Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan akan kembali menyelenggarakan Mega Festival Indonesia Bertutur (Intur) 2024 bertema "Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama." Menambah semarak, Dian Sastrowardoyo terpilih sebagai ikon Indonesia Bertutur 2024.
Aktris berusia 42 tahun itu akan menampilkan film pendek produksinya di acara Indonesia Bertutur 2024 yang diselenggarakan di Bali. "Waktu diajak jadi ikon ini, saya bilang saya mau dan saya pasti dukung," katanya saat jumpa pers di kantor Kemendikbudristek Jakarta, Rabu, 19 Juni 2024.
Advertisement
Dian menyambung, "Tapi saya enggak mau jadi pajangan saja. Saya mau jadi salah satu pengiat. Saya seorang filmmaker, saya tanya, 'Boleh saya membuat film?' dan untungnya dapat persetujuan." Film pendek ini bertema menari.
"Jadi, saya memang eksplorasinya film pendek, film tari. Ini merupakan sebuah kolaborasi pertama saya dengan seorang koreografer terkenal dan sudah mendapat perhatian internasional," jelasnya.
Dian mengatakan, untuk film pendek ini, ia tidak hanya melibatkan penari profesional, melainkan aktor dan aktris yang tidak bisa menari. Dua dari aktris yang dipinang Dian untuk film pendeknya adalah Asmara Abigail dan Lutesha.
"Jadi, kami ajak aktingnya dalam bentuk akting gerak. Kami bersyukur sekali karena kami berhasil menggandeng Asmara Abigail sebagai salah satu tokoh dalam film ini, dan Lutesha, kami akan mengajak dia mengeksplorasi sisi lain akting dalam bentuk gerak," bebernya.
Pemain Pengabdi Setan di Film Pendek Dian Sastro
Dian juga akan ikut melibatkan seniman senior asal Bali, Yani Ayu Laksmi, yang dikenal lewat perannya sebagai ibu di film Pengabdi Setan. Ia juga akan bekerja sama dengan tim produksi yang pernah terlibat dalam pembuatan serial Gadis Kretek yang dibintanginya.
Direktur Artistik Indonesia Bertutur (Intur) 2024 Melati Suryodarmo mengatakan, film pendek Dian akan ditayangkan di hari terakhir acara atau tepatnya pada 18 Agustus 2024. “Memang sejak 2022 kita ada program layar up. Film pendek Dian akan ditayangkan di hari terakhir, dan ditayangkan outdoor, ini kekhasannya," ujarnya.
Sebelumnya, Intur diselenggarakan pada 2022 di Borobudur, bertepatan dengan momen presidensi G20 Indonesia. Edisi keduanya akan berlangsung pada 7--18 Agustus 2024 di tiga lokasi di Bali, yakni Batubulan, Ubud, dan Nusa Dua.
Mengusung semangat "Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan," Indonesia Bertutur diharapkan bisa mewujudkan gerakan dalam menggali pengetahuan warisan budaya Indonesia sejak masa prasejarah hingga abad ke-15. Ini dilakukan melalui wadah film, musik, media, dan seni pertunjukan.
"Peran kebudayaan sangatlah penting. Penyelenggaraan Mega Festival Indonesia Bertutur adalah upaya menggali, serta mengomunikasikan warisan budaya tersebut," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid di kesempatan yang sama.
Advertisement
Sistem Subak Sudah Diakui UNESCO
Hilmar menyambung, "Dengan memanfaatkan ragam budaya dan teknologi yang akan ditampilkan pada Indonesia Bertutur, masyarakat kita bisa melihat relevansi antara masa lalu dengan masa kini dan dapat melihat bagaimana kita dapat berperan, sehingga kebudayaan dapat terus menjadi sumber kehidupan di masa depan."
Filosofi Subak yang diusung Indonesia Bertutur sarat akan makna keseimbangan hubungan antara manusia dengan pencipta, sesama, dan alam. Konsep ini dikenal masyarakat Hindu Bali sebagai falsafah Tri Hita Karana. Selain itu, sistem Subak telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada 2012.
Mega Festival Indonesia Bertutur juga ingin mengajak para pelaku budaya memiliki semangat yang sama untuk mengangkat pengetahuan berkaitan sumber pangan dan kehidupan agraris di Indonesia. Ini dilakukan dengan tetap memperhatikan harmonisasi antar manusia dengan manusia, alam, dan Tuhan.
"Seperti nilai yang terkandung dalam Subak, Indonesia Bertutur diharapkan dapat jadi pemicu dalam menjaga keseimbangan kehidupan antara masyarakat, alam, dan spiritual dalam kenyataan hari ini," ujar Melati.
12 Hari di 8 Lokasi
Senada dengan hal tersebut, Direktur Festival Intur 2024 Taba Sanchabakhtiar berharap festival ini dapat memberi pengalaman baru pada seluruh masyarakat yang akan hadir dalam mengeksplorasi keanekaragaman seni dan budaya bangsa.
"Dengan menggandeng lebih dari 900 pelaku budaya yang berasal dari 15 negara, kita optimis gelaran ini bakal diminati semua generasi," ucap Taba. Selama 12 hari pelaksanaan, Indonesia Bertutur 2024 terbuka secara gratis untuk seluruh masyarakat di delapan lokasi yang tersebar di Bali.
Pembukaan akan digelar di Lapangan Chandra Muka Batubulan. Sementara, rangkaian program di Ubud akan dimulai pada 8--18 Agustus 2024 di lima venue: Neka Art Museum, Museum Puri Lukisan, ARMA Museum dan Resort, Setia Darma House of Mask and Puppets, serta Tonyraka Art Lounge.
Sedangkan rangkaian kegiatan di Pulau Peninsula, Nusa Dua, akan berlangsung 14--18 Agustus 2024. Indonesia Bertutur 2024 merupakan hasil dari bentuk aksi kolektif antara Kemendikbudristek dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) lewat dukungan lokasi kegiatan di Pulau Peninsula, Nusa Dua, serta kolaborasi dengan seluruh seniman lintas disiplin melalui proses pengkaryaan.
Advertisement