Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji 2024 akan pulang ke negara masing-masing setelah menyelesaikan rangkaian ibadah haji, termasuk jemaah asal Indonesia. Berdasarkan Rencana Perjalanan Haji (RPH), jemaah asal Indonesia akan dipulangkan secara bertahap mulai 22 Juni 2024.
Haji adalah ibadah yang termasuk Rukun Islam dan merupakan salah satu ibadah wajib. Kewajiban haji dikhususkan bagi orang yang mampu. Namun, bukan berarti orang kaya saja yang bisa berangkat haji.
Ibadah haji dilaksanakan setiap setahun sekali, tepatnya pada bulan Dzulhijjah. Ibadah ini dilakukan di Tanah Suci, tidak bisa digantikan di tempat lain.
Baca Juga
Advertisement
Di Indonesia, orang yang telah menunaikan ibadah haji akan memiliki gelar khusus yang disematkan di depan namanya. Gelar tersebut adalah ‘haji’. Misalnya, H. Fulan.
Pemberian gelar bagi orang yang telah haji sudah mentradisi di Indonesia. Dengan gelar tersebut, dapat dibedakan mana orang yang sudah melaksanakan Rukun Islam kelima, mana yang belum.
Sebetulnya, haruskah orang yang pulang haji dipanggil ‘Pak Haji atau Bu Hajjah’? Simak penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya berikut.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya
Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menuturkan, umat Islam harus berprasangka baik kepada orang sudah melaksanakan haji bahwa mereka sudah dipilih untuk menjadi tamu Allah.
Sebagai saudara semuslim, seharusnya senang ketika melihat orang yang baru pulang haji. Bukan malah timbul rasa dengki, iri, dan penyakit hati lainnya.
“Kalau Anda senang lihat orang pulang haji itu tanda Anda akan segera bisa nyusul. Tapi ada orang lihat orang haji marah, dengki, maka ketahuilah dia tidak akan bisa haji. Kalau pun haji, umrah, jor-joran dia, bukan karena Allah, karena pengen segera dapat label pak haji,” katanya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Rabu (19/6/2024).
Advertisement
Soal Gelar Haji
Adapun soal pemanggilan gelar haji di Indonesia, Buya Yahya berpendapat tradisi tersebut tidak masalah. Ini termasuk menghormati para tamu Allah. Namun, bagi orang yang sudah haji tidak perlu ingin dipanggil dengan gelar haji.
“Kemudian karena tradisi di Indonesia sudah biasa ada pak haji, kalau ada orang haji ya pakailah pak haji. Karena kalau sudah menjadi kebiasaan, bisa jadi menjadi orang yang gak enak. Cuma kalau Anda udah tiba-tiba sudah haji (dan) gak dipanggil pak haji, ya nyantai,” tuturnya.
Menurut Buya Yahya, gelar haji itu penting. Namun, jangan sampai orang yang telah haji tergoda hatinya oleh setan. Hal penting bagi orang yang sudah melaksanakan kewajiban Rukun Islam kelima adalah menjaga hati.
“Jadi, kalau ada tetangga ya panggil haji gak masalah. Apa sih salahnya manggil aja. Kalau kita gak manggil haji yang sombong kita jadinya. Ngiri panggil dia haji, jadi kita yang kotor. Cuma maksud kami adalah di saat Anda tidak dipanggil haji, biasa aja,” ujarnya.
“Jadi jaga hati penting. Jaga hati orang jangan sakiti dia. Jaga hati kita biar agar kita tidak sombong,” pesan Buya Yahya.