Liputan6.com, Jakarta - Dalam hal peluang pendidikan dan kemajuan ekonomi, Islandia adalah negara dengan kesetaraan gender tertinggi di dunia, menurut laporan Global Gender Gap 2024.
Indeks Kesenjangan Gender Global mengurutkan kemajuan kesetaraan gender di setiap negara berdasarkan empat kategori utama, yaitu Partisipasi dan Kesempatan Ekonomi, Pencapaian Pendidikan, Kesehatan dan Kelangsungan Hidup, serta Pemberdayaan Politik.
Advertisement
Islandia sekali lagi meraih posisi teratas, gelar yang telah dipegangnya selama 15 tahun, dengan kesetaraan gender sebesar 93,5%. Islandia merupakan satu-satunya negara yang telah melampaui angka 90% untuk kesetaraan gender dan menjadi pemenang unggul dalam subkategori politik, seperti dilansir dari businessbecause.com, Minggu, (21/7/2024).
Meskipun tidak ada negara yang mencapai kesetaraan gender penuh, Indeks Kesenjangan Gender Global 2024 menunjukkan bahwa 97% ekonomi yang termasuk dalam laporan tersebut telah menutup lebih dari 60% kesenjangan mereka, dibandingkan dengan 85% pada tahun 2006.
Dan, meskipun Islandia adalah satu-satunya yang melampaui angka 90%, delapan dari sembilan negara lainnya di sepuluh besar melebihi angka 80%.
Meskipun dunia telah mencapai banyak kemajuan, tentu saja masih ada jalan yang harus ditempuh, terutama dalam hal gaji lulusan bisnis.
Berdasarkan data saat ini, akan memakan waktu 134 tahun untuk mencapai kesetaraan penuh, yaitu sekitar lima generasi lebih lama dari target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030.
Eropa Mendominasi Peringkat 10 Besar
Eropa unggul dalam peringkat kesenjangan gender regional 2024 dan menjadi rumah bagi institusi pendidikan terkemuka serta berbagai peluang karier.
Benua tersebut berhasil menutup 75% kesenjangannya pada tahun 2024, dengan peningkatan keseluruhan sebesar 6,2 poin persentase sejak tahun 2006.
Dari 10 negara dengan kesetaraan gender tertinggi di dunia, tujuh berada di Eropa, termasuk juara bertahan dunia, yaitu Islandia.
Finlandia menempati posisi kedua dengan skor kesetaraan gender sebesar 87,5%. Negara ini sangat baik dalam hal kesetaraan pendidikan, dengan mencapai 100% kesetaraan dalam 15 dari 18 tahun terakhir.
Dengan skor yang sama yaitu 87,5%, Norwergia berada di urutan ketiga. Negara Nordik ini menempati posisi kedua setelah Islandia dalam subkategori kesetaraan politik dengan lebih banyak wanita dalam peran menteri dibandingkan pria.
Di urutan kelima, Swedia, dengan kesetaraan gender sebesar 81,6% mempertahankan dominasi Nordik di puncak daftar.
Swedia, negara Skandinavia dan Eropa Utara lainnya, telah mencapai kesetaraan gender yang hampir sempurna di tingkat menteri.
Jerman menempati urutan ketujuh dengan skor kesetaraan gender 81%, dengan skor tinggi dalam pemberdayaan politik bagi wanita dengan representasi menteri yang hampir setara.
Irlandia, di urutan kesembilan dengan skor 80,2%, telah mencapai 100% kesetaraan dalam pencapaian pendidikan, termasuk tingkat melek huruf dan pendaftaran di pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Negara Eropa terakhir dalam daftar dan yang terakhir di 10 besar adalah Spanyol. Spanyol merupakan satu-satunya negara di 10 besar dengan kesetaraan gender di bawah 80%. Namun, negara ini telah membuat kemajuan signifikan dalam kesetaraan gender, naik delapan tempat sejak tahun 2023 untuk mencapai 10 besar.
