Satu Lagi Jemaah Haji Trenggalek Wafat di Tanah Suci, Kesehatan Menurun Jelang Jumroh Aqobah

Sebelumnya jemeah haji asal Bumi Menak Sopal yang meninggal dilaporkan atas nama Muhaji (69) warga Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan.

oleh Tim Regional diperbarui 21 Jun 2024, 13:03 WIB
Jemaah haji Indonesia diminta untuk tidak memaksakan diri salat Jumat di Masjidil Haram. (www.kemenag.go.id)

Liputan6.com, Trenggalek - Satu jemaah haji asal Trenggalek kembali dilaporkan meninggal dunia di Tanah Suci, karena kondisi kesehatan yang menurun menjelang ritual Jumroh Aqobah. 

Kasi Pelaksana Haji dan Umrah Kemenag Trenggalek Agus Prayitno menyatakan, jemaah haji yang meninggal disebut atas nama Imam Muhtar Bin Imam Subaweh (60), asal RT 05/RW 03 Dusun/Desa Krandegan, Kecamatan Gandusari. Imam Muhtar meninggal di Kota Mina. 

Total jemaah haji asal Trenggalek yang meninggal hingga saat ini tercatat dua orang.

Sebelumnya jemeah haji asal Bumi Menak Sopal yang meninggal dilaporkan atas nama Muhaji (69) warga Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan. 

"Kedua jamaah haji kita (asal Trenggalek) yang meninggal semua karena sakit. Kondisi kesehatan menurun saat menjalankan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci," kata Agus. Sesuai ketentuan Pemerintah Arab Saudi, baik Muhaji maupun Imam Muhtar dimakamkan di Tanah Suci. "Keduanya di makamkan di sana," ujarnya.

 Dalam kesempatan itu Agus mengimbau kepada jamaah haji asal Trenggalek untuk selalu menjaga kesehatan di tengah cuaca panas ekstrem di Tanah Suci. Apalagi dari 530 peserta haji yang berangkat, sebanyak 310 orang atau 58,5 persen berusia di atas 60 tahun. 

"Jemaah jaga kesehatan dan banyak minum air putih, jangan melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat, di dalam kamar hotel saja apa bila tidak ada keperluan yang sangat penting," tutur dia.


Jemaah Haji Bersiap Pulang ke Tanah Air

Suasana haru menyelimuti penyambutan 300 jemaah haji Indonesia usai mengikuti serangkaian prosesi safari wukuf. Program safari wukuf ini diperuntukkan bagi jemaah haji lansia dan disabilitas non-mandiri. (Foto: Humas Kemenag)

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Bandara bersiap kembali ke Jeddah setelah sukses menjalankan tugas sebagai Satuan Tugas (Satgas) Muzdalifah saat puncak haji 2024.

Petugas haji Daker Bandara bergeser dari Makkah menuju Jeddah untuk melakukan tugas menjelang kepulangan jemaah haji Indonesia pada Kamis, 20 Juni 2024.

Kadaker Bandara Abdillah menjelaskan mengenai skema kepulangan jemaah haji Indonesia saat memimpin apel kesiapan petugas Daker Bandara.

"Alhamdulillah, kami Daker Bandara baru saja melakukan apel kesiapan melakukan pelayanan. Jadi hari ini kami akan bergeser ke Jeddah untuk persiapan pemulangan jemaah haji pada 21 Juni mendatang,"kata Abdillah, Kamis (20/6/2024). 

Dalam apel kesiapan yang diikuti ratusan petugas Daker Bandara, Abdillah, berpesan agar semua petugas siap menjalankan tugas dengan baik.

"Alhamdulillah, kami siap melayani kepulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air," terang Abdillah.

Rencananya, pemulangan jemaah haji Indonesia akan dilakukan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan Bandara Madinah. Kepulangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama, berlangsung dari 21 Juni hingga 3 Juli.

"Ada kurang lebih 49 kloter yang akan diberangkatkan dari gelombang pertama ini melalui Madinah. Insya Allah petugas Daker Bandara siap mulai 22 Juni," terangnya.

Abdillah menjelaskan, petugas Daker Bandara akan dibagi dalam dua kekuatan di Madinah dan Jeddah. "Kekuatan utama Daker Bandara tetap di Jeddah untuk melayani kepulangan jemaah dari Jeddah. Ada 21 petugas yang di-BKO kan untuk melayani jemaah di Bandara Madinah," katanya.

Rencananya akan ada empat kloter yang akan terbang perdana ke Tanah Air pada 21 Juni 2024, yakni SUB-31 dengan 371 jemaah, BTH-01 dengan 450 jemaah, SUB-02 dan SUB-03 dengan 371 jemaah.

Infografis Rangkaian Puncak Ibadah Haji 2023 dan Pergerakan Jemaah Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya