2 Analis Ramal Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 1 Juta, Kapan?

Para analis sebagian besar mengaitkan perkiraan harga bullish dengan kuatnya permintaan dari dana yang diperdagangkan di bursa atau ETF Bitcoin.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Jun 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Analis di Bernstein, Gautam Chhugani dan Mahika Sapra membagikan prediksi harga Bitcoin (BTC) mereka saat membahas tentang perusahaan intelijen perangkat lunak yang berfokus pada aset kripto tersebut, Microstrategy.

Melansir News.bitcoin.com, Senin (17/6/2024) Gautam dan Mahika yakin harga BTC dapat mencapai USD 1 juta pada tahun 2033 dan memperkirakan siklus tertinggi sebesar USD 200,000 pada tahun 2025, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar USD 150,000.

"Kami merevisi ekspektasi harga Bitcoin ke siklus tertinggi USD 200 pada tahun 2025 (vs. USD 150K sebelumnya)," kata Gautam dan Mahika.

Perkiraan dasar kami, Bitcoin seharga USD 200.000 pada tahun 2025, USD 500.000 pada tahun 2029 dan USD 1 Juta pada tahun 2033," bebernya.

Para analis sebagian besar mengaitkan perkiraan harga bullish dengan kuatnya permintaan dari dana yang diperdagangkan di bursa atau ETF Bitcoin.

"Kami percaya bahwa ETF yang diatur di AS adalah momen penting bagi kripto, membawa permintaan struktural dari kumpulan modal tradisional," jelas mereka.

Selain itu, keduanya juga memperkirakan bahwa pada tahun 2025, ETF Bitcoin akan menampung sekitar 7% dari BTC yang beredar, dan meningkat menjadi 15% pada tahun 2033.

Analis di Bernstein itu juga menjelaskan bahwa halving Bitcoin menciptakan skenario unik di mana tekanan jual alami dari penambang Bitcoin berkurang setengahnya, atau bahkan lebih karena mereka menyimpan lebih banyak Bitcoin sebagai antisipasi.

Pada saat yang sama, katalis baru untuk permintaan Bitcoin muncul, yang menyebabkan kenaikan harga secara eksponensial. 

"Kami yakin Bitcoin berada dalam siklus bullish baru," pungkasnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Harga Bitcoin Menguat, Tokocrypto Optimis Investasi Kripto Melesat

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Pergerakan harga Bitcoin kembali mendekati level USD 70.000 atau sekitar Rp 1,13 miliar (kurs Rp16.242). Bitcoin (BTC) menyambut baik angka inflasi Amerika Serikat pada bulan Mei 2024 yang lemah, sempat melonjak menjadi USD 69.400, naik hampir 4% selama sepekan terakhir. 

Setelah angka inflasi AS yang turun memunculkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Pada pertemuan Juni, The Fed telah memutuskan pertahankan suku bunganya, ini merupakan sebuah langkah yang memberikan pengaruh penting pada harga Bitcoin (BTC). 

The Fed memutuskan untuk pertahankan suku bunga antara 5,25%–5,50%. Hal ini bertentangan dengan proyeksi The Fed mungkin akan mengikuti jejak bank sentral G7 lainnya yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Meski begitu, harapannya adalah pengumuman Federal Reserve akan membantu meningkatkan momentum bullish BTC untuk membantunya menguji ulang level resistensi di USD 70.000. 

Merespon kondisi tersebut, Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, mengatakan bahwa pemulihan Bitcoin merupakan momentum bagi investor untuk mengoptimalkan peluang dengan mulai mempertimbangkan instrumen investasi berisiko tinggi, seperti kripto.  Selain itu, iklim investasi kripto juga mendapat angin segar dari berbagai faktor lain. 

“Adopsi institusional terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya terus meningkat, dengan beberapa perusahaan besar mulai mempertimbangkan kripto sebagai bagian dari portofolio investasi mereka,” kata Iqbal dalam acara Media Luncheon Tokocrypto, Kamis (13/6/2024). 


Pontensi Jangka Panjang Aset Digital

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Iqbal menambahkan, hal ini menunjukkan kepercayaan yang semakin kuat terhadap potensi jangka panjang aset digital.

Adopsi kripto yang semakin luas dengan munculnya ETF kripto diberbagai negara telah membuka peluang baru bagi investor untuk berinvestasi di kripto dengan cara yang lebih mudah dan aman. 

“Hal ini meningkatkan kredibilitas industri kripto dengan menunjukkan bahwa kripto diterima oleh lembaga keuangan arus utama," pungkas Iqbal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya