Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada situasi yang memancing emosi dan membuat kita marah. Entah itu komentar pedas dari rekan kerja, perilaku tidak sopan di jalan, atau konflik dalam hubungan pribadi.
Menanggapi kemarahan dengan kemarahan seringkali dianggap sebagai respons yang wajar. Namun, banyak bukti menunjukkan bahwa tidak merespons seseorang yang membuat kita marah bisa menjadi pilihan yang lebih bijaksana dan sehat.
Dirangkum dari berbagai sumber, pertama adalah menahan diri untuk tidak merespon saat marah agar dapat mencegah situasi semakin memanas. Ketika kita merespons dengan emosi negatif, kita hanya menambah bahan bakar ke api konflik.
Baca Juga
Advertisement
Sebaliknya, dengan memilih untuk diam dan menenangkan diri, kita memberi waktu untuk berpikir dengan jernih dan menghindari perkataan atau tindakan yang bisa kita sesali di kemudian hari. Ini tidak berarti kita harus menekan atau mengabaikan perasaan marah, melainkan memberi ruang untuk menanganinya dengan cara yang lebih konstruktif.
Selain itu, tidak merespon seseorang yang membuat kita marah dapat menunjukkan kedewasaan emosional. Kedewasaan emosional adalah kemampuan untuk mengelola emosi kita dengan cara yang sehat dan produktif.
Ketika kita mampu mengendalikan reaksi kita dan memilih untuk tidak merespons secara impulsif, kita menunjukkan bahwa kita tidak terpengaruh oleh tindakan atau kata-kata orang lain. Ini juga dapat memberi contoh positif bagi orang di sekitar kita dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.
Memilih untuk tidak merespons juga bisa menghindarkan kita dari stres yang tidak perlu. Ketika kita terlibat dalam konfrontasi atau konflik, tubuh kita merespon dengan peningkatan hormon stres seperti kortisol.
Dalam jangka panjang, stres kronis dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental kita. Dengan menjaga ketenangan dan tidak terlibat dalam pertengkaran, kita dapat mengurangi tingkat stres dan menjaga kesehatan kita.
Mengelola Emosi
Lebih jauh lagi, tidak merespons dapat memberi kita waktu untuk menganalisis situasi secara objektif. Saat emosi memuncak, perspektif kita cenderung menyempit, dan kita mungkin tidak mampu melihat gambaran besar.
Dengan mengambil langkah mundur dan menenangkan diri, kita dapat menilai situasi dengan lebih baik dan mungkin menemukan bahwa kemarahan kita tidak sepenuhnya beralasan atau bahwa ada cara lain yang lebih efektif untuk menyelesaikan masalah.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak merespons bukan berarti kita membiarkan orang lain berbuat semaunya atau melemahkan posisi kita. Ini adalah tentang memilih waktu dan cara yang tepat untuk mengekspresikan perasaan kita.
Kita bisa kembali ke situasi tersebut saat kita sudah lebih tenang dan siap untuk berkomunikasi dengan cara yang lebih konstruktif. Dengan begitu, kita bisa menyampaikan pandangan kita tanpa memperburuk situasi.
Pada akhirnya, tidak merespons seseorang yang membuat kita marah adalah keterampilan yang memerlukan latihan dan kesabaran. Ini adalah bagian dari pengembangan diri dan pertumbuhan emosional.
Seiring waktu, kita akan semakin mahir dalam mengendalikan reaksi kita dan menghadapi situasi yang menantang dengan kepala dingin. Dengan menerapkan pendekatan ini, kita tidak hanya melindungi kesejahteraan kita sendiri, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih damai dan positif di sekitar kita.
Dengan demikian, daripada merespon secara impulsif terhadap orang yang membuat kita marah, lebih baik kita mengambil langkah mundur, menenangkan diri, dan memilih waktu yang tepat untuk berkomunikasi. Pendekatan ini tidak hanya membantu mengelola emosi kita dengan lebih baik tetapi juga membangun hubungan yang lebih sehat dan harmonis dengan orang lain.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement