Liputan6.com, Nevada - Di dunia ini, ratusan micronation atau bangsa mikro tersebar.
Mengutip sejumlah sumber, micronation disebut entitas yang mengklaim sebagai negara merdeka tetapi kedaulatannya tidak diakui oleh komunitas internasional.
Advertisement
Terkadang disebut sebagai negara model dan proyek negara baru, entitas aneh ini bertentangan dengan semua norma negara modern.
Meskipun bangsa mikro ini menyatakan kedaulatannya sebagai negara merdeka, kekuatan dan negara luar yang mengakui bangsa mikro pun sedikit.
Beberapa bangsa mikro telah menguasai seluruh pulau atau instalasi di laut, sementara yang lain hanya mengambil bagian kecil dari kota untuk menjalankan ide-ide futuristik mereka.
Namun, ada satu bangsa mikro yang menetap di sebuah rumah tunggal di kota terpencil di Nevada, diapit di antara rumah-rumah lain di jalan perumahan yang sangat biasa. Dikenal dengan nama Republik Molossia. Demikian melansir dari express.co.uk, Jumat (26/7/2024).
Di situs web yang sedikit kuno, Situs Resmi Republik Molossia penuh dengan informasi mengenai negara muda ini serta panduan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika mempertimbangkan untuk mengunjunginya.
Mungkin bagian yang paling menarik adalah bab Sejarah Molossia, sebuah kisah keberanian, perjuangan, konflik, dan keberanian langsung dari sumbernya.
Didirikan pada 26 Mei 1977, James Spielman dinyatakan sebagai Raja James I, dan Kevin Baugh sebagai Perdana Menteri Republik Agung Vuldstein.
Setelah pengunduran diri raja dan krisis konstitusional sementara, republik ini berhasil bertahan. Sejak saat itu, banyak perubahan terjadi, termasuk perubahan nama negara ini.
Kini, Baugh memegang posisi sebagai Presiden dan sang istri, Adrianne Baugh, menjadi Wakil Presiden. Diawali sebagai republik nomaden, Molossia menemukan rumah permanennya di Nevada setelah 20 tahun didirikan.
Rumah tersebut terdiri dari 11,3 hektar tanah yang relatif kecil di dekat Kota Dayton. Ini menjadikannya salah satu negara terkecil di dunia, namun hal ini tidak menghentikannya untuk maju dan memenuhi kebutuhan zaman modern.
Sedang Perang dengan Negara yang Sudah Tidak Ada
Molossia juga mengklaim memiliki angkatan laut sendiri, akademi angkatan laut, program luar angkasa, jalur kereta api, layanan pos, dan bank.
Selain itu, Molossia juga memiliki beberapa objek wisata, sistem pengukuran unik, hari libur negara, bioskop daring, stasiun radio, bahkan zona waktu sendiri, ketika Pacific Standard Time (PST) yang delapan jam di belakang Greenwich Mean Time (GMT) merupakan zona waktu Nevada, Republik Molossia menggunakan Molossian Standard Time yang delapan jam dan 39 menit dibelakang GMT).
Republik buatan ini memang konsep yang aneh, tetapi yang mungkin paling aneh adalah perang aktif yang saat ini sedang dijalani dengan Jerman Timur, negara yang tidak lagi ada.
Baugh berpendapat bahwa Jerman Timur masih ada karena masalah teknis di Pulau Ernst Thälmann di Kuba yang diberikan kepada Jerman Timur pada tahun 1970-an oleh Fidel Castro.
Molossia menyalahkan Jerman Timur atas diagnosis deprivasi tidur yang dialami Baugh ketika ia bertugas di Jerman Barat dengan Angkatan Darat AS pada tahun 1983.
Situs web Republik menyatakan, "Jerman Timur masih ada di Pulau Ernst Thälmann )dan) karena pulau tersebut tidak berpenghuni, tidak ada pihak untuk bernegosiasi mengenai perjanjian damai. Dengan demikian, perang ini masih berlanjut tanpa akhir yang terlihat. Menanggapi hal ini, Pemerintah Republik Molossia membuka kembali Departemen Perang.
"Rencana sedang disusun untuk menangani ancaman apa pun, sekecil apa pun, yang mungkin dibawa oleh negara Komunis yang telah lama mati tetapi masih ada ini terhadap kami. Tidak dapat dikesampingkan kemungkinan serangan iguana yang dilatih secara diam-diam. Diharapkan suatu hari nanti konflik ini akan diselesaikan dengan sukses dan semoga dengan cara damai. Sementara itu, negara kita harus selalu waspada terhadap ancaman Jerman Timur!"
Bagi siapa pun yang ingin membantu upaya perang Molossia, obligasi perang dapat dibeli dengan jumlah kecil $3 atau sekitar Rp50.000, meskipun hanya dua yang dapat dibeli sekaligus, kemungkinan karena kekurangan kertas yang disebabkan oleh konflik.
Pada 16 Februari 2024, perang ini telah memasuki hari ke-14.716.
Advertisement
Hanya Dua Orang yang Memiliki Kewarganegaraan Penuh
Republik ini lebih dari 48 Imperial Nortons, sekitar 30 mil, dari bandara terdekat dan terbuka untuk pengujung.
Bagi mereka yang kekurangan waktu, Republik Molossia memberikan pengalaman yang menyenangkan dengan kunjungan singkar karena ukurannya yang kecil. Presiden Baugh menganggap satu jam sudah cukup untuk menjelajahi seluruh negara.
Paspor tidak diperlukan untuk masuk, meskipun paspor akan diberi cap jika ditawarkan kepada penjaga perbatasan Molossia, peran lain yang dipegang oleh pemimpin negara.
Berbeda dengan banyak negara mikro lainnya, Republik ini tidak menerima aplikasi untuk menjadi warga negara. Hanya dua orang yang tinggal di sana yang memiliki kewarganegaraan penuh.
Meskipun terlibat dalam perang bersejarah, pertempuran darat, dan perjuangan untuk menegakkan diri di panggung dunia, Republik Molossia berhasil menempatkan dirinya di puncak dunia modern.
Republik yang Membanggakan?
Pada Maret 2007, Molossia unggul dalam bidang lingkungan setelah menjadi salah satu negara pertama yang melarang bola lampu pijar. Dua tahun kemudian, pada 2009, negara ini melarang penggunaan kantong plastik dan memulai program daur ulang yang komprehensif.
Pernyataan misi Republik ini mungkin paling mencerminkan visi Baugh, yaitu "Molossia memiliki warisan dan sejarah yang membanggakan, yang unik bagi bangsa kita dan menjadikan kita tempat yang istimewa. Republik saat ini melihat masa depan yang bangga untuk semua orang Molossia dan negara kecil di seluruh dunia."
Presiden Baugh masih membayar pajak properti Republik Molossia ke Storey County, Nevada, tetapi ini tidak mengurangi klaim negara mereka sebagai negara berdaulat.
Menurut Baugh, pembayaran pajak tersebut sebenarnya merupakan "bantuan asing" kepada Amerika Serikat yang sedang kesulitan.
Advertisement