KPK soal Mantan Penyidik Nilai Pencarian Harun Masiku Gaduh: Tetap Berupaya

Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai perburuan tersangka kasus suap Pergantian Antarwaktu (PAW) Caleg DPR RI 2019-2024, Harun Masiku, terlalu gaduh.

oleh Tim News diperbarui 17 Jun 2024, 23:10 WIB
Jubir Baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tessa Mahardika Sugiarto. (Merdeka.com/Rahmat Baihaqi)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai perburuan tersangka kasus suap Pergantian Antarwaktu (PAW) Caleg DPR RI 2019-2024, Harun Masiku, terlalu gaduh.

Terkait hal tersebut, juru bicara KPK Tessa Mahardina Sugianto mengatakan, pihaknya tetap mengupayakan dengan berbagai strategi demi mencari mantan Caleg PDIP itu.

"Penyidik tetap berupaya untuk mencari yang bersangkutan dengan strategi-strategi yang kembali lagi tidak bisa dirilis di publik," kata dia saat dikonfirmasi, Senin (17/6/2024).

Tessa justru menuding, bahwa seolah gaduh lantaran sejumlah pihak mengaitkan pencarian Harun Masiku dengan adanya agenda politik.

"Dalam rangka agenda politik apapun pemberitaan maupun kegiatan yang dilakukan penyidik, apabila itu terjadi secara bersamaan atas kebetulan. Itu hanya kebetulan saja," jelasnya.

Tessa mengklaim, pihaknya terus melakukan upaya tanpa henti dan informasi baru terkait keberadaan Harun Masiku.

"Jadi upaya itu tetap terus dilakukan tanpa henti. Dan semua informasi baru yang didapatkan oleh penyidik akan ditindaklanjuti, baik itu melalui pemeriksaan maupun upaya-upaya penyidikan lainnya," klaim Tessa.

Sebelumnya, mantan penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap beranggapan pencarian Harun terlalu gaduh. karena pencarian seorang buronan itu hanya bisa dilakukan ketika tersangka sedang tidak merasa diintai lantaran kewaspadaannya akan berkurang.

"Kalau terjadi kegaduhan maka ada dua pilihan bagi Harun Masiku berpindah ke lokasi lain yang lebih tersembunyi atau tetap di lokasi yang sama dengan asumsi KPK belum tahu. Namun membatasi pergerakan ke luar tempat tinggalnya," ucap Yudi dalam keteranganya, Jumat (14/6/2024).

 


Disindir Mantan Penyidik

Sebab, Yudi menilai kegaduhan yang terjadi baik di dalam maupun luar KPK bisa jadi membuat orang-orang yang menyembunyikan Harun Masiku sekaligus mendanai pelariannya akan waspada.

Sehingga para pihak yang membantu pelarian Harun Masiku akan memikirkan strategi lainnya supaya tidak tertangkap. Padahal dalam beberapa penangkapan buronan bisa dilakukan ketika target lengah karena mengira tidak dikejar.

"Seperti penangkapan buronan yang sedang melakukan rapat perusahaannya di sebuah coffee shop atau ketika mereka sedang berada di tempat tinggalnya baik itu apartemen ataupun rumah," tuturnya.

 


Ada 4 Kunci

Menurut Yudi ada 4 kunci menangkap buronan yaitu, pantau orang terdekatnya seperti keluarga, cek tempat diduga persembunyiannya, gunakan peralatan IT untuk memantau komunikasi pihak terkait dan memutus aliran dana yang diduga untuk membiayai Harun masiku selama dalam Pelarian.

Selanjutnya terkait pelaporan pelaporan oleh Pihak Hasto, menurut Yudi memang itu merupakan hak mereka dan tidak bisa dicegah juga. Sekarang tinggal KPK mempersiapkan jawaban atas laporan tersebut baik nanto di Praperadilan, Komnas HAM maupun Dewas KPK.

"Walau memang ada sebagian anggapan terdapat perspektif politis karena baru setelah Firli tidak menjadi ketua KPK kasus ini kembali diangkat sementara saat masa Firli jalan di tempat," harapnya.

"Masyarakat Percaya bahwa penyidik KPK di bawah kepemimpinan AKBP Rossa Purbo Bekti bisa segera menangkap Harun Masiku. Apalagi dia juga merupakan penyidik yang ikut dalam OTT Harun Masiku terdahulu sehingga mempunyai gambaran kasusnya seperti apa," tambah dia.

 

 

Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya