Liputan6.com, Jakarta Senyum dan tawa ceria anak-anak menjadi sebuah anugerah bagi setiap orang yang ada di bumi. Namun tidak bagi anak-anak Palestina yang saat ini sedang menderita di tengah konflik.
Tidak ada lagi fungsi musik yang dapat mencerahkan hari-hari semua anak di dunia, jika kita tetap membiarkan anak-anak Palestina menjadi korban pertikaian yang terjadi di Gaza.
Advertisement
Lewat dukungan komunitas dan pegiat musik jazz di Indonesia, kegelisahan tersebut mendorong mereka untuk berbuat hal-hal baik lewat gerakan Jazz in Unity.
Tak menyoal genre, tapi spirit jazz menyala dalam Jazz in Unity untuk menunjukkan kepeduliannya bagi kondisi yang sedang menimpa anak-anak di Palestina.
Sederet musisi seperti Armiya Husein, Bella Fawzi, Chiki Fawzi, Dara Swandana, Dira Sugandi, Eka Annash, Elfa Zulham, Fia, Jamie Aditya, Kevin Yosua, Kojek Rap Betawi, hingga Sri Hanuraga hadir meramaikan acara ini.
Selain itu, juga ada pembacaan puisi dari Rebecca Kezia dan Yudi Ahmad Tajudin di malam konser amal yang bertempat di sebuah club jazz bernama 1920 lounge di bilangan Kemang, Jakarta, pada akhir pekan lalu (14/6/2024).
Tercetus dari keresahan pribadi
Acara ini juga mempersembahkan musikalisasi puisi oleh Yudi Ahmad Tajudin dan Rebecca Kezia. Mereka diiringi oleh komposisi musik yang syahdu dan apik bersama Sri Hanuraga, Elfa Zulham, dan Kevin Yosua.
“Jazz in Unity ini tercetus dari keresahan pribadi saya yang ternyata menjadi keresahan kolektif para pegiat dan penggiat jazz di Indonesia. Bermula dari sebuah story di Instagram untuk mengajak membuat konser amal bagi anak-anak terdampak penindasan di Palestina. secara organik terkumpullah beberapa musisi, pemilik venue, show director, fotografer, videografer, streaming partner, kru, crowdfunding partner, auditor, dan lembaga kesehatan yang akan menyalurkan donasi,” ungkap penggagas Jazz in Unity, Bagas Indyatmono.
“Kalau musik genre lain mungkin ada lagu tentang Palestina dan perlawanan, tapi kalau musik jazz itu memang lahir dari perbudakan dan perlawanan. Jadi musiknya memang sudah dan harus membuat orang bahagia,” ujar Jamie sebelum memulai penampilannya di Jazz in Unity.
Ia tampak sangat emosional hingga kerap meneteskan air mata kala bercerita tentang kondisi yang dialami anak-anak Palestina.
Advertisement
Diharapkan dapat memberikan perhatian yang cukup besar
Gerakan dan konser amal ini yang dipersiapkan hanya dalam waktu 14 hari ini, lanjut Bagas, diharapkan dapat memberikan perhatian yang cukup besar terhadap apa yang sedang terjadi di Palestina dan dapat menular kepada komunitas sejenis di daerah atau negara lainnya.
“Saya merasa terhormat untuk mendukung acara Jazz in Unity yang didedikasikan untuk membantu anak-anak Palestina. Seluruh keuntungan kami dari penjualan selama acara akan disumbangkan ke badan amal yang membantu anak-anak Palestina. Kami percaya apa yang kami perbuat ini dapat memberikan dampak positif,” tambah pemilik club jazz 1920, Salil Innab.
Bekerjasama dengan MER-C Indonesia dan Kitabisa
Untuk menyalurkan hasil donasi, Jazz in Unity juga bekerjasama dengan MER-C Indonesia dan Kitabisa. Gerakan ini juga mengajak Anda semua bisa ikut terlibat dalam donasi di https://Kitabisa.com/jazzinunityforpalestine.
Sampai acara ini usai, terkumpul sekitar Rp18 juta dari donasi dan hasil penjualan 1920 lounge. Donasi ini masih akan terus dibuka di laman Kitabisa selama beberapa waktu ke depan.
Advertisement
Aksi nyata dalam Jazz in Unity
“Kami salut banget sama aksi nyata teman-teman Jazz in Unity dalam menyuarakan dukungan untuk Palestina. Kitabisa bersama MER-C Indonesia berkomitmen untuk memastikan donasi yang terkumpul pada konser amal ini dapat tersalurkan dan diterima langsung oleh anak-anak Palestina,” pungkas Vikra Ijas, CEO Kitabisa.