Liputan6.com, Jakarta - Gejolak geopolitik belum selesai dan bahkan diperkirakan akan berlansung berkepanjangan. Tentu saja masyarakat mencari instrumen investasi yang aman di tengah gejolak ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, saat ini, emas dan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi instrumen investasi paling aman sekaligus menguntungkan.
Aset investasi emas menjadi buruan karena merupakan instrumen investasi paling aman (safe haven). Hal ini terus mendorong harga emas ke level tertinggi. Setali tiga uang, instrumen dolar AS menjadi pilihan karena terus mengalami tren penguatan dibandingkan mata uang utama dunia lainnya. Penguatan mata uang dolar AS ini dipicu oleh kebijakan The Fed untuk mempertahankan era suku bunga tinggi.
Advertisement
"Kemudian peningkatnya ketidakpastian, tingginya inflasi, dan mundurnya ekspektasi (penurunan suku bunga) The Fed ini telah mendorong investor beralih ke aset safe haven emas maupun dolar," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Senin (24/6/2024).
Oleh karena itu, Airlangga memproyeksikan harga emas dan dolar AS akan terus mengalami kenaikan ke depan. Mengingat, masih belum ada sinyal penurunan suku bunga oleh The Fed di tengah ketegangan geopolitik dunia.
"Harga emas diperkirakan terus meningkat," tandasnya.
Melansir Business Insider Presiden Yardeni Research memprediksi bahwa harga emas bisa naik hingga menjadi USD3.500 atau sekitar Rp 57 juta pada akhir 2025. Artinya harga emas ini bisa naik hingga 50 persen dari harga di pasar spot pada Mei 2024.
Dia menyebut, tren kenaikan harga emas ini dipicu oleh inflasi yang memiliki pola seperti pada 1970-an. Saat itu, harga-harga barang mulai melonjak dan mendorong harga emas dari USD35 per ons ke puncak tertinggi saat itu USD665 per ons.
"Harga emas melonjak di level tertinggi bulan lalu. Siklus kenaikan mengingatkan kita pada inflasi besar pada 1970-an, ketika harga emas melonjak," ujarnya.
Dengan pola yang sama, harga emas diprediksi menembus level USD3.000-3.500 per ons pada 2025 mendatang. Kenaikan ini sekitar 50 persen dari harga logam mulia yang dijual tahun ini.
"Ini akan menjadi target realistis untuk emas hingga tahun 2025," tegasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Meneropong Harga Emas Dunia hingga 2025
Harga emas dunia alami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini juga membuat instrumen investasi emas menjadi buruan.
Tren kenaikan emas masih terjadi di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Sejumlah pihak meyakini emas masih tetap akan menguntungkan untuk dijadikan investasi. Mengutip laman Business Insider Presiden Yardeni Research perkirakan harga emas bisa naik hingga menjadi USD 3.500 pada akhir 2025. Artinya harga emas ini bisa naik hingga 50 persen dari harga di pasar spot pada. Mei 2024.
Dia menuturkan, tren kenaikan harga emas ini dipicu oleh inflasi yang memiliki pola seperti pada 1970-an. Saat itu, harga-harga barang mulai melonjak dan mendorong harga emas dunia dari USD 35 per ounce ke puncak tertinggi saat itu USD 665 per ounce.
"Harga emas melonjak di level tertinggi bulan lalu. Siklus kenaikan mengingatkan kita pada inflasi besar pada 1970-an, ketika harga emas melonjak," tutur dia.
Dengan pola sama, harga emas diperkirakan menembus level USD3.000-3.500 per ounce pada 2025. Kenaikan ini sekitar 50 persen dari harga logam mulia yang dijual pada 2024.
"Ini akan menjadi target realistis untuk emas hingga tahun 2025," tegasnya.
Melansir laman Antam, harga emas pada perdagangan Kamis pagi, 20 Juni 2024 mengalami kenaikan Rp6.000 per gram. Dengan ini harga logam mulia dengan berat 1 gram dijual Rp1.355.000.
Advertisement