Liputan6.com, Jakarta - Bintang T Coronae Borealis atau T CrB akan meledak pada 2024 ini. Menariknya, ledakan bintang ini dapat dilihat dengan mata telanjang dari permukaan Bumi.
Bintang T Coronae Borealis berada di Coronae Borealis atau Mahkota Utara. Coronae Borealis merupakan konstelasi kecil di belahan bumi utara.
Terdapat busur bintang setengah lingkaran yang menyerupai mahkota di dalamnya. Konstelasi ini memiliki karakter Alphecca atau Gemma, yang merupakan sistem bintang biner gerhana.
Baca Juga
Advertisement
Bintang T Coronae Borealis berada di belahan Bumi Utara dan berjarak 3.000 tahun cahaya dari Bumi. melansir laman NASA pada Jumat (14/06/2024), bintang dengan julukan Blaze Star ini akan bersinar secara signifikan hingga mencapai 2 magnitudo, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang pada September 2024 nanti.
Kecerahan bintang T Coronae Borealis akan mencapai titik yang sama dengan bintang paling terang ke-48 di langit malam, Polaris. Bintang ini akan menerangi konstelasi Corona Borealis, tempatnya berasal.
Ledakan bintang pada 2014 ini bukanlah ledakan pertamanya. Ledakan pertama bintang T Coronae Borealis diketahui didokumentasikan oleh Abbott Burchard pada 1217.
Catatan terakhir menyebutkan bahwa bintang ini meledak pada 1946. Bintang T Coronae Borealis memiliki siklus ledakan 80 tahunan, artinya bintang ini meledak setiap 80 tahun waktu bumi.
Ledakan bintang T Coronae Borealis merupakan fenomena astronomi langka. Fenomena ini terjadi saat bintang katai putih runtuh, yang memiliki ukuran sebanding dengan Matahari, dan bintang raksasa merah, yang mendekati akhir masa hidupnya dan mengembang hingga sekitar 74 kali ukuran Matahari.
Suhu permukaan bintang raksasa merah meningkat secara signifikan dari sekitar 4.000 hingga 5.800 derajat Fahrenheit menjadi 360.000 derajat Fahrenheit sebagai akibat dari kedekatan ini. Hal ini mendorong T Coronae Borealis untuk melepaskan lapisan luarnya dari permukaan katai putih.
Puncak materi raksasa merah ini memicu ledakan nuklir yang menghasilkan jumlah energi hingga 100.000 kali lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh matahari setiap tahunnya. Ledakan nova seperti T Coronae Borealis tidak menghancurkan sistem bintang seperti supernova yang melenyapkannya.
Sebaliknya, bintang mendingin ke suhu semula dan memulai kembali siklusnya. Ledakan bintang khusus ini unik karena tampilannya yang singkat tetapi intens, menyelesaikan siklusnya hanya dalam waktu seminggu.
NASA mengantisipasi bahwa puncak kecerahan nova akan memungkinkannya terlihat dengan mata telanjang selama beberapa hari.
Cara Melihat Ledakan Nova Bintang T Coronae Borealis
Untuk menyaksikan fenomena Ledakan Nova ini dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang alias tanpa alat batu. Meskipun tanggal pasti terjadinya ledakan belum diketahui, laporan NASA menunjukkan bahwa Ledakan Nova akan terjadi sebelum September 2024.
Saat mencapai puncaknya, bintang tersebut akan tampak seperti bintang baru yang muncul di langit. Setelah 2024, bintang T Coronae Borealis kemungkinan akan meledak lagi pada 2104 mendatang.
Untuk menemukan rasi bintang Corona Borealis, arahkan pandangan ke langit bagian selatan, di mana rasi bintang ini membentuk busur kecil setengah lingkaran. Pada ketinggian puncaknya, sekitar 65 derajat di atas cakrawala, rasi bintang ini akan terlihat tak lama setelah pukul 3 pagi.
Ledakan nova tidak akan sebesar supernova. Meski begitu, ledakan ini tetap berbahaya bagi objek langit di sekitarnya.
Meski begitu ledakan nova bintang T Coronae Borealis tidak akan mempengaruhi bumi. Sebab, jarak bintang T Coronae Borealis yang sangat jauh dari bumi.
(Tifani)
Advertisement