Liputan6.com, Jakarta- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan pembalap Indonesia Sean Gelael. Putra Ricardo Gelael itu mampu finis di urutan kedua pada ajang Le Mans 24 Hours di Circuit de la Sharte, Prancis, yang berlangsung pada Sabtu (15/6/2024) hingga Minggu (16/6/2024).
Di Le Mans 24 Jam, Sean tampil bersama tim WRT 31 di kelas LMGT3, Sean melakukan perjuangan luar biasa khususnya pada akhir balapan. Start dari P15, lalu sempat terperosok di P20 di kelas LMGT3, trio Sean Gelael-Augusto Farfus-Darren Leung di tengah lintasan kering dan basah, terang dan gelap, menaikkan posisi mereka hingga finis di posisi dua.
Advertisement
Farfus yang dipercaya menjadi starting driver WRT 31, Team yang merupakan Global Partner Pertamax Turbo. Dan karena diprogramkan hanya berada di trek untuk selama satu stint, pembalap Brasil ini tak terlalu ngotot terutama dalam pemakaian ban. Bahkan posisinya sempat turun ke P20 sebelum kembali ke P16 dan menyerahkan kendali ke Leung.
Leung di trek selama tiga stint dan posisi lomba masih pada kisaran P15 hingga P17. Ganti lagi ke Farfus dan posisi naik hingga ke P9, bahkan P7 memanfaatkan situasi pebalap lain saat pit stop. Kendali WRT 31 kembali pindah ke Leung, di mana dalam rencana adalah tiga stint bersama mobil BMW M4 LMGT3.
Namun karena kemudian ada insiden Dries Vanthoor (BMW Hypercar #15) yang menyebabkan Safety Car (SC) masuk ke trek untuk perbaikan pagar pengaman sehingga membutuhkan waktu lama, Leung dipertahankan ada di trek hingga jatah mengemudinya sebagai pembalap Bronze mendekati keharusan enam jam. Ketika SC keluar, Leung masih mengemudi walau tidak terlalu lama.
Menariknya, saat balapan kembali normal dan lintasan bervariasi sebagian basah dan sebagian kering justru Leung punya kecepatan bagus. Pembalap Inggris ini mampu ada di P8 dan menghabiskan jatah balapannya pada posisi 11 sebelum diserahkan ke Sean. Di tengah proses ini, pembalap Team WRT 46 Ahmad Al Harty tergelincir, menabrak tembok, dan berhenti dari balapan.
Gebrakan Sean Perbaiki Posisi Tim
Saat Sean berada di trek, barulah perburuan posisi dimulai. Dia naik ke P8, lalu P7, terus P6, dan akhirnya P5 setelah melalui tiga stint sebelum menyerahkan kemudi ke Farfus. Saat Farfus turun gunung ini SC kembali harus menetralisir lomba karena hujan turun sangat deras dan langit gelap lantaran masih dini hari. Saat itu pebalap Cadillac nomor 311, Jack Aitken, tergelincir.
Karena hujan tak kunjung reda SC berada lama di trek yakni selama 3 jam 26 menit. Di sela SC itulah WRT 31 kembali menugaskan Sean tampil menggantikan Farfus yang ada di P5 dan di bawah langit yang sudah terang. Sean tak butuh waktu lama menyusul Timur Boguslavskiy (Akkodis ASP Team 78) dan Hiroshi Hamaguchi (United Autosports 95) sehingga ada di P3.
Kondisi lomba yang dipengaruhi pit stop dan lintasan kemudian sempat membuat posisi Sean turun-naik, sempat turun ke P6 lalu kemudian balik lagi ke P3. Saat itu yang menguasai lomba adalah mobil nomor 92 (Manthey PureRxcing) dan 91 (Manthey EMA), di mana keduanya memakai mobil Porsche 911 GT3 R LMGT3.
Sebuah kerusakan teknis memaksa mobil nomor 92 masuk pit dan kehilangan banyak waktu yang secara drastis menurunkan posisi lomba mereka ke luar 10 Besar. Sean akhirnya naik ke P2 di bawah pembalap mobil 91.
Advertisement
Drama Balapan di Le Mans 24 Hours
Ada lagi drama sebelum Sean ada di P2 yang membuat SC kembali masuk ke trek. Mobil Aston Martin yang dikendarai Daniel Mancinelli (Heart of Racing Team #27) menabrak tumpukan ban dan terbalik, sehingga butuh waktu lagi untuk memperbaikinya dan SC pun hadir selama sekitar 57 menit.
Team WRT 31 tampaknya mantap berada di tiga besar. Silih berganti jatah membalap dari Sean ke Farfus dan kembali lagi ke Sean tidak mengubah posisi tersebut. Akan tetapi ada momen menarik ketika selepas sebuah pit stop, Sean benar-benar ada di belakang mobil nomor 91, Richard Lietz. Pembalap Austria itu diburu Sean hingga akhirnya bisa disusul.
Itulah kali pertama WRT 31 memimpin balapan! Sayangnya, posisi itu tak berlangsung lama mengingat kondisi ban terpakai dan lainnya berpengaruh sehingga Lietz kembali merebut P1 dari Sean. Walau begitu, P2 sudah sangat nyaman di tangan karena peringkat tiga yang saat itu silih berganti dipegang oleh dua mobil tim Proton Competition dan Iron Dames sudah berselisih satu menit dari WRT 31.
Pada akhirnya, sekitar dua jam sebelum finis hujan kembali turun. Sean pun memberikan kesempatan kepada Farfus untuk membawa mobil WRT 31 ke garis akhir sebagai runner-up di bawah Manthey EMA 91.
Sean Ulangi Pencapaian 2021
Bagi Sean, finis P2 itu menyamai pencapaiannya pada 2021 saat masih tampil di kelas LMP2 bersama tim JOTA 28. Sementara bagi Farfus walau belum menuntaskan puasa kemenangan di Le Mans sejak tampil pada 2010, hasil ini tetap saja membuat dirinya senang. Leung apa lagi. Kegembiraannya sebagai rookie langsung mampu menang di 6H oh Imola menjadi berlipat dengan podium di balapan legendaris ini.
“Ya Allah, alhamdulillah. Terima kasih banyak buat semuanya yang sudah mendukung dan mendoakan saya sehingga bersama tim bisa finis kedua lagi di Le Mans. Ini jadi semacam kompensasi untuk banyak hal,” kata Sean.
Bos Team WRT, Vincent Vosse, mengakui balapan 24 Jam di Le Mans penuh suka-duka. “Mobil Hypercar #20 berhenti di garasi, mobil #15 juga sama. Mobil LMGT3 #46 terpaksa DNF. Susah untuk menerimanya. Beruntung pada akhirnya podium berhasil diraih mobil #31 berkat kerja keras semua kru dan pembalap. Sebuah hasil yang pantas!” ucap bos tim asal Belgia itu.
Berkat podium ini, perburuan gelar juara kelas LMGT3 menjadi menarik. Dua tim Manthey berada di posisi 1-2 dengan angka sama, 75, sementara WRT 31 di posisi tiga dengan 73. Putaran kelima FIA WEC adalah 6 Hours of Sao Paulo di Interlagos, Brasil, pada 14 Juli 2024.
Advertisement