Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) Novrey Kurniawan membeberkan sejumlah dugaan union busting yang dilakukan manajemen Garuda Indonesia. Union busting adalah pemberangusan paksa serikat buruh.
Dugaan pertama, penonaktifan secara sepihak email resmi Sekarga pada 23 Maret 2022. Sekarga mengaku telah mengirimkan surat kepada Direktur Human Capital pada 25 Maret 2022 untuk mengaktifkan kembali email resmi Sekarga tetapi tidak ditanggapi.
Advertisement
"Hal ini berdampak terhadap beberapa dokumen Sekarga serta komunikasi di email internal dan eksternal terganggu," kata Novrey dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Umum bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (19/6/2024).
Kedua, eskalasi konflik antara serikat pekerja dan manajemen Garuda Indonesia meningkat ketika Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, saat menyampaikan pernyataan dalam agenda BOD sharing session yang yang dihadiri seluruh karyawan pada 25 Oktober 2023.
Kata Novrey, Dirut Garuda tersebut merasa keberatan atas upaya pengurus Sekarga dalam melakukan advokasi terhadap anggota Sekarga atas pelanggaran perjanjian kerja bersama. Hal ini menurut dia, berimplikasi terhadap terjadinya tekanan oleh manajemen kepada pengurus dan anggota Sekarga yang ikut mendukung perjuangan sekarga.
"Bahkan banyak pengurus dan anggota yang mundur karena takut diberi sanksi oleh manajemen dan hal ini sudah terjadi. Terakhir, apa yang kami alami saat ini ketika pengurus Sekarga melakukan rapat selalu dimonitor oleh unit keamanan Garuda Indonesia," ujar dia.
Ketiga, manajemen Garuda Indonesia menghentikan secara sepihak atas iuran anggota Sekarga yang sebelumnya dilakukan melalui pemotongan payroll gaji karyawan. Pemberhentian efektif filakukan pada November 2023.
Pemotongan Iuran
Padahal iuran merupakan hal penting untuk berjalannya organisasi dan ketentuan terkait iuran anggota ini diatur melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tahun 2024 tentang iuran anggota Serikat pekerja, pada Pasal 3 ayat 1 dan 2, serta perjanjian kerja bersama pasal 9 ayat 3.
"Padahal pemotongan iuran ini sebenarnya sudah berjalan di Sekarga lebih dari 10 tahun dan hal ini tidak pernah ada gangguan dari awal dilaksanakan sampai bulan November 2023. Adapun pemotongan iuran ini dilakukan atas dasar surat kuasa anggota Sekarga untuk dilakukan pemotongan gaji bulanan, jadi ini bukan merupakan biaya dari perusahaan tapi potongan gajid ari karyawan-karyawan yang ingin jadi anggota Sekarga," ujar dia .
Sekarga pun mengaku telah mengirim surat klarifikasi kepada Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pada 27 November 2023, tetapi sampai hari ini surat tersebut direspon. Pihaknya merasa tidak adil, lantaran ada dua serikat pekerja lain di Garuda Indonesia yakni Asosiasi Pilot Garuda Indonesia dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia. Namun, hanya Sekarga yang iurannya dihentikan.
"Namun, penghentian pemotongan iuran hanya dilakukan kepada Sekarga dan tidak dilakukan kepada dua serikat profesi lainnya,” ujarnya.
Advertisement
Dugaan Union Busting
Dugaan union busting keempat yakni manajemen Garuda Indonesia menetapkan seluruh karyawan yang mengajukan perselisihan kepada perusahaan maka tidak berhak menerima kenaikan gaji pada 2024 serta menerima bonus atau insentif atas kinerja 2023. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Irfan Setiaputra saat BoD sharing session pada 26 April 2024, dan sudah diimplementasikan pada tanggal 22 Mei 2024 tanpa ada komunikasi dengan serikat pekerja.
"Padahal jelas dinyatakan dalam perjanjian kerja bersama pasal 107 ayat 5 bahwa nilai besaran penyesuaian gaji harus disepakati antara perusahaan dan Sekarga. Padahal, seluruh karyawan yang saat ini menjalani perselisihan itu terjadi karena adanya pelanggaran PKB (perjanjian kerja bersama) oleh manajemen dan hal ini sudah mendapatkan keputusan dari anjuran Kemenaker, namun, justru karyawan yang mengajukan perselisihan karena pelanggaran tidak diberikan kenaikan gaji dan insentif tahunan,” pungkasnya.
Garuda Indonesia Datangkan 2 Pesawat Boeing 737-800 NG Agustus Ini
Sebelumnya, Garuda Indonesia akan mendatangkan dua pesawat tambahan jenis Boeing 737-800 NG pada Agustus 2023 ini. Adapun satu di antaranya sudah tiba di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat (4/8/2023) malam, setelah diberangkatkan dari Bandara Internasional Istanbul Sabiha Gökçen, Turki pada Kamis, 3 Agustus 2023.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, kedatangan satu pesawat jenis Boeing 737-800 NG ini merupakan bagian dari rencana penambahan armada Garuda Indonesia sebanyak total 5 armada narrow body pada 2023.
Tujuannya, dalam rangka mengoptimalkan tren peningkatan trafik penumpang dengan memperkuat jumlah armada yang dioperasikan, seiring meningkatnya aktivitas bepergian masyarakat setelah pandemi COVID-19.
"Rencana kelima pesawat ini nantinya akan menunjang optimalisasi pertumbuhan frekuensi penerbangan Garuda baik rute domestik maupun internasional di sepanjang tahun 2023, khususnya rute-rute dengan capaian positif," ujar Irfan, Minggu (6/8/2023).
Masih dalam bulan yang sama, Garuda Indonesia juga direncanakan akan kembali menerima pesawat Boeing 737-800 NG sebagai pesawat kedua yang tiba di Jakarta. Untuk kemudian masuk ke proses painting livery di GMF AeroAsia sebelum secara resmi beroperasi.
"Dengan hadirnya kedua pesawat tersebut, maka saat ini kekuatan armada Boeing 737-800 NG Garuda Indonesia sebanyak 39 armada. Sementara untuk 2 pesawat berikutnya diproyeksikan akan tiba sekitar di akhir kuartal III 2023," jelas Irfan.
Memasuki kuartal III 2023, Garuda Indonesia juga terus memperkuat jaringan penerbangan dalam waktu dekat. Seperti rencana pembukaan rute baru Denpasar-Sorong, peningkatan frekuensi penerbangan untuk rute-rute favorit yakni dari/menuju Denpasar, Surabaya, Singapura, Malang, hingga Tanjung Pinang.
"Hal tersebut turut kami selaraskan dengan optimalisasi pangsa pasar umrah melalui rute penerbangan langsung ke Tanah Suci dari sejumlah kota besar di Indonesia," pungkas Irfan.
Advertisement