Masuk Masa Pensiun, Begini Cara Menikmatinya dengan Indah

Bagi sebagian orang masa pensiun mungkin terbayang akan suram dan membosankan. Padahal, Anda bisa menikmati masa pensiun yang indah dan produktif.

oleh Arie Nugraha diperbarui 22 Jun 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi guru pensiun, purna tugas. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Bandung - Masa pensiun tidak akan menghalangi produktivitas seseorang dan membuat stres jika telah direncanakan sebelumnya dengan baik.

Hal ini karena masa pensiun adalah kesempatan untuk merencanakan banyak kegiatan dan menjalani gaya hidup sehat dengan optimal, bahkan lebih baik dari yang sekarang.

Menurut keterangan dr Meva Nareza T di laman Alo Dokter, ada 6 cara menikmati masa pensiun dengan indah.

"Bagi sebagian orang masa pensiun mungkin terbayang akan suram dan membosankan. Padahal, Anda bisa menikmati masa pensiun yang indah dan produktif," terang Meva dicuplik Rabu, 19 Juni 2024.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar Anda bisa menikmati masa pensiun dengan bahagia:

1. Lakukan kegiatan yang disukai

Bagi sebagian orang, pensiun adalah masa yang ditunggu-tunggu karena dapat bebas beraktivitas tanpa rutinitas pekerjaan.

Namun, bagi orang lain, kebebasan dapat berarti kebosanan, hingga bisa menyebabkan timbulnya post power syndrome atau perasaan bahwa dirinya sudah tidak lagi dibutuhkan.

Maka dari itu, sebelum Anda memasuki masa pensiun, mulailah rencanakan aktivitas apa yang ingin Anda lakukan saat sudah pensiun nanti.

Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan, tapi utamakan kegiatan yang sekiranya bisa membuat Anda senang.

Anda bisa mengunjungi cucu selama beberapa hari, mencoba berbagai resep masakan baru, membuka usaha kecil-kecilan, atau menjadi sukarelawan di sebuah panti asuhan.

Dengan melakukan berbagai kegiatan yang Anda senangi, maka masa pensiun Anda akan terasa berarti.

2. Latih otak

Pensiun tidak berarti tua dan pikun. Melakukan berbagai kegiatan yang bisa melatih otak setelah Anda pensiun bisa menjaga ketajaman otak dalam berpikir dan mengingat. Ini bahkan sama pentingnya dengan melatih fisik Anda.

Beberapa kegiatan menyenangkan yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan ketajaman pikiran antara lain bermain kartu, bermain catur, membaca, menonton sepakbola, atau menjelajah berbagai tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya.

3. Tetap bersosialisasi

Sebagai makhluk sosial, Anda tetap perlu bersoisalisasi dengan orang lain setelah pensiun. Penelitian juga membuktikan bahwa hubungan sosial dapat mencegah depresi yang bisa saja terjadi di masa pensiun.

Untuk itu, cobalah bergabung dengan komunitas yang Anda minati, misalnya komunitas keagamaan, yang dapat membuat jiwa Anda tenang sekaligus memberikan kesempatan untuk berkumpul dan berdiskusi dengan orang lain.

4. Persiapkan kondisi keuangan

Biasanya orang yang akan pensiun memiliki kekhawatiran mengenai kecukupan dana untuk pensiun, terutama untuk biaya kesehatan. Oleh sebab itu, persiapan dana pensiun sudah harus dimulai saat Anda masih bekerja.

Sebelum pensiun, Anda perlu menghitung perkiraan biaya hidup per bulan setelah berhenti bekerja. Setelah itu, tentukan pilihan apakah Anda ingin menabung atau melakukan investasi jangka panjang, seperti reksadana, untuk persiapan keuangan setelah pensiun nanti.

Usahakan juga untuk mendaftar asuransi kesehatan sebelum Anda pensiun, karena pengeluaran biaya untuk kesehatan cenderung tidak bisa diduga waktu dan jumlahnya.

Anda bisa mendaftar berbagai asuransi kesehatan swasta atau bisa juga memanfaatkan jaminan kesehatan nasional (JKN) yang disediakan oleh pemerintah.

5. Jaga pola hidup sehat

Agar masa pensiun bisa dijalani dengan sehat, cobalah untuk menghindari berbagai kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Kebiasaan-kebiasaan ini bisa menyebabkan penuaan dini dan membuat Anda lebih berisiko mengidap berbagai penyakit kronis.

Selain itu, jagalah pola makan yang sehat dengan makanan yang bergizi seimbang. Meskipun Anda memiliki banyak waktu luang, isi waktu Anda dengan bergerak aktif dan hindari tidur terlalu malam. Sempatkan pula untuk melakukan olahraga ringan setidaknya selama 30 menit sehari.

6. Periksa kesehatan secara berkala

Memeriksakan kesehatan secara rutin juga merupakan salah satu hal yang penting untuk Anda lakukan, demi menikmati hari tua dengan sehat dan nyaman.

Ada beberapa jenis tes kesehatan yang mungkin akan disarankan dokter ketika Anda memasuki usia 50-an, antara lain berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol, kadar gula darah, kesehatan mata, kelengkapan imunisasi, hingga deteksi dini kanker.

Masing-masing orang mungkin memiliki ketakutan atau harapan mengenai masa pensiunnya. Namun, apa pun sudut pandangnya terhadap pensiun, persiapan yang matang diperlukan bagi semua orang untuk bisa menikmati masa pensiun yang indah.

"Apabila Anda mengalami ketakutan atau keraguan akan masa pensiun yang sudah dekat, bahkan sampai kehilangan rasa percaya diri maupun tujuan hidup, Anda bisa mengonsultasikan hal tersebut ke psikolog atau psikiater," ungkap Meva.

 


Slow Living Saat Pensiun

Dilansir kanal Bisnis, Liputan6, usia menjadi salah satu tolok ukur kebanyakan orang dalam menentukan episode. Misalnya, ada usia belajar, usia produktif untuk bekerja, dan usia pensiun.

Umumnya, orang-orang menimba ilmu saat usia belajar, lalu menggunakan ilmu-ilmu itu sebagai bekal memasuki usia produktif. Pada fase ini, biasanya orang akan memupuk pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin untuk bekal pensiun.

Namun persiapan pensiun yang matang tanpa perencanaan keuangan yang mumpuni justru membuat masa pensiun menjadi terganggu.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja mengatakan, kesalahan pengelolaan keuangan, uang pensiun bisa tergerus di awal dan tidak cukup lagi untuk menghidupi masa pensiun sesuai estimasi sebelumnya.

"Tantangannya adalah bagaimana bekal pensiun yang sudah kita miliki mampu menghidupi kita bertahun-tahun hingga tutup usia," kata Freddy dalam keterangannya, dikutip Senin (4/3/2023).

Bersiap Sebelum dan Sesudah Pensiun

Sebagian besar masyarakat Indonesia masih memiliki keyakinan- pasti akan dapat dicukup-cukupkan, saat pensiun. Meskipun begitu, bagi orang-orang yang sudah menyadari pentingnya pensiun dan menganggap diri sudah memiliki bekal yang cukup, ketidakmampuan mengelola keuangan (baca: investasi) di hari tua, bisa berdampak pada tergerusnya uang pensiun yang sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

"Kita tidak pernah tahu sampai berapa panjang umur seseorang. Teknologi dan kesadaran manusia untuk hidup sehat mampu memperpanjang ekspektasi hidup manusia," ujar Freddy.

Badan Pusat Statistik mencatat, umur harapan hidup (UHH) orang Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Di periode 2020-2023, UHH orang Indonesia meningkat 0,56% per tahun atau rata-rata tumbuh 0,25% per tahun. Di mana pada 2023 UHH mencapai 73,93 tahun.

Jika usia pensiun saat ini mencapai 57 tahun, paling tidak seseorang harus memiliki perencanaan matang dalam pengelolaan keuangan pensiunnya hingga 17 tahun ke depan, agar kebutuhan hidupnya tetap dapat tercukupi.

"Jadi, walaupun memang sebagian besar dana pensiun sudah kita siapkan sebelumnya ketika kita masih di usia produktif, kita tidak boleh lengah dan pengelolaan dana pensiun tetap harus kita lakukan bahkan setelah kita memasuki masa pensiun tersebut," tutur Freddy.

