Liputan6.com, Jakarta - PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Pada aksi tersebut, Indo American Seafoods akan menawarkan sebanyak-banyaknya 290 juta saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 20,86 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Advertisement
Harga penawaran dipatok sebesar Rp 220-250 per saham. Sehingga perseroan berpotensi mengantongi dana sebanyak-banyaknya Rp 72,5 miliar dari IPO.
Bersamaan dengan itu, Indo American Seafoodsjuga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 145 juta waran seri I yang menyertai saham yang ditawarkan atau sebanyak-banyaknya 13,18 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham yang ditawarkan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal penjatahan.
Setiap pemegang 2 saham yang ditawarkan perseroan berhak memperoleh 1 waran seri I. Di mana setiap 1 waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham biasa baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel yang bernilai nominal Rp 50 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 224.
Waran seri I dapat dilaksanakan setelah 6 bulan atau lebih sejak efek diterbitkan, yang berlaku mulai tanggal 6 Januari 2025 sampai dengan tanggal 7 Juli 2025. Total nilai hasil pelaksanaan waran seri I adalah sebanyak- banyaknya Rp 32,48 miliar.
Pemakaian Dana IPO, untuk Apa Saja?
Perseroan berencana mengalokasikan 90 persen dana hasil IPO untuk pembelian bahan baku, baik bahan baku langsung maupun bahan baku pembantu. Bahan baku langsung mencakup pembelian udang.
Sedangkan, bahan baku pembantu meliputi, namun tidak terbatas pada, master karton, polybag, tray, tepung, dan bahan tambahan pangan (food additive) dari pemasok yang merupakan pihak penjual perorangan maupun penjual berbentuk badan hukum.
Sekitar 5 persen dana IPO akan digunakan untuk biaya penjualan dan pemasaran. Lalu sekitar 4,85 persen akan digunakan untuk biaya perawatan dan biaya utilitas. Sisanya akan digunakan untuk biaya keperluan kantor, terutama untuk pembelian dan penggantian peralatan elektronik serta penunjang lainnya yang diperlukan untuk mendukung aktivitas kantor perseroan.
Advertisement
Dana Pemakaian Waran
Adapun seluruh dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I, akan digunakan untuk modal kerja. Setelah IPO, manajemen perseroan merencanakan pembayaran dividen kas maksimum 30 persen dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 yang akan dibagikan pada tahun 2025.
Dividen Perseroan akan tergantung pada arus kas dan rencana investasi Perseroan, hukum dan peraturan Indonesia, dan persyaratan lainnya.
Melansir prospektus perseroan dari laman e-ipo, Jumat (14/6/2024), berikut jadwal IPO PT Indo American Seafoods Tbk: Masa penawaran awal: 14 – 24 Juni 2024
Tanggal efektif: 27 Juni 2024
Masa penawaran umum: 1 Juli – 3 Juli 2024
Tanggal penjatahan: 3 Juli 2024
Tanggal distribusi saham secara elektronik: 4 Juli 2024
Tanggal pencatatan pada bursa efek indonesia: 5 Juli 2024
Tanggal awal perdagangan waran seri I: 5 Juli 2024
Tanggal awal pelaksanaan waran seri I: 6 Januari 2025
Akhir perdagangan waran seri I
- Pasar reguler & negosiasi: 2 Juli 2026
- Pasar tunai: 4 Juli 2026
Akhir pelaksanaan waran seri I: 7 Juli
Akhir masa berlaku waran seri I: 7 Juli 2025
37 Calon Emiten Antre Lepas Saham ke Publik hingga 31 Mei 2024
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Adapun hingga 31 Mei 2024, terdapat 24 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO itu sebesar Rp 3,88 triliun. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini terdapat 37 perusahaan yang siap debut di Bursa.
Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor konsumer non-siklikal.
"Hingga saat ini, terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Senin (3/6/2024).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 8 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 24 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Sisanya 5 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 2 Perusahaan dari sektor basic materials
• 5 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 9 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor energy
• 1 Perusahaan dari sektor financials
• 3 Perusahaan dari sektor healthcare
• 6 Perusahaan dari sektor industrials
• 1 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 3 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 4 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Advertisement