Spanyol dan Irlandia menggantikan Lituania dan Belgia yang turun dari 10 besar ke posisi 11 dan 12 masing-masing.
Advertisement
Negara-negara Terakhir dalam 10 Besar
Meskipun Eropa mendominasi peringkat, dengan 21 dari 40 ekonomi di wilayah ini telah menutup lebih dari 75% kesenjangan gender mereka, jarak antara peringkat tertinggi dan terendah menunjukkan disparitas yang luas di wilayah tersebut, dengan Islandia di peringkat tertinggi yang memimpin dengan 29 poin persentase dibandingkan Turki, yang berada di posisi terbawah.
Tiga tempat terakhir dalam 10 besar ditempati oleh ekonomi dari Asia Timur dan Pasifik (Selandia Baru), Amerika Latin dan Karibia (Nikaragua), dan Afrika Sub-Sahara (Namibia).
Selandia Baru adalah negara dengan peringkat tertinggi di luar Eropa yang masuk dalam lima besar, dengan skor kesetaraan gender sebesar 83,5%. Negara ini menonjol terutama dalam bidang pendidikan, mencapai kesetaraan penuh selama enam tahun terakhir.
Nikaragua berada di urutan keenam, dengan skor kesetaraan gender sebesar 81,1%.
Kinerja kuat Nikaragua sebagian besar disebabkan oleh skor pemberdayaan politiknya, dengan wanita dan pria yang diwakili secara setara di parlemen. Selain itu, proporsi wanita yang bekerja di sektor teknis dan profesional lebih besar dibandingkan pria.
Negara terakhir dalam 10 besar adalah Namibia di urutan kedelapan dengan skor kesetaraan gender sebesar 80,5%. Satu-satunya negara Afrika dalam 10 besar, Namibia tampil baik di keempat indeks, dan kesenjangan pendapatan gendernya telah tertutup sebesar 82,1%.
Berikut ini daftarnya:
- Islandia 93.52
- Finlandia 87.53
- Norwegia 87.54
- Selandia Baru 83.55
- Swedia 81.66
- Nikaragua 81.17
- Jerman 81
- Namibia 80.59
- Irlandia 80.2
- Spain 79.7
Bagaimana Kesetaraan Gender di Indonesia?
Meskipun sebagian besar orang Indonesia (76%) mengakui jika menyuarakan kesetaraan antara pria dan wanita sangat diperlukan, tetapi masih ada ketakutan di kalangan mereka untuk mengadvokasi kesetaraan gender, melansir dari ipsos.com.
Dengan 31% orang Indonesia mengatakan bahwa mereka takut berbicara demi hak yang sama bagi perempuan karena khawatir terjadi sesuatu pada mereka. Lebih lanjut lagi, 64% orang Indonesia setuju adanya ekspektasi yang berlebih terhadap pria dalam mendukung kesetaraan gender di Indonesia.
Selain itu, 74% orang Indonesia mendukung gagasan bahwa pria bisa tinggal di rumah untuk mengurus anak. Bahkan, 30% pria Milenial dan Gen Z sepakat dengan hal tersebut.
Bila dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia (67%) dan Singapura (57%), Indonesia (84%) menduduki peringkat pertama dalam pernyataan 'dengan adanya dukungan dari para pria, wanita dapat mencapai kesetaraannya'.
Di Indonesia, mayoritas orang yang disurvei lebih memilih dipimpin oleh pria (49%) dibandingkan dengan wanita (12%), sementara 37% sisanya tidak memiliki preferensi tertentu.
Walaupun begitu, sebagian besar orang Indonesia setuju bahwa pemimpin pria dan wanita sama unggulnya, baik dalam menciptakan perusahaan atau organisasi yang sukses secara finansial (66%), maupun dalam memastikan perusahaan tersebut dapat terus berinovatif (69%). Terdapat pula perbedaan yang cukup signifikan bahwa pemimpin pria (18%) lebih unggul dibanding wanita (6%).
Advertisement