 


Proteksi Kesehatan

Tantangan terbesar ketika memasuki usia pensiun adalah faktor kesehatan. Seiring bertambahnya usia, sakit dan ketidakmampuan fisik adalah perampok yang paling berbahaya, terutama di saat kita tidak lagi produktif.

Terlebih bisa jadi bakal ada tambahan biaya mendadak yang harus kita keluarkan untuk mempertahankan hidup ke depan.

Untuk itulah, beberapa tahun menjelang pensiun, disarankan untuk mencari perlindungan asuransi kesehatan yang mampu mencakup layanan biaya rawat jalan, rawat inap, hingga operasi.

"Biaya asuransi kesehatan jelang pensiun tidak murah, namun kita akan merasakan banyak manfaatnya seiring bertambahnya usia. Jangan malas untuk mencari tahu beragam perawatan medis dan biaya yang bisa dicover oleh perusahaan asuransi," kata Freddy.

Pastikan program asuransi kesehatan yang dibeli telah cukup memadai dan sesuai dengan standar rumah sakit dan layanan kesehatan yang nyaman bagi kita. Memang masih ada layanan BPJS Kesehatan, tapi tidak ada salahnya jika memiliki dua perlindungan sekaligus.

"Ingat, semakin bertambahnya usia semakin besar pula biaya kesehatan yang harus kita tanggung," imbuh Freddy.

Simpanan Darurat

Selalu bersiap menghadapi kondisi darurat, entah itu kendaraan yang harus masuk bengkel, pompa air yang rusak, atau bagian rumah yang memerlukan perbaikan.

Untuk itu, tempatkan sebagian dana pensiun di instrumen keuangan yang mudah dicairkan seperti simpanan di bank atau reksa dana pasar uang.

"Jangan pernah berasumsi biaya hidup akan menyusut semasa pensiun nanti," ujar Freddy.

Yang terjadi adalah, biaya-biaya yang kita keluarkan di usia produktif, seperti biaya transportasi, uang sekolah anak, hingga gaya hidup akan tergantikan dengan biaya-biaya baru seperti biaya kesehatan seiring bertambahnya usia dan nutrisi yang lebih baik, serta perawatan rumah karena lebih sering menghabiskan waktu di rumah.

"Biaya yang dapat dkurangi adalah gaya hidup. Namun itu membutuhkan proses dan tidak bisa langsung dilakukan," ucap Freddy.

Untuk perhitungan biaya yang dibutuhkan saat pensiun, jangan pernah mengurangi angka biaya bulanan di masa produktif, yang ada justru kita harus menambahkan.

Untuk mencukupi biaya hidup bulanan, siapkan sejumlah pokok (dana) dan manfaatkan hanya bunga yang didapatkan untuk biaya hidup bulanan, jangan pernah mengurangi pokok.

Dengan asumsi bunga deposito saat ini di kisaran 5 persen, maka pokok yang cukup sebesar 240x biaya hidup bulanan.

 


Kebebasan dari Beban

"Memasuki usia pensiun, idealnya kita hanya memikirkan diri kita dan pasangan hidup. Namun yang terjadi, masih ada orang tua yang menanggung anak-anaknya, bahkan biaya hidup bulanannya," kata Freddy.

Menjadi tanggung jawab setiap orang tua untuk menyiapkan anak-anak agar lebih mandiri saat dewasa. Sehingga di masa tua, orang tua dapat lebih menikmati masa pensiun yang lebih nyaman dan bermain bersama cucu-cucu, tanpa perlu memikirkan lagi kebutuhan hidup anak-anaknya.

Beralih ke rumah yang lebih kecil juga menjadi salah satu cara mengurangi beban biaya operasional bulanan.

"Berapapun besar uang yang sudah disiapkan, jika salah mengelolanya, bisa dipastikan pensiun kita akan terganggu. Pintar-pintar kita untuk menempatkan uang di keranjang yang tepat," imbuh Freddy.

Tempatkan uang pada aset yang berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi dari deposito, seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana saham.

Lakukan diversifikasi portofolio, sesuaikan dengan profil risiko, tujuan keuangan dan jangka waktu yang telah ditetapkan. Masa pensiun haruslah indah, jadi rencanakan dengan baik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya