Liputan6.com, Jakarta - Internet cepat kini menjadi kebutuhan bagi banyak orang di mana pun mereka berada. Pasalnya internet bisa menghubungkan dan memberdayakan orang, juga membuat orang terhibur dengan konten-konten yang bisa mereka akses.
Operator Indosat Ooredoo Hutchison belum lama ini mengumumkan hadirkan internet rumah berkecepatan tinggi Indosat HiFi di kota-kota sekunder. Hal ini karena perusahaan menyadari, internet kini jadi sebuah kebutuhan untuk masyarakat.
Advertisement
Internet rumah berbasis fiber optik itu hadir di kota-kota sekunder dengan pertumbuhan cepat, misalnya Karawang, Sukabumi, Cianjur, Jambi, dan Palembang.
Informasi ini banyak diakses oleh pembaca kanal Tekno Liputan6.com pada Jumat, 21 Juni 2024. Selain itu, pembaca juga penasaran dengan penyedia layanan digital Biznet yang belum lama ini mengumumkan penggelaran kabel fiber optik bawah laut BNCS-1 untuk menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, dan Bangka.
Kabel fiber optik bawah laut ini menjadi kabel fiber pertama yang dibangun oleh Biznet. Total panjangnya melebihi 100 Km untuk mengalirkan akses internet ke wilayah-wilayah yang dilaluinya.
Tidak hanya itu, pembaca kanal Tekno Liputan6.com juga penasaran dengan penyebab tumbangnya Pusat Data Nasional (PDN) yang berakibat pada lumpuhnya sistem imigrasi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Hal ini pun berimbas pada antrean penumpang di bandara Soetta hingga kemarin, Sabtu, 21 Juni 2024.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha pun mengungkapkan kalau kemungkinan tumbangnya PDN karena serangan siber ransomware. Pasalnya, kalau penyebab tumbangnya PDN karena masalah aliran listrik atau internet yang mati, perbaikannya tak butuh waktu lama.
Seperti apa informasi selengkapnya, yuk simak artikel di bawah ini ya.
1. Layanan Fiber Optik Indosat HiFi Masuk ke Kota Sekunder
Indosat HiFi, layanan internet rumah milik Indosat Ooredoo Hutchison, kini memperluas jangkauan layanan internet berbasis fiber optik 100 persen ke seluruh Indonesia.
Penggunaan teknologi fiber optik 100 persen ini diklaim mampu menghadirkan internet rumah berkecepatan tinggi hingga 1Gbps.
Dalam hal ini, Indosat meningkatkan layanan internet rumah fiber optik HiFi bukan hanya ke kota-kota metropolitan tetapi juga ke kota sekunder dengan pertumbuhan cepat. Misalnya ke Karawang, Sukabumi, Cianjur, Jambi, dan Palembang.
Kehadiran internet rumah berkecepatan tinggi ini tidak lepas dari pemahaman Indosat bahwa kini konektivitas internet sudah jadi kebutuhan bagi masyarakat. Baik itu untuk bekerja, pendidikan, hiburan, hingga mendukung aktivitas ekonomi bisnis.
Director and Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison Ritesh Kumar Singh mengatakan, saat ini konektivitas menjadi bagian yang tidak terlepas dari kebutuhan digital masyarakat Indonesia.
Simak informasi selengkapnya di sini.
Advertisement
2. Biznet Gelar Kabel Bawah Laut BNCS-1 Sepanjang 100 Km
Perusahaan infrastruktur digital di Indonesia, Biznet, meluncurkan infrastruktur jaringan kabel fiber optik bawah laut Biznet Nusantara Cable System-1 atau BNCS-1.
Jaringan kabel fiber optik bawah laut ini menghubungkan Pulau Jawa, Sumatera, dan Bangka dengan panjang total 105,7 Km.
"BNCS-1 adalah jaringan kabel fiber optik bawah laut untuk mengurangi kesenjangan digital di Indonesia. Jaringan BNCS-1 terdiri dari 24 pasangan (pair) atau 48 inti kabel fiber optik yang menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) terbaru," ujar Senior Manager Marketing Biznet Adrianto Sulistyo saat acara Grand Launching BNCS-1 di Bali, Kamis (20/6/2024).
Adapun setiap 1 pair (2 core) kabel fiber optik dapat mengirimkan data sebesar 96 x 400 Gbps, yakni 38.4 Tbps.
Adrianto menjelaskan, dengan jumlah 24 pair, artinya jaringan BNCS-1 memiliki total kapasitas 24 x 38.4 Tbps = 921.6 Tbps. Kapasitas jaringan ini dapat ditingkatkan sesuai dengan perkembangan teknologi DWDM.
"Kenapa BNCS-1? Karena ini adalah kabel bawah laut pertama kami yang kami miliki, kami operasikan, dan kami rawat sendiri," ucap Adri, sapaan akrabnya.
3. Pakar: Gangguan Server PDN hingga Bikin Sistem Imigrasi Lumpuh Kemungkinan karena Ransomware
Pakar keamanan siber Pratama Persadha menduga server Pusat Data Nasional (PDN) terkena serangan siber ransomware, yang membuat lumpuhnya sistem imigrasi bandara Soekarno-Hatta dan seluruh kantor imigrasi Indonesia.
Sebelumnya, pada Kamis 20 Juni 2024, terjadi antrean panjang di imigrasi bandara Soetta, Cengkareng, karena sistem yang mengalami masalah. Laman media sosial X alias Twitter milik Ditjen Imigrasi pun menyebut, gangguan disebabkan karena adanya masalah pada server PDN.
Sejauh ini, memang belum diketahui secara pasti penyebab gangguan tersebut. Namun, menurut pria yang juga Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC tersebut, ada sejumlah hal yang bisa menyebabkan gangguan total di server PDN.
Kemungkinan pertama, kata Pratama adalah jika terjadi gangguan suplai listrik. Lalu adanya kerusakan server. Kemudian, adanya gangguan koneksi internet. Terakhir, jika ada serangan siber seperti DDoS atau ransomware.
"Jika memang gangguan terjadi karena serangan siber, risiko yang mengancam makin besar, karena tidak hanya mengganggu layanan, tetapi bisa menyebabkan bocornya data pribadi," kata Pratama dalam keterangan yang diterima Jumat (21/6/2024).
Pratama menyebutkan, jika melihat pola gangguan yang terjadi, ada kemungkinan masalah yang menimpa PDN karena serangan siber ransomware, seperti yang pernah dialami Bank Syariah Indonesia.
Menurutnya, kalau masalah yang dihadapi PDN karena hal teknis, tak akan memakan waktu lama untuk perbaikan.
Advertisement