Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, membagikan kisah lucu sosok sahabatnya yang kiai saat naik haji.
Kisah Gus Baha ini diunggah di kanal YouTube @NgajiSatSet. Awalnya Gus Baha berkisah uniknya ibadah haji, kaitannya dengan cadar, atau penutup wajah.
Gus Baha menjelaskan bagaimana aturan hijab bagi perempuan dalam ibadah haji berbeda dengan praktik sehari-hari, khususnya dalam mazhab Syafi'i yang banyak diikuti di Indonesia.
Menurut Gus Baha, dalam mazhab Syafi'i, perempuan umumnya diwajibkan memakai cadar atau menutup wajah mereka sebagai bagian dari hijab.
"Normalnya perempuan dalam Mazhab Syafi'i itu kan cadaran. Tapi kalau di Indonesia, praktik ini sering dianggap macam-macam," ujar Gus Baha.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Saat Ihram Perempuan Dilarang Gunakan Cadar
Namun, Gus Baha menekankan bahwa ada perbedaan signifikan dalam aturan hijab saat melaksanakan ibadah haji.
"Ketika melaksanakan haji, berihram, perempuan justru tidak diperbolehkan menutup wajah mereka, meskipun mereka akan bertemu dengan lelaki yang bukan mahramnya," jelasnya.
Aturan ini, lanjut Gus Baha, diatur dalam syariat ihram. "Orang yang sedang ihram, termasuk perempuan, tidak boleh menutup wajah mereka," kata Gus Baha.
Nah soal kisah lucu saat sahabatnya yang juga sosok kiai berhaji. Gus Baha bilang, sahabatnya ini pernah bercerita kepadanya.
"Orang Indonesia postur tubuhnya kan kecil, pesek. Lha kalau saat haji ketemu orang Uzbekistan gak pakai cadar, kan cantik-cantik," kata Gus Baha.
Advertisement
Hampir Cium Perempuan Uzbekistan di Hajar Aswad
"Temen saya yang kiai ini, cerita 'Gus kulo meh wae kecelakaan pas haji'," kata Gus Baha berkisah sahabatanya yang curhat.
"Konco kulo pas arep ngambung Hajar Aswad, pas ono wong wadon Uzbekistan arep ngambung hajar aswad juga. Nek aku ngambung, iso aku ra sido ngambung hajar aswad," kata Gus Baha menirukan sahabatanya, yang dijawab tawa oleh jemaahnya.
Mengutip jabar.nu.or.id, sesuai dengan syariat, tidak ada syarat tertentu tentang pakaian ihram bagi wanita. Hal ini menjadikan jamaah wanita lebih leluasa masuk dan keluar pelataran Ka’bah di Masjidil Haram.
Namun otoritas Kerajaan Arab Saudi (KSA) sebelumnya telah menerbitkan aturan terkait berpakaian bagi wanita yang menunaikan umrah di Masjidil Haram.
Melalui medsos resmi X Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi ada tiga aturan yang harus dipedomani jamaah umrah wanita.
Pertama, jamaah wanita harus mengenakan pakaian yang lebar dan longgar.
Kedua, pakaian yang dikenakan harus menutupi seluruh tubuh, dan ketiga, pakaian yang dikenakan tidak boleh memiliki elemen dekoratif apa pun.
Untuk memastikan ketertiban kebijakan ini, pihak Askar memasang sekat-sekat untuk "menyortir" jamaah yang bisa masuk pelataran Ka'bah dan mana yang harus di lantai atas. Mereka tidak segan-segan mengusir
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul