Liputan6.com, Sukabumi - Berbagai cara dilakukan warga dalam mengungkapkan rasa simpati terhadap kondisi yang dialami Palestina. Salah satunya yang dilakukan oleh dua pemuda di Kota Sukabumi. Dua orang pemuda itu melukis mural sebagai bentuk dukungan Palestina. Mural itu berada di Kelurahan Cikole, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, tepatnya seberang Balai Kota Sukabumi.
Mereka adalah Afan Farhan (26) dan Azhar (29). Keduanya mengaku sengaja menggambar dengan tema Palestina sebagai pengingat bagi warga Kota Sukabumi untuk memberikan dukungan terhadap Palestina. Dinding berukuran sekitar 6 meter itu digambar sosok wanita yang mengenakan serban berwarna bendera negara Palestina. Serta kerudung berwarna merah sebagai simbol keberanian.
Advertisement
Warna yang digunakan bernuansa hitam, hijau, putih dan merah. Tak lupa, mereka juga membubuhi tagar ‘Free Palestine’ sebagai pergerakan dukungan untuk kebebasan Palestina dari serangan genosida Israel. Afan Farhan mengatakan, pembuatan mural dan graffiti itu hanya menghabiskan waktu selama dua hari. Niat untuk menggambar bersama dengan rekannya Azhar sudah dibuat dari jauh-jauh hari.
"Pas hari Selasa, 11 juni 2024 kita sepakat buat gambar di esok harinya. Hari Rabu, 12 Juni 2024 kita ketemuan untuk membahas konsep warna yang mau diaplikasikan, masing-masing dari kita cari referensi di media sosial tanpa sengaja lihat postingan berita-berita tentang Palestina, kebetulan warna cat kaleng yang kita bawa warna hijau, putih, hitam dan abu, untuk warna merah kita beli di graffstore teman," kata Afan dikonfirmasi pada Rabu (19/6/2024).
Mereka lalu mulai mencari objek untuk diwarnai, hingga menemukan sebuah tembok yang sudah kotor berlokasi depan Balai Kota Sukabumi.
"Untuk proses pengerjaan dua hari karena pas hari Rabu cuaca hujan dan cukup lama sampai malam hari, karena basah kuyup kita lanjutkan keesokan harinya," tuturnya.
Selama proses pembuatan mural mereka mengalami beberapa kesulitan seperti banyaknya flyer yang menempel di dinding dan cuaca yang tak menentu.
Untuk menggambar, mereka mengandalkan kemampuan sendiri dan diperkirakan menghabiskan uang sekitar Rp700 ribu sampai Rp1 juta.
Didapatkan Secara Autodidak
Lebih lanjut, Azhar (29) menambahkan, minatnya di dunia graffiti sudah muncul sejak usianya 14 tahun. Saat itu, dia melihat beberapa gambar yang ada di jalanan, kanvas dan media lain hingga akhirnya muncul ketertarikan untuk mencoba menggambar.
"Dan enggak ada yang ngajarin juga, bisa dibilang autodidak. Awal belajar saya mencoba di buku tulis sekolah, pokoknya ada halaman kosong pasti saya gambar mulai dari copy paste gambar orang lain sampai coba buat karakter sendiri," ucap Azhar.
Ketertarikan menggambar itu terus ia jalani, sampai terbiasa menggambar di media kertas dan media yang lebih besar seperti dinding. Alat menggambar juga ia dibeli dari hasil mengumpulkan uang jajan.
"Semakin tertarik untuk melakukan (menggambar mural dan graffiti) di tembok jalanan karena ingin karya ini bisa dinilai sejauh mana karya bisa dinikmati pengguna jalan yang melihat," ujarnya.
Dari kegiatan menggambar mural bertemakan Palestina, Azhar ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Kota Sukabumi untuk tetap peduli terhadap warga Palestina.
"Kita juga ingin menyampaikan terhadap simpatisan untuk memberikan rasa pedulinya selain berdonasi kita bisa memberi dukungan lewat ide kreatif yang bisa menciptakan perdamaian dan kesejahteraan warga Palestina, bukan melakukan aksi yang melewati batas seperti merusak fasilitas,” ungkapnya.
“Apalagi sampai bertindak anarkis sampai merusak restoran seperti yang diberitakan produk yang membatu genosida terhadap Palestina, itu malah membuat orang yang belum tersentuh atas kejadian di Palestina malah jadi benci karena oknum simpatisan tersebut," pungkasnya.
Advertisement