak sering tidak diketahui. Namun, sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus dan adanya masalah sistem kekebalan tubuh.

oleh Arie Nugraha diperbarui 17 Jun 2024, 15:58 WIB
Ilustrasi otak. (Foto: Unsplash/Robina Weermeijer)

Liputan6.com, Bandung - Radang otak atau ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak yang dapat menyebabkan gangguan saraf. Gejala yang mungkin timbul meliputi penurunan kesadaran, kejang, atau gangguan dalam bergerak.

Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, ataupun parasit atau terkadang tidak diketahui penyebabnya.

"Gejala awal radang otak umumnya menyerupai gejala flu ringan, seperti demam, nyeri kepala, rasa lelah, dan nyeri sendi atau tulang," ujar dr. Fadhli Rizal Makarim dikutip dari laman Halo Doc, Senin, 10 Juni 2024.

Fadhli menerangkan umumnya radang otak terjadi pada anak-anak, orang lanjut usia, dan mereka yang sistem imunnya sedang lemah.

Meskipun radang otak dianggap bukan penyakit yang bisa merenggut nyawa seseorang dengan mudah, tetapi radang otak bisa menyebabkan komplikasi jika dibiarkan tanpa penanganan.

"Komplikasi pada pengidapnya bisa berupa epilepsi atau hilang ingatan," terang Fadhli.

Fadhli menjelaskan hingga saat ini penyebab pasti dari radang otak sering tidak diketahui. Namun, sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus dan adanya masalah sistem kekebalan tubuh.

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Infeksi

Ensefalitis dapat terjadi jika infeksi menyebar ke otak. Banyak infeksi yang terkait dengan kondisi ini cukup umum dan biasanya ringan. Ensefalitis hanya terjadi pada kasus yang jarang terjadi. Sementara itu, ensefalitis paling sering disebabkan oleh virus, seperti:

- Virus herpes simpleks, yang menyebabkan luka dingin (ini adalah penyebab paling umum dari ensefalitis).

- Jenis virus varicella zoster, yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster. 

- Virus campak, gondok dan rubella.

- Virus yang disebarkan oleh hewan, seperti ensefalitis tick-borne, ensefalitis Jepang, rabies dan mungkin virus Zika.

Ensefalitis yang disebabkan oleh virus dikenal sebagai ensefalitis virus. Dalam kasus yang jarang terjadi, ensefalitis juga dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit.

"Seseorang dapat tertular infeksi ini dari orang lain, tetapi ensefalitis tidak akan menular dari orang ke orang," ungkap Fadhli.

2. Masalah pada Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan melindungi tubuh dari penyakit dan infeksi. Ketika kuman masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan menyerang mereka guna menghambat terjadinya infeksi serius pada tubuh.

Kendati demikian, pada kasus yang jarang, secara keliru sistem kekebalan tubuh bisa saja menyerang otak, sehingga menyebabkan ensefalitis. Hal ini dapat dipicu oleh:

- Infeksi sebelumnya di bagian lain dari tubuh yang biasanya terjadi beberapa minggu sebelumnya.

- Pertumbuhan non

- kanker atau kanker (tumor) di suatu tempat di tubuh.

Ensefalitis karena reaksi terhadap infeksi sebelumnya dikenal sebagai ensefalitis pasca infeksi. Namun, jika ensefalitis disebabkan oleh tumor atau penyebabnya tidak diketahui, kondisi ini disebut sebagai ensefalitis autoimun.

"Siapa pun dapat terkena ensefalitis. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya," tutur Fadhli. Berikut penjelasannya seperti dibawah ini:

- Usia. Beberapa jenis ensefalitis lebih umum atau lebih parah pada kelompok usia tertentu. Secara umum, anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua berada pada risiko yang lebih besar dari sebagian besar jenis ensefalitis virus.

- Sistem kekebalan tubuh yang terganggu. Misalnya seperti pengidap HIV/AIDS, mengonsumsi obat penekan kekebalan atau kondisi lain yang menyebabkan sistem kekebalan melemah.

- Musim dan wilayah geografis. Sebagian populasi nyamuk atau kutu penyebar virus umumnya tinggi saat musim panas di wilayah geografis tertentu.

