Liputan6.com, Jakarta - Sorot atensi publik terhadap sosok Fuji sayangnya tidak selalu bertendensi positif. Di sederet komentar negatif yang belakangan beredar, dara 21 tahun dicap memiliki "aura magrib," apa itu?
Ini merupakan istilah di dunia maya yang dipakai untuk mencela pemilik warna kulit cenderung gelap. Ungkapan populer ini sebenarnya sudah memicu perdebatan di media sosial, dengan banyak yang menganggapnya sebagai tindakan rasisme dan body shaming.
Advertisement
Salah satu yang menanggapi ejekan aura magrib terhadap Fuji adalah penyanyi Marion Jola. Potongan klip saat pelantun lagu Menangis Tanpa Air Mata itu jadi bintang tamu di podcast Azka Corbuzier beredar di dunia maya, memperlihatkan ekspresi tidak percaya pada olok-olokan tersebut.
Ia pun menyayangkan kata magrib yang dijadikan bahan ejekan bagi seseorang yang memiliki warna kulit gelap. "Magrib itu bukannya cakep ya?" sebut dia. "Iya, kan? Magrib itu cakep ada sunset. Bagi Muslim, magrib itu bahkan waktu salat dan buka puasa."
"Right? Indah banget lho waktu itu. Terus kenapa tiba-tiba artinya jadi gelap, jadi kotor, cuma gara-gara mulut netizen?" ia menyebut, seraya menambahkan bahwa eleken ini dianggap "aneh" oleh Marion Jola.
Tidak butuh waktu lama bagi warganet sepakat dengan ungkapan perempuan berusia 24 tahun itu. "Kemarin-kemarin tuh sebetulnya udah ada yang ngingetin, jangan sebut-sebut aura magrib, selain body shaming, magrib itu jadi waktu yang penting bagi umat Islam," kata seorang pengguna TikTok. Magrib berasal dari Bahasa Arab yang artinya "matahari terbenam," dikutip dari The National News, Rabu (19/6/2024).
Makna Kata Magrib
Akar kata "magrib" adalah kata kerja "gharaba" yang tersusun dari tiga huruf arab: ghayn, rah, dan bah. Artinya, menjauh atau menghilang. Dari situlah diturunkan banyak kata lain yang memiliki arti serupa, tergantung pada ejaan dan konteks penggunaannya.
Magrib adalah salah satu kata tersebut yang berarti tempat, waktu, dan arah terbenamnya matahari ke cakrawala. Ghuroob, yang juga berasal dari ketiga huruf Arab tersebut, dalam bahasa sehari-hari bisa berarti matahari terbenam, namun sebenarnya merujuk secara khusus pada tindakan terbenamnya cakrawala saat magrib.
Maghrib adalah waktu yang penting dalam Islam. Saat itulah salat Magrib, salat keempat dari salat lima waktu, dan salat terpendek kedua, dilaksanakan. Ini juga merupakan momen ketika umat yang berpuasa dapat membatalkan ibadah tersebut.
Ada ungkapan dalam bahasa Arab, "Fe mashariqy al arthi wa magharibiha," yang secara longgar diterjemahkan jadi, "Di seluruh matahari terbit dan terbenam di dunia." Istilah ini mengacu pada pentingnya matahari terbit dan terbenam sebagai waktu yang mencakup urusan-urusan penting.
Advertisement
Ejekan Aura Magrib
Ejekan aura magrib dialamatkan pada Fuji sejak video lawasnya beredar bulan lalu. Di rekaman video jadul itu, Fuji yang berambut pendek di atas bahu terekam berjoget dengan seorang pria.
Banyak warganet menyoroti penampilan Fuji yang dinilai mirip dengan Jeje Slebew. "Jelas aura maghrib banget," tulis salah satu pengguna. Sementara, ada juga yang membela dengan menyebut kulit Fuji termasuk kuning langsat. "Apa salahnya sih? Emang kulit orang Indonesia kayak gitu," menurut yang lain.
Terlepas dari ejekan itu, Fuji kini tengah menuntut mantan manajernya atas dugaan penggelapan. Didampingi kuasa hukum Sandy Arifin, ia merespons permohonan mediasi yang diajukan bekas manajer berinisial B terkait penggelapan uang yang mencapai miliaran rupiah, lapor kanal Showbiz Liputan6.com, Jumat, 14 Juni 2024.
Ia tidak mengindahkannya karena merasa telah memberi banyak kesempatan untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan. Namun, pihak eks manajer Fuji dinilai tak memperlihatkan itikad baik.
Fuji Sempat Menunggu Itikad Baik Mantan Manajernya
Fuji akhirnya mengambil langkah hukum untuk menuntut keadilan. Kasus dugaan penggelapan uang penghasilan ini dibawa ke Polres Metro Jakarta Barat.
Melansir dari video klarifikasi di kanal YouTube Waswas, Fuji balik bertanya alasan bekas manajer mengajukan mediasi setelah kasus dugaan penggelapan sampai ke tahap penyidikan. "Jadi menurut aku, maafnya sudah telat. Itikad baiknya sudah telat," bintang film Bukan Cinderella itu menyebut.
Fuji menjelaskan, hampir setahun ia menanti itikad baik bekas manajernya, namun tidak ada sinyal positif. Mulanya, ia berupaya mengikhlaskan. Namun belakangan Fuji menyadari, aksi tipu-tipu B bukan sekali ini terjadi.
"Cukup sakit hatilah. Sakit hati banget. Ditipu," keluh Fuji. "Kenapa ini bisa terjadi, karena aku merasa aku anggap dia keluarga. Ternyata dia melihat aku sebagai ya, enggak tahulah."
Kuasa hukumnya mengatakan, "Kalau kerugian sudah pernah disampaikan, yang pasti sangat banyak. Tapi karena tadi sudah disampaikan juga di berita acara pemeriksaan tambahan, kami rasa tidak perlu disampaikan (lagi)."
Advertisement