Liputan6.com, Jakarta BUMN Holding Pertambangan Indonesia MIND ID konsisten mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan dominasi penguasaan mineral di Indonesia.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo menerangkan bahwa pemerintah telah menetapkan 47 komoditas mineral yang masuk dalam klasifikasi mineral kritis dan 22 komoditas mineral strategis.
Advertisement
Dari klasifikasi itu, Anggota Grup MIND ID saat ini menguasai sedikitnya 14 mineral yang dapat mendukung pengembangan EV battery ecosystem.
Dia menuturkan ekosistem kendaraan listrik menjadi salah satu industri strategis utama yang tengah diperkuat oleh pemerintah. Untuk itu, MIND ID selaku perusahaan milik negara akan terus memastikan pemenuhan mineral kritis di dalam negeri untuk mendukung industri tersebut.
“MIND ID mendukung pengembangan industri strategis di Indonesia yang dalam hal ini EV Battery Ecosystem. Itu yang kita kelola baik dari upstream, midstream hilirisasi sampai penguasaan pasar yang perlu kita kelola tata niaganya,” katanya.
Dilo menyampaikan, kebutuhan mineral untuk memproduksi baterai kendaraan listrik cukup besar. Setidaknya dalam satu EV battery mengandung 33,34% grafit/karbon, 25% nikel, 19,23% aluminium, 12,82% tembaga, serta mangan, kobalt dan lithium dengan masing-masing 3,21%.
Dalam konteks ini, MIND ID optimis permintaan komoditas mineral untuk kendaraan listrik akan terus meningkat. Besarnya permintaan ini turut mengerek kebutuhan sekaligus harga mineral yang dimiliki Indonesia mulai dari nikel, timah hingga aluminium.
Penerbitan Regulasi
Oleh karena itu, Dilo berpendapat kondisi ini perlu disikapi dengan penerbitan regulasi yang mengatur tata kelola dan tata niaga mineral kritis dan strategis di dalam negeri.
“Kita juga perlu mengontrol demand supply dunia. Apalagi kita sebagai pemain utama dalam konteks supply chain (komoditas mineral) dunia. Makanya (misalnya) begitu timah RKAB tersendat, harga (di pasar dunia) langsung naik,” terangnya.
Sementara itu, Senior Vice President Macquarie Group Dony Setiady menyebut Indonesia, melalui MIND ID, memiliki peluang dalam pengembangan mineral kritis.
"Kalau kita melihat dari sisi MIND ID resources-nya sudah cukup banyak dan kita lihat Indonesia di tahun 2023 sudah menyuplai 55 persen kebutuhan nikel global dan pada 2029 diprediksi akan meningkat 75 persen sampai 80 persen," kata Dony.
Advertisement
Ekosistem Baterai
Menurutnya, peran Indonesia sangat krusial dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik global.
Selain peningkatan permintaan global untuk nikel, permintaan untuk komoditas mineral lain seperti tembaga pun juga diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya.
"Sehingga sebetulnya posisi MIND ID ini sangat strategis sekali karena memiliki (sumber daya) kebutuhan mineral di masa mendatang," jelas Dony.