 


Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Gejala dari radang otak yang disebabkan oleh virus dapat menyerupai gejala flu yang ringan, hal ini meliputi:

- Nyeri kepala.

- Demam.

- Nyeri tulang dan sendi.

- Rasa lelah dan kelemahan pada badan.

Gejala-gejala ini kemudian dapat berkembang menjadi lebih serius seperti:

- Kebingungan, rasa cemas dan halusinasi.

- Kejang.

- Kehilangan sensasi atau kelumpuhan pada area wajah atau tubuh.

- Kelemahan otot.

- Masalah dalam berbicara maupun pendengaran.

- Penurunan kesadaran.

Pada bayi dan anak-anak, ada beberapa gejala lain yang juga dapat muncul:

- Penonjolan pada ubun-ubun kepala bayi.

- Mual dan muntah.

- Kaku tubuh.

- Sulit makan.

- Rewel.

Fadhli mengatakan diagnosis dari radang otak ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Sementara itu, pemeriksaan darah dan pemeriksaan pencitraan dengan CT-Scan atau MRI dapat dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang.

Meski begitu pemeriksaan penunjang terbaik adalah dengan mengambil cairan dari tulang belakang (pungsi lumbal). Melalui sampel cairan ini infeksi yang terjadi pada pengidap dapat segera diketahui penyebabnya.

"Ensefalitis perlu segera diobati dan perawatannya akan tergantung berdasarkan penyebab yang mendasarinya," sebut Fadhli.

Selain itu, perawatan ensefalitis bertujuan untuk meredakan gejala dan mendukung fungsi tubuh. Perawatan yang mungkin dilakukan untuk radang otak termasuk:

- Obat antivirus. Digunakan jika ensefalitis disebabkan oleh virus herpes simpleks atau cacar air. Biasanya obat akan diberikan ke pembuluh darah tiga kali sehari selama dua hingga tiga minggu.

- Pemberian suntikan steroid. Hal ini dilakukan jika ensefalitis disebabkan oleh masalah dengan sistem kekebalan tubuh. Terkadang, pemberian suntikan steroid juga dilakukan pada kasus ensefalitis yang berkaitan dengan virus cacar air.

- Terapi imunoglobulin. Terapi imunoglobulin merupakan terapi obat yang dapat membantu mengendalikan sistem kekebalan tubuh.

- Plasmapheresis. Merupakan prosedur yang bertujuan untuk menghilangkan zat yang menyerang otak dari darah.

- Operasi. Jika ensefalitis disebabkan oleh tumor, maka prosedur operasi dapat menjadi pilihan pengobatan.

- Antibiotik atau obat antijamur. Obat ini diberikan jika ensefalitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.

 


Komplikasi Radang Otak

Menurut Fadhli jika dibiarkan tanpa penanganan, ensefalitis yang sudah parah dapat memicu terjadinya komplikasi. Komplikasi akibat ensefalitis dapat meliputi:

- Kehilangan ingatan.

- Perubahan perilaku atau kepribadian.

- Epilepsi.

- Kelemahan fisik.

- Disabilitas secara intelektual.

- Kurangnya koordinasi otot tubuh.

- Adanya masalah penglihatan.

- Masalah pendengaran.

- Munculnya masalah berbicara.

- Mengalami koma.

- Kesulitan untuk bernafas.

- Terancamnya keselamatan jiwa.

"Ensefalitis tidak selalu dapat dicegah, tetapi kamu dapat menurunkan risiko dengan mendapatkan vaksinasi untuk virus yang dapat menyebabkan ensefalitis," tukas Fadhli.

Selain itu, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko radang otak:

- Praktekkan kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan air dan sabun secara rutin. Terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum dan sesudah makan.

- Hindari berbagi peralatan untuk makan dan minum dengan orang lain.

- Memberantas sarang-sarang nyamuk.

- Menggunakan krim anti nyamuk saat bepergian ke daerah yang banyak nyamuk.

- Pastikan untuk menutup segala wadah air di rumah dan mengubur benda yang dapat menjadi sarana kembang biak nyamuk.

Fadhli menganjurkan jika mengalami gejala radang otak yang tak kunjung membaik, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Penanganan yang dilakukan sedari dini tentunya dapat menurunkan risiko komplikasi yang mengintai.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya