Liputan6.com, Jakarta - Wisata Jepang pascapandemi mengalami kenaikan yang pesat. Mereka bahkan sampai mengalami kejadian overtourism dengan membludaknya jumlah turis asing yang mengunjungi lokasi-lokasi wisata di Negeri Matahari Terbit tersebut.
Bersamaan dengan ledakan pariwisata ini, mata uang Yen juga melemah. Dikutip dari Sorenews24, Rabu, 19 Juni 2024, hal ini mengakibatkan kesenjangan belanja antara penduduk lokal dan wisatawan semakin lebar dibandingkan sebelumnya.
Advertisement
Hideyasu Kiyomoto, Wali Kota Himeji di Prefektur Hyogo, baru-baru ini mengungkapkan rencananya untuk mengenakan biaya masuk Kastil Himeji lebih tinggi kepada wisatawan asing. Berbicara pada konferensi internasional yang diadakan di kota tersebut pada 16 Juni 2024, dia mengatakan sedang mempertimbangkan kenaikan tiket masuk yang membuat mereka membayar sekitar empat kali lebih banyak dari biaya masuk saat ini.
Sebelumnya, biaya masuk orang dewasa turis asing dan warga lokal ditetapkan sebesar 1.000 yen, setara dengan Rp103 ribu menurut nilai tukar saat ini. Kiyomoto mengatakan dia ingin turis asing membayar sekitar USD30 atau sama dengan Rp430 ribu, sedangkan warga lokal membayar sekitar USD5 atau Rp81 ribu untuk masuk ke kawasan kastil bersejarah tersebut.
Kiyomoto menganggap hal ini akan membuat segalanya lebih selaras dengan tingkat pengeluaran di kedua sisi yang berbeda. Ia menambahkan uang tambahan yang dihasilkan akan digunakan untuk penanggulangan pariwisata yang berlebihan dan perbaikan kastil.
Terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada 1993, Kastil Himeji adalah Harta Nasional Jepang dan bangunannya berasal dari tahun 1400-an. Terdiri dari lebih dari 80 bangunan, pada 2023 saja, kastil ini menerima sekitar 1,48 juta pengunjung, dengan sekitar 450 ribu atau sekitar 30 persennya adalah wisatawan asing.
Harga Saat Ini Dianggap Sudah Sangat Murah
Kastil Himeji adalah salah satu dari tiga kastil utama di Jepang, selain Kastil Matsumoto di Nagano dan Kastil Kumamoto. Ini menjadikannya tempat yang wajib dikunjungi bagi penggemar sejarah dan pecinta kastil. Dengan reputasi yang begitu dihormati, kenaikan harga diyakini tidak akan menghalangi wisatawan luar negeri untuk mengunjungi kastil ini.
Bahkan, harga tiket yang turun untuk warga lokal akan mendorong lebih banyak penduduk untuk berkunjung yang pada akhirnya menghasilkan lebih banyak pendapatan dari kedua belah pihak. Namun, kenaikan harga apa pun harus mendapat persetujuan dari Badan Urusan Kebudayaan, dan perwakilan dari badan tersebut mengatakan tidak ada kastel yang menerapkan harga bereda untuk wisatawan asing. Mereka juga mengaku belum diajak berkonsultasi mengenai masalah ini.
Untuk mempertahankan posisinya, Wali Kota Kiyomoto mengatakan bahwa Kastil Himeji adalah satu-satunya Situs Warisan Dunia yang dapat dikunjungi dengan biaya kurang dari USD7 atau Rp114 ribu. Ia juga menunjukkan bahwa harga berbeda untuk wisatawan telah menjadi standar di sejumlah lokasi wisata di luar negeri.
Advertisement
Wisatawan Asing adalah Tamu di Jepang
Pengumuman Himeji tersebut menunjukkan apa yang disebut sebagai nijukaku, atau "penetapan harga dua tingkat" menjadi pilihan yang lebih tepat bagi situs-situs di Jepang yang mencari cara untuk memerangi overtourism. Namun tidak semua pemimpin mendukung gagasan ini. Gubernur Prefektur Kanagawa mengatakan tidak setuju dengan ide demikian sebab, "wisatawan asing adalah tamu Jepang".
Dalam iklim ekonomi Jepang saat ini, wisatawan asing adalah tamu-tamu yang sangat kaya dan jika mereka berkumpul dalam jumlah besar, mereka dapat menimbulkan masalah bagi penduduk. Hal ini yang membuat warga memberikan tekanan pada pemerintah daerah untuk meningkatkan tindakan penanggulangannya atas kejadian 'kebanyakan turis' ini. Berbeda dengan Gunung Fuji Lawson, setidaknya di Himeji mereka belum sampai menghalangi pandangan.
Situasi ini menyebabkan beberapa pelaku bisnis menaikkan harga di tempat-tempat wisata populer. Hal ini memicu perdebatan dan perpecahan di antara mereka, beberapa percaya bahwa ini akan membantu meningkatkan perekonomian dan melawan overtourism. Sebagian lagi menganggap praktik tersebut tidak adil.
Kastil Himeji Dijuluki Si Bangau Putih
Tak seperti kastil bergaya Barat yang dibangun di Eropa, istana di Jepang tidak memiliki struktur seperti benteng. Meski terlihat berbeda, istana di Negeri Sakura itu dibangun dengan tujuan yang sama, yakni sebagai kediaman mewah yang dilengkapi dengan perlindungan.
Istana Jepang pertama dibangun pada abad ke-15. Pada abad-abad berikutnya, kastil dibangun baik sebagai pusat pemerintahan atau sekedar sebagai rumah bagi tuan tanah yang kaya raya. Pada puncak tren dibangunnya kastil, diperkirakan lebih dari 5.000 istana dibangun seantero Jepang. Namun, jumlah bangunan yang bertahan hingga saat ini hanya mencapai puluhan.
Kastil Himeji yang terletak di Kota Himeji, Prefektur Hyogo. Kastil ini terkenal dengan menara putihnya yang sering dipanggil sebagai Si Bangau Putih atau The White Herron.
Dilansir dari kanal Global Liputan6.com, keseluruhan kompleks kastil berlokasi di atas bukit dengan 83 bangunan berbeda dan banyak dihubungkan dengan koridor. Bangunan utamanya terdiri dari enam tingkat dan dapat terlihat dari hampir semua lokasi di sekitar kastel ini.
Kastil ini juga menjadi situs warisan dunia UNESCO pertama di Jepang. Lokasi Himeji bisa dibilang sangat strategis dalam wilayah Jepang, karena terletak di antara Kyoto di timur sebagai pusat pemerintahan dan wilayah barat yakni Hiroshima, Yamaguchi, dan Fukuoka.
Advertisement