Liputan6.com, Bandung - Diare umumnya disebabkan oleh infeksi, baik bakteri maupun virus. Kondisi ini bisa mengakibatkan tubuh kehilangan cairan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi.
Jika dehidrasi tidak segera ditangani, kondisi ini sangatlah berbahaya dan bisa mengancam nyawa. Menurut keterangan dr. Airindya Bella di laman Alo Dokter, meski umum terjadi diare bukanlah kondisi yang dapat disepelekan.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai cara mencegah diare agar Anda dan keluarga dapat terhindar dari penyakit ini.
Baca Juga
Advertisement
"Semua orang berisiko terkena penyakit dengan gejala tinja berbentuk cair ini. Namun, orang yang mengalami kekurangan gizi atau menderita penyakit autoimun tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena diare berat," jelas Bella dicuplik Jumat, 7 Juni 2024.
Bella mengatakan penting untuk mengetahui cara mencegah diare agar senantiasa terhindar dari penyakit ini dan bahaya yang bisa ditimbulkan.
Cara paling efektif untuk mencegah diare adalah menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini:
1. Cuci tangan hingga bersih
Cuci tangan merupakan cara paling umum dan paling mudah untuk mencegah diare. Pastikan Anda mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi anak, sebelum dan sesudah mengurus orang sakit, setelah keluar dari kamar mandi, dan setelah mengganti popok.
Jangan lupa gunakan sabun dan air mengalir ketika mencuci tangan. Apabila tidak memungkinkan pakai sabun, gunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol setidaknya 60 persen untuk membunuh kuman.
2. Konsumsi air minum yang higienis
Bila Anda menggunakan air keran untuk konsumsi atau keperluan memasak sehari-hari, pastikan Anda telah merebusnya terlebih dahulu hingga mendidih. Jika menggunakan air kemasan untuk minum, pastikan kemasannya tidak rusak dan airnya tidak berbau, tidak berwarna, serta tidak memiliki rasa.
3. Olah makanan hingga matang
Pastikan telah mengolah makanan dengan benar. Masaklah makanan, seperti ayam, ikan, dan daging merah hingga matang. Selain itu, selalu cuci buah dan sayuran hingga bersih dengan air mengalir sebelum diolah dan dikonsumsi, bukan menggunakan air yang ditampung.
4. Lakukan vaksin rotavirus pada anak
Rotavirus merupakan virus yang sering menyebabkan diare pada anak-anak. Namun, infeksi virus ini dapat dicegah melalui vaksinasi rotavirus. Vaksin ini terbukti dapat mengurangi jumlah anak yang mengalami diare.
Meski tetap ada kemungkinan anak yang sudah divaksin terkena penyakit rotavirus, tetapi hal ini jarang terjadi dan biasanya gejala yang muncul lebih ringan daripada anak yang tidak divaksin.
5. Berikan ASI eksklusif kepada bayi
ASI mengandung zat yang penuh nutrisi dan mudah diserap oleh tubuh bayi. Berbagai kandungan tersebut meliputi vitamin, mineral, antioksidan, dan zat antibodi yang bisa memperkuat daya tahan tubuh bayi.
Sistem kekebalan inilah yang membuat bayi lebih kuat melawan kuman, termasuk bakteri atau virus penyebab diare. Selain itu, pemberian ASI sesuai kebutuhan bayi juga mendukung terpenuhinya kebutuhan cairan sehingga bayi terhindar dari kekurangan cairan atau dehidrasi akibat diare.
"Apabila Anda sudah melakukan cara mencegah diare di atas, tetapi diare masih sering terjadi atau tak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan ke dokter," kata Bella.
Apalagi jika diare sudah berlangsung lebih dari seminggu atau disertai gejala lain, seperti terdapat darah pada feses, demam, dan muntah terus-menerus.
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan Kemkes soal Diare
Berdasarkan keterangan dari laman Ayo Sehat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, diare adalah kondisi yang umum dan biasanya tidak serius, tetapi dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Diare adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak orang. Meskipun seringkali dianggap sebagai gangguan ringan, diare bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius dan memerlukan perhatian medis.
Diare didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang mengalami peningkatan frekuensi buang air besar dengan feses yang cair atau encer.
Ini bisa disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, kram perut, dan kadang-kadang penurunan berat badan.
Ada berbagai penyebab diare, yang meliputi:
1. Infeksi. Infeksi usus akibat virus (misalnya rotavirus), bakteri (misalnya E. coli), atau parasit (misalnya Giardia) adalah penyebab umum diare.
2. Intoleransi Makanan. Beberapa orang mungkin mengalami diare sebagai reaksi terhadap makanan tertentu, seperti pada intoleransi laktosa.
3. Obat-obatan. Beberapa obat, seperti antibiotik, dapat menyebabkan diare sebagai efek samping.
4. Kondisi Pencernaan Kronis. Penyakit seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa, dan sindrom iritasi usus (IBS) sering menyebabkan diare.
5. Stres dan Kecemasan. Kondisi psikologis seperti stres dan kecemasan dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan diare.
Gejala diare dapat bervariasi, tetapi umumnya meliputi:
- Feses cair atau encer
- Kram atau nyeri perut
- Urgensi untuk buang air besar
- Mual atau muntah
- Demam
- Lethargy atau kelelahan
Advertisement
Diagnosis Diare
Ketika seseorang mengalami gejala diare, dokter biasanya akan melakukan sejumlah prosedur diagnosis untuk menentukan penyebabnya. Proses ini dapat mencakup:
- Wawancara Medis: Dokter akan menanyakan tentang gejala, durasi gejala, riwayat makanan yang dikonsumsi, dan riwayat perjalanan. Informasi ini dapat membantu dokter menentukan kemungkinan penyebab diare.
- Pemeriksaan Fisik: Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kondisi kesehatan pasien secara umum.
- Pemeriksaan Laboratorium: Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan meminta pasien untuk melakukan tes tinja. Tes ini dapat membantu mengidentifikasi apakah ada infeksi atau kondisi medis lainnya yang menyebabkan diare.
- Pemeriksaan Tambahan: Jika diperlukan, dokter mungkin akan merujuk pasien untuk melakukan tes tambahan seperti endoskopi atau kolonoskopi. Tes-tes ini dapat membantu dokter memvisualisasi langsung kondisi usus pasien dan mengambil sampel jaringan jika diperlukan.
Pengobatan diare tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi diare antara lain:
- Rehidrasi. Ini adalah langkah penting dalam mengobati diare. Minum banyak cairan, terutama air dan minuman isotonik, dapat membantu menggantikan cairan yang hilang.
- Diet. Mengonsumsi makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti bubur dan pisang, dapat membantu. Hindari makanan pedas, berlemak, dan beralkohol selama masa diare
- Obat-Obatan. Obat antidiare seperti loperamide dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi buang air besar. Namun, harus digunakan dengan hati-hati dan sesuai anjuran dokter
- Antibiotik. Jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik dengan tepat.
- Probiotik. Probiotik, yang merupakan bakteri baik, dapat membantu dalam memulihkan keseimbangan mikroflora usus yang mungkin terganggu selama diare.
Pencegahan Diare
Mencegah diare sering kali lebih mudah dan lebih efektif daripada mengobatinya. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil:
- Kebersihan Pribadi. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum makan, adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah diare.
- Keamanan Makanan. Memastikan bahwa makanan disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis. Hindari makanan yang tidak dimasak dengan baik, terutama daging dan seafood.
- Konsumsi Air yang Aman: Minum air yang bersih dan aman. Jika Anda tidak yakin tentang kualitas air, lebih baik meminum air kemasan atau mendidihkan air sebelum minum.
- Hindari Faktor Pemicu: Jika Anda tahu bahwa Anda memiliki intoleransi terhadap makanan tertentu, seperti susu, hindari konsumsi makanan tersebut.
- Vaksinasi: Ada vaksin yang tersedia untuk beberapa penyebab diare, seperti rotavirus. Pastikan Anda dan anggota keluarga Anda mendapatkan vaksinasi yang diperlukan.
Diare yang berkepanjangan atau sangat parah dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani.
Tanda-tanda dehidrasi meliputi mulut kering, kelelahan, pengurangan produksi urine, dan pusing. Jika mengalami tanda-tanda dehidrasi, sangat penting untuk mencari perawatan medis segera.
Selain itu, jika diare disertai dengan demam tinggi, darah dalam feses, atau jika berlangsung lebih dari beberapa hari tanpa tanda-tanda membaik, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Mengenali gejala dan tahu kapan harus mencari bantuan medis adalah kunci dalam penanganan diare secara efektif. Selain itu, pencegahan melalui praktik kebersihan yang baik dan kehati-hatian dalam pemilihan makanan dan minuman adalah langkah penting dalam mengurangi risiko diare.
Advertisement