Gym di Korea Selatan Tuai Kontroversi Gara-gara Larang Tante-tante Gabung

Pemilik gym mengatakan bahwa "tante-tante" yang mengganggu membuat pelanggannya kabur dan enggan datang.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Jun 2024, 20:40 WIB
Pemilik fasilitas kebugaran mengklaim sekelompok emak-emak mengubah gym menjadi “dunia mereka sendiri (Sumber: Ilustrasi AFP)

Liputan6.com, Seoul - Sebuah pusat kebugaran atau gym di Korea Selatan telah memicu perdebatan sengit di dunia maya setelah melarang wanita usia paruh baya dan menetapkan kriteria untuk membedakan mereka dari "wanita" yang anggun dan sopan.

Dilansir SCMP, Kamis (20/6/2024), gym yang berlokasi di Incheon itu memasang pemberitahuan "tidak ada tante yang diizinkan" di pintu masuknya pada tanggal 7 Juni yang berbunyi: "Hanya wanita yang sopan dan anggun yang diizinkan masuk."

Penggunaan kata "tante" mengacu pada wanita paruh baya yang sering dikaitkan dengan stereotip negatif tertentu. Sebutan tersebut merujuk pada wanita yang cerewet dan ketinggalan zaman.

Pemilik gym mengatakan kepada saluran TV Korea Selatan bahwa tujuan utama dari pemberitahuan tersebut adalah pengingat bagi "pelanggan nakal" untuk menahan diri.

Dia mengatakan bahwa tante-tante akan menggunakan mesin cuci di ruang ganti selama satu atau dua jam untuk mencuci pakaian, sehingga menyebabkan tagihan air di gym melonjak.

Mereka juga mencuri fasilitas gym seperti handuk dan sabun.


Kerap Melecehkan Wanita Muda Secara Verbal

Ilustrasi gym (Dok. Unsplash)

Ia mengatakan bahwa banyak pelanggan perempuan muda yang dilecehkan secara verbal oleh para tante dengan menyampaikan ucapan seperti, "Kamu harus pandai punya anak".

"Tante-tante ini datang dan mengubah gym menjadi dunia mereka sendiri, menyebabkan generasi muda berusia 20-an dan 30-an meninggalkan gym," kata pemiliknya.

Untuk mencegah hilangnya pelanggan dan biaya operasional, dia mengubah gymnya menjadi "zona yang melarang tante".


Kategori Tante-tante

Ilustrasi olahraga | unsplash.com

Pemilik gym mencantumkan delapan kriteria untuk membedakan siapa saja yang masuk kategori "tante". Ini termasuk orang-orang yang suka mengambil keuntungan dari orang lain, berapapun usianya dan mengambil kursi yang disediakan untuk wanita hamil di angkutan umum.

Kriterianya antara lain adalah orang-orang yang tidak mau menghabiskan uangnya tanpa menghiraukan uang orang lain, orang-orang yang ingatan dan penilaiannya buruk, serta kecenderungan untuk terus-menerus mengulangi perkataannya.

Di China, perempuan-perempuan ini disebut sebagai da ma, yang kerap mengenakan syal sutra dan berfoto serta selfie di tempat-tempat indah, hingga terkadang bentrok dengan orang-orang di sekitarnya.

Di media sosial China, Douyin, da ma yang gemar berfoto dengan syal sutra warna-warni di tempat wisata kerap mendapat ejekan dari netizen. Mereka biasanya menghabiskan waktu lama untuk berfoto selfie dan dianggap memiliki selera yang ketinggalan jaman.

Mereka terdiri dari wanita paruh baya dan lanjut usia, yang dikenal menempati ruang publik, menjadikannya tempat dansa dadakan yang bising.


Tuai Ragam Reaksi

Ilustrasi lokasi gym di Hotel. (Foto: Unsplash/Risen Wang)

Keputusan larangan bagi "tante-tante" itu pun segera menuai beragam reaksi di media sosial. 

Salah satu pendukung di YouTube berkata, "Tanteyang kasar sungguh melelahkan."

Orang lain dengan pandangan berbeda mengatakan, "‘Tante’ adalah istilah yang salah untuk digunakan di sini. Perilaku tidak pantas seperti itu tidak terbatas pada usia atau jenis kelamin apa pun."

"Ini gila! Bukankah ibu pemilik gym juga seorang tante? Tutup saja gymnya," kata komentator ketiga.

Sementara orang lain menyarankan: "Adopsi sistem keanggotaan untuk meningkatkan ambang masuk gym."

Olahraga Dapat Memperbaiki Mood Seseorang (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya