Liputan6.com, Bandung - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung disebut sudah memeriksa sekitar 15.691 hewan kurban selama dua pekan terakhir ini. Hasilnya, Kota Bandung diklaim bebas dari Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) serta antraks.
Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menyatakan, pemeriksaan dilakukan oleh Tim Antemortem yang terdiri dari unsur dinas terkait, perhimpunan hewan, dokter hewan hingga perguruan tinggi. Secara keseluruhan, tim tersebut berjumlah 183 petugas.
Advertisement
"Setelah hampir 14 hari selama pemeriksaan ini, kondisi yang diperiksa relatif aman. Tidak ditemukan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) hingga penyakit Antraks," tegas Gin Gin di Bandung, Senin, 17 Juni 2024.
Gin Gin menyebut, terdapat kenaikan jumlah hewan yang diperiksa dari tahun lalu. Pada 2023, pemeriksaan mencapai 15.691 ekor, sedangkan pada 2024 mencapai 15.904 ekor.
Hingga 16 Juni 2024 telah terperiksa 15.904 ekor hewan kurban di 308 lokasi tempat penjualan. Jumlah tersebut terdiri dari 3.358 sapi, 12.406 domba, 139 kambing dan 1 kerbau.
Sembelih 13.701 Ekor Hewan Kurban
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung mencatat, per 17 Juni 2024, hewan kurban yang akan disembelih di Kota Bandung mencapai 13.701 ekor. Jumlah ini disebut meningkat dibandingkan Hari Raya Idul Adha tahun lalu.
Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar merincikan, jumlah tersebut terdiri dari 7.455 ekor sapi dan 6.246 ekor domba atau kambing.
"Ini mengalami kenaikan sebesar 16,8 persen dibandingkan dengan tahun 2023 sekitar 12.000an ekor," kata Gin Gin usai Salat Iduladha di Masjid Agung Al Ukhuwah, Senin, 17Juni 2024.
Peningkatan tersebut teramati pula dari permohonan penyembelihan hewan kurban di 2 tempat Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bandung yang mengalami kenaikan.
"Pemotongan di RPH ini mengalami kenaikan. Tahun lalu sebanyak 363 ekor. Tahun ini menjadi 400an ekor lebih," tuturnya.
Ia berharap, panitia Iduladha bisa mendistribusikan daging kurban dengan lancar. Gin Gin sudah mengimbau agar panitia Iduladha menggunakan kemasan yang ramah lingkungan.
"Jadi panitia akan mendistribusikan kepada mustahik (penerima) untuk dibagikan sesuai data di setiap kewilayahan. Jadi tidak perlu penerima yang datang, tapi panitia yang mengedarkan," katanya.
"Kami juga sudah mengimbau, untuk menghindari penggunaan kantong plastik, agar menggunakan tempat atau kemasan yang ramah lingkungan," imbuh dia.
Advertisement