Gaet Mitra Global, Anak Usaha Pertamina jadi Pengangkut LPG Terbesar di Asia Tenggara

PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani perjanjian kerja sama dengan B International Shipping and Logistic DMMC (B Shipping), perusahaan shipping berskala global untuk pembelian dan/atau charter kapal Liquid Petroleum Gas (LPG).

oleh Septian Deny diperbarui 21 Jun 2024, 12:00 WIB
PT Pertamina International Shipping (PIS), subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina (Persero).

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani perjanjian kerja sama dengan B International Shipping and Logistic DMMC (B Shipping), perusahaan shipping berskala global untuk pembelian dan/atau charter kapal Liquid Petroleum Gas (LPG).

Penandatanganan dilakukan di Istanbul, Turki, oleh CEO PIS Yoki Firnandi dan CEO B Shipping Emin Imanov. Kerja sama dua tahun ini mencakup studi kelayakan pembelian kapal dan pengelolaan charter kapal ke BGN, induk usaha B Shipping yang juga perusahaan perdagangan LPG dan komoditas global.

CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan, kerja sama ini sejalan dengan arahan Kementerian BUMN untuk unlock value atau meningkatkan nilai aset PIS. “Kami mendorong sinergi dengan partner strategis demi meremajakan dan memperkuat armada kami untuk distribusi energi ke seluruh penjuru negeri,” ujar Yoki.

PIS dan BGN sebelumnya telah berkolaborasi dalam pengadaan Very Large Gas Carrier (VLGC) Tulip dan Bergenia pada Januari 2024. Melalui kerja sama itu, BGN telah mendukung PIS sebagai pengangkut LPG terbesar di Asia Tenggara.

Saat ini, kerja sama dengan B Shipping dilakukan untuk mengeksplorasi peluang lebih lanjut dan menambah value PIS dalam transportasi LPG. Salah satu pembahasan meliputi konsep dan model bisnis, termasuk mempertimbangkan akuisisi dan charter kapal, serta manajemen kapal.

Yoki menjelaskan, kerja sama ini sejalan dengan pendekatan investasi strategis PIS pada kapal-kapal baru sambil memaksimalkan keuntungan dari aset yang ada. Saat ini terdapat 419 VLGC yang beroperasi di seluruh dunia, dengan rata-rata usia kapal 10,08 tahun.

“PIS memiliki tujuh VLGC dengan rata-rata usia 3,42 tahun, memberikan keunggulan operasional yang lebih andal dan memenuhi regulasi terkini. Kami juga menerapkan strategi alokasi armada yang prudent dengan melihat situasi dan harga di pasar, apakah itu owned, leased, atau time charter-out dan mempertahankan praktik investasi tersebut untuk pertumbuhan berkelanjutan.”

 

 


B Shipping

Kapal MT Gamsunoro milik PT Pertamina International Shipping (PIS) telah menyelesaikan proses loading di pelabuhan Rabigh, Arab Saudi, dan beranjak meninggalkan area Laut Merah untuk melanjutkan pelayaran dan menuju ke terusan Suez. (Dok Pertamina)

B Shipping adalah anak usaha dari BGN berbasis di Dubai dengan kehadiran di lebih dari 24 lokasi di berbagai negara. Melalui jasa kelautan, logistik, teknis perkapalan, dan smart solution, B Shipping mengelola aset maritim BGN dan partner lainnya demi mendukung perdagangan energi dan komoditas fisik global BGN.

BGN telah beroperasi di 23 lokasi selama 80 tahun termasuk di Casablanca, Doha, Dubai, Geneva, Rotterdam, Jakarta, dan Singapura.

"Perjalanan ini dimulai empat atau lima tahun lalu ketika kami memutuskan untuk mendukung Pertamina International Shipping dari sisi perdagangan internasional, dan kami terus memperkuat hubungan kami tahun lalu. Saat ini kita telah menjadi mitra dalam bidang shipping, dan saya yakin masih akan banyak lagi di masa yang akan datang. Saya percaya bahwa satu-satunya hal yang dapat membantu kita mencapai tujuan bersama adalah persahabatan dan rasa saling percaya, sehingga saya yakin masih banyak lagi kerja sama di masa yang akan datang," kata CEO B Shipping Emin Imanov, 

 


Potensi Kemitraan

PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS), turut ambil peran dalam mendukung ketahanan energi nasional dengan membantu kegiatan towing atau menarik kapal FSO Pertamina Abherka dari perairan Batam menuju lapangan Poleng, di lepas pantai Jawa Timur.

Kerja sama ini juga mengeksplorasi potensi kemitraan dalam era transisi energi, termasuk pengangkutan LPG dan petrokimia. Data Kementerian ESDM menunjukkan konsumsi LPG di Indonesia mencapai 8,7 juta ton pada 2023, naik 1,73% dibanding 2022 atau tertinggi dalam sedekade terakhir. Di sisi lain, analisis internal PIS menunjukkan potensi pertumbuhan kargo petrokimia di Indonesia mencapai CAGR 1,3x lipat dari 2019 hingga 2030.

Yoki optimis kerja sama ini akan memperkuat posisi PIS di pasar global. “Penandatanganan perjanjian ini menjadi momentum penting bagi kedua perusahaan untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan,” tutup Yoki.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya