Tetra Pak Kembangangkan Minuman Ready-to-Drink di Pasar Asia, Tawarkan Kemasan Lebih Ramah Lingkungan

Melalui acara “Innovation Starts Here” pada Rabu (19/6/2024), Tetra Pak memperkenalkan potensi pertumbuhan pasar untuk produk Ready to Drink (RTD).

oleh Ditha Kirani diperbarui 21 Jun 2024, 01:35 WIB
(dok. Liputan6/Ditha Kirani)

Liputan6.com, Jakarta - Tetra Pak memperkenalkan potensi pertumbuhan pasar untuk produk makanan dan minuman Ready to Drink (RTD) dalam acara “Innovation Starts Here” pada Rabu (19/6/2024). Acara ini mengundang para pelaku industri makanan dan minuman yang berpotensi mengembangkan rencana bisnis ini.

Data mengatakan bahwa pasar RTD tahun ini mampu menyentuh angka 2,2 triliun dolar AS. Jumlah ini diharapkan dapat terus mengalami pertumbuhan kumulatif tahunan (CAGR) lebih dari 5% pada tahun 2028 mendatang.

Terlebih dengan adanya peningkatan mobilitas masyarakat serta perubahan gaya hidup yang cepat, hal ini tentu akan mendorong adanya permintaan terhadap makanan dan minuman yang praktis dan mudah ditemukan.

Oleh sebab itu, tidak heran bila makanan dan minuman on the go atau siap saji semakin populer, bahkan hingga menjadi tren tersendiri.

Sejalan dengan ini, Tetra Pak juga mengungkapkan adanya potensi besar bagi industri RTD untuk terus berkembang di pasar Asia, termasuk Indonesia. Salah satu jenis minuman yang banyak dicari oleh masyarakat saat ini yaitu minuman teh dan kopi.

Laporan menunjukkan bahwa pasar teh dan kopi diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan hingga mencapai angka 8,7 miliar dolar AS pada tahun 2028 mendatang. 

Memahami dinamika ini, “Innovation Starts Here” juga akan membahas bagaimana Tetra Pak berusaha menjawab kebutuhan konsumen sambil menyelesaikan berbagai tantangan yang ada. 

“Di Tetra Pak, kami selalu mengedepankan inovasi dalam menjawab peluang dan tantangan di Industri makanan dan minuman. Kami fokus pada upaya pengembangun solusi unggulan yang membantu menjawab tantangan bisnis apa pun yang dihadapi pelanggan kami,” ucap John Jose, Marketing Director Tetra Pak Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia.


Tawarkan Solusi Inovatif untuk Menghadapi Tantangan Pasar

(dok. Liputan6/Ditha Kirani)

Tetra Pak tidak hanya membantu sebuah produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan baik, tetapi juga melakukan identifikasi peluang dan meningkatkan efisiensi operasional. 

Dalam hal ini, Tetra Pak memaparkan bagaimana menghadapi tantangan pasar dengan rangkaian solusi end-to-end. Solusi ini memungkinkan sebuah produk bisa mendapatkan pemasaran yang komprehensif.

Salah satu yang dikenalkan oleh Tetra Pak yaitu konsep Demand Spaces, di mana hasil dari konsep tersebut dapat dikembangkan lebih baik oleh brand makanan dan minuman. Pengembangan produk ini dilakukan dengan inovatif dan disesuaikan kembali dengan selera konsumen.


Tetra Pak Dukung Daur Ulang Kemasan Karton

dok. Tetra Pak

Saat ini Tetra Pak sudah menyediakan pilihan kemasan yang praktis dan lebih ramah lingkungan kepada berbagai brand besar seperti Ultra Jaya, Hydro Coco, dan Cimory. Produksi dalam jumlah besar ini tentu menyisakan permasalahan baru yaitu terkait sampah lingkungan.

Menanggapi isu tersebut, pihaknya tidak tinggal diam dan turut melakukan inovasi dalam hal daur ulang sampah. Tidak hanya kemasan plastik, saat ini kemasan karton juga memiliki nilai jual karena dapat diubah menjadi barang yang berguna.

“Dari awal kita sudah mempromosikan sustainability, salah satunya bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mengumpulkan sampah karton di dalam drop box. Sampah tersebut nantinya dijual ke recycle dan menjadi barang bermanfaat seperti kertas, pajangan, hingga genting,” jelas Hendra Wijaya selaku Sales Director Tetra Pak.


Inovasi Kopi Biji Bunga Matahari

John Jose memaparkan kopi biji bunga matahari. (dok. Liputan6/Ditha Kirani)

Inovasi lain yang dihadirkan oleh Tetra Pak yaitu membuat minuman yang menggunakan bahan biji bunga matahari. Bahan ini dianggap sangat potensial karena dapat menjadi alternatif untuk pengganti susu sapi maupun susu nabati lain yang ada di pasaran.

Selain memiliki harga yang lebih terjangkau, biji bunga matahari juga memiliki gizi yang maksimal, terutama dengan adanya kandungan protein yang tinggi. Produksinya juga dapat dikembangkan secara berkelanjutan dengan memberdayakan para petani.

“Untuk saat ini supplier bunga matahari masih berasal dari Eropa karena terdapat kriteria kualitas tertentu yang harus dipenuhi. Namun kami tidak pernah menutup kesempatan (untuk petani lokal) jika kemungkinan itu ada,” pungkas John Jose.

Infografis Gen Z Dominasi Penduduk Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya