Awal Pemerintahan Prabowo-Gibran: Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Tak Capai 7%

Bank Dunia mengeluarkan laporan mengenai ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2026. Apa yang harus dilakukan Prabowo-Gibran?

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Jun 2024, 13:00 WIB
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diarak oleh para pendukungnya dari Taman Suropati untuk kemudian menuju ke KPU untuk mendaftarkan Pilpres 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia (World Bank) memproyeksi perekonomian Indonesia akan tumbuh di kisaran 5,1% tahun 2024 hingga 2026 mendatang. Dengan demikian, sekaligus meramal ekonomi Indonesia tak tembus 7% di awal pemerintahan Prabowo-Gibran.

Hal itu diungkapkan dalam laporan Bank Dunia berjudul Indonesia Economic Prospects yang diluncurkan di Jakarta pada Senin, 24 Juni 2024.

Bank Indonesia mengatakan, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan kecepatan yang stabil di tahun-tahun mendatang, didorong oleh peningkatan belanja publik, meningkatnya investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil.

Hal itu meskipun menghadapi hambatan dari menurunnya harga komoditas yang sempat melonjak, meningkanya volatilitas harga pangan dan energi, serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

"Kesuksesan kinerja ekonomi Indonesia sebagian besar adalah berkat kerangka kebijakan makroekonomi pemerintah yang kuat, yang membantu menarik investasi," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (24/6/2024).

"Adalah penting untuk mempertahankan kebijakan makro yang berhati-hati (prudent), kredibel, dan juga transparan, seraya menciptakan ruang fiskal yang memungkinkan belanja prioritas untuk perlindungan sosial, serta berinvestasi pada modal manusia (human capital) dan infrastruktur,” lanjut Carolyn.

Bank Dunia Ramal Inflasi RI Sentuh 3% di 2024

Dalam laporan terbarunya, Bank Dunia menyoroti kenaikan harga pangan yang menyebablan meningkatnya inflasi utama Indonesia saat ini.

Seperti diketahui, inflasi konsumen Indonesia telah naik 2,8% dari 2023 lalu pada Mei 2024, menandai dari 2,6% tahun ke tahun (yoy) pada bulan Januari.

Kondisi iklim yang buruk mengurangi jumlah panen beras dalam negeri dan memengaruhi harga pangan secara lebih luas, papar Bank Dunia.

Dengan perkembangan tersebut, Bank Dunia memperkirakan inflasi utama Indonesia akan mencapai rata-rata sekitar 3% pada tahun 2024.

 


Apa yang Dimaksud dengan Pertumbuhan Ekonomi?

Volume perdagangan juga diperkirakan meningkat dari 2,4 persen pada 2023 menjadi 3,5 persen pada 2024. Dengan prospek ekonomi yang membaik, kinerja ekspor pada tahun depan diharapkan dapat kembali menguat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Peningkatan ini diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan nilai total semua barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri dalam periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan bahwa negara tersebut mengalami peningkatan aktivitas ekonomi, seperti peningkatan produksi barang dan jasa, peningkatan konsumsi rumah tangga, dan peningkatan investasi.

Hal ini dapat mengarah pada peningkatan standar hidup masyarakat, terciptanya lapangan kerja baru, dan pengurangan kemiskinan.


Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi?

Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Berdasarkan data Kementerian Investasi, ekonomi AS per kuartal III adalah 1,8%, sementara ekonomi Korea Selatan adalah 3,1%. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Beberapa faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi antara lain:

  • Peningkatan investasi: Investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Peningkatan modal manusia: Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dan produktivitas mereka, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Peningkatan stabilitas politik dan ekonomi: Stabilitas politik dan ekonomi dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi.
  • Kebijakan pemerintah yang tepat: Kebijakan pemerintah yang tepat, seperti kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu berarti kesejahteraan yang merata bagi semua orang. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan juga penting untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan polusi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Ringkasnya, pertumbuhan ekonomi adalah indikator penting untuk mengukur kemajuan ekonomi suatu negara. Dengan memahami faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan menerapkan kebijakan yang tepat, negara dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya