Datangi Markas Unilever, Aktivis Greenpeace Indonesia Gelar Aksi "Kembali ke Pengirim"

Unjuk rasa ini bagian dari aksi "Kembali ke Pengirim" yang dilakukan aktivis Greenpeace Indonesia. Aksi ini untuk mendesak Unilever bertanggung jawab atas sampah plastik yang mereka hasilkan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam produk-produk mereka. Dalam catatan Greenpeace, Unilever menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia, dengan memproduksi 1.700 sachet plastik per detik.

oleh Helmi Fithriansyah diperbarui 20 Jun 2024, 18:30 WIB
Aktivis Greenpeace Indonesia Gelar Aksi "Kembali ke Pengirim"
Unjuk rasa ini bagian dari aksi "Kembali ke Pengirim" yang dilakukan aktivis Greenpeace Indonesia. Aksi ini untuk mendesak Unilever bertanggung jawab atas sampah plastik yang mereka hasilkan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam produk-produk mereka. Dalam catatan Greenpeace, Unilever menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia, dengan memproduksi 1.700 sachet plastik per detik.
Aktivis Greenpeace Indonesia menunjukkan sampah plastik berbentuk 'U' (logo Unilever) di depan Kantor Pusat Unilever di Kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, pada 20 Juni 2024. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)
Unjuk rasa ini bagian dari aksi "Kembali ke Pengirim" yang dilakukan aktivis Greenpeace Indonesia. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)
Dalam akun Instagram Greenpeace Indonesia disebutkan sampah-sampah kemasan plastik ini dikumpulkan selama seminggu terakhir. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)
Aksi ini untuk mendesak Unilever bertanggung jawab atas sampah plastik yang mereka hasilkan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam produk-produk mereka. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)
Dalam catatan Greenpeace, Unilever menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia, dengan memproduksi 1.700 sachet plastik per detik. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)
Mengutip data World Economic Forum, kemasan sachet menyumbang 16 persen dari sampah plastik yang ditemukan di perairan dan lingkungan Indonesia. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya