Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini beredar kembali pesan berantai yang menyebutkan beberapa produk MSG (Mono Sodium Glutamat) dan mie instan yang mengandung bahan tidak halal. Berita tentang MSG yang tidak halal ini adalah berita lama yang kembali dihembuskan.
Menanggapi hoaks yang kemunculannya seolah rutin beberapa waktu sekali tersebut, Ketua Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) Satria Gentur Pinandita mengatakan, dapat dipastikan bahwa berita tersebut tidak benar.
Advertisement
"Karena semua brand MSG yang dihasilkan para anggota kami telah mendapatkan sertifikasi halal resmi dari Lembaga yang diakui oleh pemerintah," tutur dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/6/2024).
Satria menambahkan saat ini masyarakat sudah semakin cerdas dalam membaca berita, penting sekali untuk melakukan cek ricek ketika menerima sebuah informasi supaya jangan sampai termakan oleh berita hoaks yang tidak benar yang dapat meresahkan dan merugikan industri pangan di Indonesia.
"Kami ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang terus Anda berikan kepada kami. Kami siap menjawab segala pertanyaan atau kekhawatiran yang mungkin Anda miliki terkait dengan produk-produk kami," tutupnya,
P2MI juga memastikan setiap anggotanya memiiliki perhatian dalam isu keamanan pangan dan sangat concern untuk memberikan edukasi yang benar mengenai MSG serta peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Mendag Jajaki Pemasaran Produk Halal di Jepang
Di sela rangkaian G7 Trade Ministers’ Meeting, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau pelaksanaan bazar produk halal yang dilaksankan rutin setiap bulan oleh Masjid Istiqlal Osaka (MIO), di Osaka, Jepang, pada Sabtu (28/10/2023). Produk-produk halal yang ditampilkan pada bazar merupakan produk yang dihasilkan tujuh pelaku usaha Indonesia yang merupakan diaspora Indonesia di Jepang.
“Keikutsertaan diaspora Indonesia di Osaka ini memberikan angin segar bagi upaya pemerintah untuk mengembangkan Indonesia sebagai pusat perdagangan produk halal dunia. Pada 2024, konsumsi muslim dunia diproyeksikan mencapai USD3,2 triliun. Jadi, ini kesempatan baik yang harus dimanfaatkan oleh diaspora Indonesia di Osaka,” ungkap Mendag Zulhas.
Peninjauan pelaksanaan Bazar MOI ini mengawali rangkaian kunjungan kerja Mendag Zulkifli Hasan ke Jepang yang dijadwalkan berlangsung selama satu hari pada 28 Oktober 2023.
Produk-produk yang ditampilkan dalam bazar MIO yaitu pakaian (clothing)/merchandise, bawang goreng, kerupuk, pia, aneka makanan siap saji, pakaian muslim, hingga jasa kecantikan.
Selain itu, di lantai 1 MOI terdapat MIO Halal Mart yang menyajikan berbagai produk makanan dan minuman serta kebutuhan halal lainnya bagi para konsumen. Produk-produk di MIO Halal Mart ini ada yang diimpor dari Indonesia maupun diproduksi langsung oleh para diaspora Indonesia di Osaka.
Selain kegiatan bazar halal, sejak pertengahan tahun 2023, tengah dijajaki mesin penjual otomatis khusus untuk produk halal (halal vending machine) di halaman MIO yang merupakan hasil kerja sama dengan MIO dan ITPC Osaka.
“Kami memberikan dukungan dan fasilitasi serta dorongan ke para diaspora Indonesia di Jepang, khususnya di Osaka Jepang untuk mengembangkan produk makanan dan minuman halal,” jelas Dicky.
Advertisement
Sudah Berdiri Satu Tahun
Masjid Istiqlal Osaka berdiri pada 12 Januari 2022 dan merupakan satu-satunya masjid di Osaka. Masjid ini memiliki daya tampung hingga 1.500 orang. Masjid Istiqlal Osaka berdiri karena bertambahnya jumlah masyarakat muslim Indonesia di Osaka dan sekitarnya.
Populasi warga negara Indonesia di wilayah Kansai yang mencakup Osaka, Kyoto, Kobe, Nara, Wakayama, Shiga, dan Mie tercatat sebanyak 5.679 jiwa dengan 70 persen diantaranya muslim.
Untuk informasi, turut mendampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan antara lain Duta Besar RI Tokyo Heri Alhmadi, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bara K. Hasibuan, Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasari, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka R.M. Dicky Farabi, dan Ketua Yayasan MIO Herizal Adhardi.