Idul Adha 1445 H Identik dengan Ibadah Kurban, Begini Sejarah dan Kisah di Baliknya

Ibadah Kurban memiliki sejarah dan kisah yang panjang di baliknya, begini paparan Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Jun 2024, 15:00 WIB
Idul Adha 1445 H Identik dengan Ibadah Kurban, Begini Sejarah dan Kisah di Baliknya. Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Di Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah banyak umat Islam yang melaksanakan ibadah kurban.

Dalam perspektif Al-Quran ibadah kurban adalah manifestasi rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah secara melimpah (a’thaina al-kautsar) kepada hamba-hamba-Nya.

Ibadah kurban bukanlah ritual semata, dilihat dari sejarahnya, ibadah ini tak dapat dilepaskan dari kehidupan umat Islam. Terkait hal ini, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD), Rosihon Anwar, memberi penjelasan.

Dia menyampaikan, ibadah kurban telah dibahas dalam Al-Quran Surat al-Hajj ayat 34.

”Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).

Jika ditelusuri dari perjalanan kurban yang dilaksanakan oleh kedua anak Adam, Qabil dan Habil, di sanalah dapat ditemukan tradisi kurban bermula. Keduanya bersengketa tentang bakal calon istrinya. Sebagai penyelesaiannya, Adam menyuruh keduanya mengeluarkan kurban untuk Allah.

Kurban Qabil yang berupa hewan sangat tua ditolak-Nya, sedangkan kurban Habil berupa hasil-hasil tanaman yang baik diterima-Nya. Al-Quran merekam kisah perjalanan kurban mereka secara global pada Surat al-Maidah ayat 27:

”Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban. Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): ‘Aku pasti membunuhmu!’ Berkata Habil: ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa’.”


Kurban Nabi Nuh dan Umatnya

Rosihon menambahkan, ritual kurban serupa dilaksanakan oleh Nabi Nuh beserta umatnya setelah bencana angin topan melanda umatnya yang durhaka reda. Mereka mengurbankan beberapa hewan yang langsung dibakar di tempat pengurbanan.

Ritual kurban juga dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim yang sering dikait-kaitkan secara langsung dengan ritual kurban yang biasa dilaksanakan umat Islam sekarang.

Satu riwayat mengatakan Ibrahim pernah berkurban 1.000 kambing, 300 sapi, dan 100 unta. Kebaikannya itu mengundang rasa kagum orang-orang di sekitarnya dan para malaikat yang berada di langit.

Menyikapi kekaguman mereka, Nabi Ibrahim berkata, ”Apa yang telah saya kurbankan sebanyak itu tidak berarti apa-apa bagiku. Demi Allah, seandainya saya punya anak, aku akan menyembelihnya untuk dipersembahkan kepada Allah.”

Diketahui, saat itu Nabi Ibrahim belum kunjung dikaruniai anak meski usianya sudah tua.


Menagih Janji Nabi Ibrahim

Saat dikaruniai putra pertama yang telah lama didamba, yakni Nabi Ismail, Allah menagih janji Nabi Ibrahim melalui mimpinya selama tiga malam berturut-turut.

Dalam mimpi, Allah memerintah Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra tercintanya. Melalui perenungan panjang, akhirnya Ibrahim memutuskan melaksanakan perintah Allah yang akhirnya Ismail digantikan oleh Allah dengan seekor kambing.

Secara berturut-turut Al-Quran Surat Ash-Shaffat dari ayat 100 sampai 113 menuturkan perjalanan kisah pengorbanan Nabi Ismail tersebut.


Peristiwa Kurban Nabi Ibrahim Diikuti hingga Kini

Rentetan peristiwa penyembelihan Ismail dimulai dari bujukan Ibrahim terhadap putranya sampai pada detik-detik pelaksanaan penyembelihan yang akhirnya digantikan oleh seekor kambing.

Sebagian dari peristiwa tersebut akhirnya ditetapkan sebagai salah satu ritual dalam Islam. Lempar batu (jumrah) pada pelaksanaan haji, umpamanya, simbol pelemparan Ismail terhadap Iblis dengan batu yang terus membujuknya agar tidak menaati perintah bapaknya untuk disembelih.

Hewan sembelihan (kurban) yang dilaksanakan oleh umat Islam yang sedang beribadah haji ataupun tidak juga simbol pengorbanan Nabi Ibrahim.

“Ucapan-ucapan suci (kalimah thayyibah) yang terus berkumandang tiga hari tasrik berturut-turut juga merupakan simbol tasbih, takbir, dan tahlil yang diucapkan Ibrahim, Ismail, dan Malaikat dalam peristiwa tersebut,” papar Rosihon mengutip laman resmi UIN SGD, Senin (17/6/2024).

Ritual kurban yang dilaksanakan Nabi Ibrahim pun diikuti oleh keturunannya dengan praktik penyembelihan hewan-hewan kurban hingga saat ini.

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya