Liputan6.com, Jakarta - Menjaga wudhu adalah upaya untuk terus berada dalam keadaan suci dari hadas kecil sepanjang waktu. Wudhu sendiri adalah salah satu cara untuk menyucikan diri dari hadas kecil yang dilakukan dengan membasuh anggota tubuh tertentu dengan air bersih.
Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube @achmadali655, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkapkan rahasia penting tentang menjaga wudhu dan dampak psikologis yang ditimbulkannya.
Ia menekankan bahwa menjaga wudhu memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk ibadah, tetapi juga untuk menjaga perilaku dan mentalitas kita sehari-hari.
Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa menjaga wudhu tidak hanya dilakukan saat akan sholat, tetapi juga dapat dilakukan sepanjang waktu.
"Satu sholat, dua al-Quran tiga apa? Jaga wudhu," kata UAH. Artinya, menjaga wudhu merupakan bagian dari ibadah yang mencakup lebih dari sekadar persiapan fisik untuk sholat, tetapi juga sebagai bentuk kesucian dan kesadaran dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Dampak Psikologinya
Menurut UAH, salah satu dampak psikologis dari menjaga wudhu adalah seseorang akan berusaha untuk tidak membatalkan wudhunya.
Dengan demikian, orang yang ingin menjaga wudhunya pasti akan berusaha menghindari perbuatan yang bisa membatalkannya, seperti berkata bohong atau melakukan maksiat.
"Kalau orang tidak ingin batal maaf kalau kebanyakan bohong batal tidak maksiat tuh itu batal maknawi," ujar UAH.
Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa wudhu memiliki fungsi penting dalam mencegah maksiat. Dengan menjaga wudhu, seseorang akan selalu berada dalam keadaan suci dan bersih, baik secara fisik maupun spiritual.
Hal ini membuatnya lebih waspada dan berhati-hati dalam setiap tindakan dan ucapannya.
"Makanya orang punya wudhu itu pasti kalau dia selalu jaga wudhunya akan terjaga dalam kebaikan," kata UAH.
Advertisement
Bukan Hanya Wudhu, Tapi Ada Taubat di Dalamnya
Ia juga menekankan pentingnya doa setelah wudhu, yang merupakan bentuk tobat dan permohonan untuk dijauhkan dari perbuatan maksiat.
Doa ini mencakup kalimat syahadat dan permohonan agar Allah menjadikan kita termasuk orang yang selalu bertobat dan bebas dari maksiat. "Itulah sebabnya setelah wudhu kita doa tobat," tegasnya.
Doa yang dimaksud UAH adalah, "Ashadu alla ilaha illallah wa ashadu anna muhammadan rasulullah. Allahumma'alni minat tawwabin."
Dengan berdoa seperti ini, kita memohon kepada Allah agar selalu diberikan kekuatan untuk menjaga diri dari dosa dan selalu berada dalam keadaan suci.
UAH mengungkapkan bahwa menjaga wudhu bukan hanya tentang ritual fisik semata, tetapi juga melibatkan aspek spiritual yang mendalam.
Dengan menjaga wudhu, seseorang akan selalu merasa diawasi oleh Allah, sehingga setiap langkah dan tindakan akan lebih terjaga dari hal-hal yang tidak baik.
Selain itu, menjaga wudhu juga memberikan dampak positif pada kesehatan mental seseorang. Rasa tenang dan nyaman yang didapat dari keadaan suci dapat membantu seseorang untuk lebih fokus dan konsentrasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul