Inovasi Pupuk Indonesia Raup Rp 1,3 Triliun, Pupuk Subsidi Makin Mudah Diakses Petani

Pupuk Indonesia menduduki posisi ketujuh terbesar dunia dalam industri pupuk di tahun 2024.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 14 Jun 2024, 15:00 WIB
Gedung kantor pusat Pupuk Indonesia

Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali menorehkan prestasi membanggakan melalui insan-insannya yang inovatif.

Dalam ajang "Pupuk Indonesia Innovation Award (PIIA) Summit 2024", tercatat 169 inovasi menghasilkan kontribusi pendapatan dan penghematan senilai Rp 1,3 triliun.

"Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa Pupuk Indonesia berkomitmen untuk terus berinovasi demi kemajuan perusahaan dan ketahanan pangan nasional," ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, ditulis Jumat (14/6/2024).

Rahmad menjelaskan bahwa nilai Rp 1,3 triliun tersebut berasal dari dua aspek utama, yaitu Rp 1,2 triliun dari peningkatan efisiensi atau penghematan dan Rp 0,1 triliun dari peningkatan revenue. Hal ini mengantarkan Pupuk Indonesia menduduki posisi ketujuh terbesar dunia dalam industri pupuk di tahun 2024.

Lebih dari sekadar pencapaian finansial, Rahmad menekankan bahwa budaya inovasi telah mengakar kuat di Pupuk Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan partisipasi 700 karyawan atau inovator, yang terdiri dari karyawan organik, non-organik, dan magang, dalam PIIA 2024.

"Inovasi tak selalu tentang penemuan besar, tapi juga proses trial and error yang membutuhkan persistensi tinggi. Tanpa persistensi, inovasi ini tidak akan terimplementasi dan berdampak pada laporan keuangan," jelas Rahmad.

Pupuk Indonesia menunjukkan komitmennya dalam menjaga budaya inovasi melalui kerjasama dengan Massachusetts Institute of Technology – Industrial Liaison Program (MIT-ILP).

Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama industri pupuk global.

Ketahanan pangan global saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan seperti perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan stagnasi produktivitas pertanian. Oleh karena itu, Pupuk Indonesia berharap kolaborasi dengan MIT-ILP dapat meningkatkan perannya dalam ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui inovasi dan transformasi bisnis.

PIIA merupakan ajang tahunan untuk mendorong budaya inovasi, berbagi pengetahuan, dan memberikan apresiasi kepada insan Pupuk Indonesia yang berkontribusi atas kemajuan perusahaan. Konvensi ini diikuti oleh seluruh direktorat yang ada di Pupuk Indonesia dengan penilaian fokus pada tiga aspek utama:

  • Growth: Inovasi harus menunjukkan adanya penciptaan nilai (value creation)
  • Digital: Inovasi harus mengandung unsur teknologi digital
  • Sustainability: Inovasi harus menghasilkan manfaat jangka panjang yang berkelanjutan

Perbaiki Tata Kelola Distribusi Pupuk

Inovasi yang berhasil menjadi Grand Champion dalam konvensi ini adalah ciptaan Gugus Inovasi Rekan-iPubers. Inovasi ini memperbaiki tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi melalui pengembangan dan implementasi aplikasi digital terintegrasi di 27.000 kios Pupuk Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia. Kolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) ini memudahkan petani terdaftar untuk menebus pupuk bersubsidi.

"Lebih dari sekadar kompetisi, PIIA adalah wadah kolaborasi. Dalam dunia bisnis, kemampuan berkolaborasi (Collaboration Quotient) dengan orang-orang yang memiliki pola pikir berbeda sangatlah penting," tandas Rahmad.

Rahmad berharap ekosistem inovasi Pupuk Indonesia dapat terus berkembang dan berkontribusi dalam mendukung perusahaan sebagai penopang ketahanan pangan nasional dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Tanpa inovasi, perusahaan tidak akan mampu bertahan, apalagi berkembang. Hanya dengan inovasi Pupuk Indonesia dapat meraih masa depan yang lebih baik," pungkasnya.


Apa yang dimaksud pupuk bersubsidi?

PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak usahanya PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, melakukan kerjasama distribusi pupuk bersubsidi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) (dok: Ilyas)

Pupuk bersubsidi adalah jenis pupuk yang harganya diturunkan melalui bantuan pemerintah dengan tujuan membantu petani mendapatkan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau.

Subsidi ini diberikan untuk mengurangi beban biaya produksi bagi petani, meningkatkan produktivitas pertanian, dan mendukung ketahanan pangan nasional. Pupuk bersubsidi biasanya mencakup berbagai jenis pupuk seperti urea, NPK, dan ZA, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.

Subsidi ini diberikan oleh pemerintah melalui mekanisme distribusi yang diatur, sehingga petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi adalah mereka yang terdaftar dan memenuhi syarat.

Pemerintah bekerja sama dengan distributor resmi untuk memastikan pupuk bersubsidi sampai ke tangan petani tepat waktu dan sesuai kebutuhan.

Dengan adanya pupuk bersubsidi, diharapkan petani dapat mengoptimalkan hasil panen mereka, meningkatkan pendapatan, dan secara keseluruhan, berkontribusi pada peningkatan produksi pertanian nasional.


Berapa kuota pupuk subsidi 2024?

(Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budhy Setiawan menyambut baik penambahan kuota pupuk bersubsidi yang semula hanya 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Penambahan tersebut mendapatkan apresiasi meskipun di dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Tani masih diperlukan 12 juta ton.

Sehingga, meskipun masih terdapat kekurangan tiga juta ton, namun ia menilai peningkatan yang terjadi di tahun 2024 sudah signifikan. 

"Diharapkan penyaluran pupuk bersubsidinya yang beralih dari melalui T-Pubers ke aplikasi iPubers sudah selesai di dalam memadupadankan datanya. Sehingga, petani nanti bisa betul-betul hanya bermodalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), bisa melakukan tebus pupuk,” demikian disampaikan Budhy dikutip dari Parlementaria.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya